Bab II | Koper Mayat : bagian 4

23 16 12
                                    

«∞»

𝕳𝖎𝖕𝖔𝖙𝖊𝖘𝖎𝖘

𝔑𝔬𝔱 𝔧𝔲𝔰𝔱 𝔞𝔫 𝔬𝔯𝔡𝔦𝔫𝔞𝔯𝔶 𝔰𝔱𝔬𝔯𝔶

«∞»

Aku dan David diantar oleh Archer pergi ke bandara.

Kami langsung menuju ke toko kue yang sudah ditunjukkan tempatnya oleh Adira.
Sampai disana, kami dihadapkan dengan penjual tokonya. Eh, maksudnya penjual kue.

"Selamat datang, apa yang bisa saya bantu, disini? Apa kue ulang tahun untuk adik kecil kalian? Atau kue untuk pesta besar? Tulis pesanan kalian disini, dan kalian bisa menunggu di kursi sebelah sana yang kosong!" Pria itu sangat bersemangat dalam menjajakan jualannya.

"Em ... kami disini bukan untuk membeli, boleh kami minta waktunya sebentar?!" Pria itu hanya menatap acuh tak acuh pada kami.

"Kami Biro dari markas besar EGH, aku Agen Jack Archer, ini David Jones, dan ini Ezra Ardianto. Kami ingin bicara dengan anda!"

Archer menunjukkan logo Biro EGH padanya.

Pria itu keluar dari toko dan mendekati kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu keluar dari toko dan mendekati kami. "Kalian bisa duduk disebelah sana."

Kami segera menuju meja yang dituju, agak jauh dari toko. Hanya Aku dan pria itu yang duduk. Setelah beberapa pertanyaan tentang identitas. Aku langsung mulai pada intinya.

"Tn. Bred, kami menemukan selembar poster toko kue anda di dalam sebuah koper yang berisi mayat! Apa anda bisa menjelaskan?!"
"Semua orang bisa saja memiliki brosur itu, kan? Aku tidak terlibat apapun dalam kasus pembunuhan itu!"

"Koper itu berasal dari luar, dan baru sampai, tidak mungkin pemiliknya mendapatkan brosur itu duluan!"

"Mungkin saja, jika seseorang memberikan brosurnya!"

"Oh, begitu ya? Tn. Bred, tidak ada satupun dari kami yang berkata bahwa kasus ini adalah pembunuhan, dari mana Anda tahu?"

"Berita itu sudah tersebar dengan cepat di seluruh bandara ini, kalian tidak bisa menuduhku! Kalian tidak berguna hanya membuang waktuku saja, jika sudah selesai, ambil ini dan pergi!"

Pria itu melempar sekotak cookies padaku, yang membentur wajahku dengan keras.

David menghampiriku. "Kau tak apa, Ezra?! Kau baik-baik saja 'kan? Tidak terluka?" David meraba-raba wajahku, seolah aku barang berharga dan takut aku lecet. Kurasa ini berlebihan.

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang