Bab IV : Kejanggalan Di Trans-Siberia: bagian 4

12 8 4
                                    

«∞»
𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎
«∞»

Sebelumnya ....

Lihat, aku benar-benar menyelamatkannya, Tasher yang malang, apakah dia akan keberatan jika aku sedikit menertawakannya?

"Yeah, ... em, your welcome, maybe? Aku hanya ingin bertanya soal para kondektur yang tidak mengetahui adanya keributan di gerbong belakang, kemana mereka pergi?" tanyaku.

***

Tasher menopang dagu dengan sebelah tangan, ia terlihat berpikir, apa dia lupa?

"Oh ya, tentu saja, Pak. Ada keributan juga di gerbong bagian depan, dan hal itu seperti tiba-tiba saja, ada yang salah dengan pelayanan, ada yang membuat gaduh dengan saling bertengkar, dan ada asap yang membuat beberapa orang panik, jadi para kondektur akan segera bergegas pergi ke gerbong depan, kami rasa akan ada kebakaran, tetapi tidak, tidak ada yang terjadi. Sekarang aku berpikir, Pak, apakah itu disengaja?" terang Tasher, sepertinya dia juga mulai penasaran.

"Aku menemukan sebuah barang bukti di bawah kursi tempat korban ditemukan, pistol yang sudah dimodifikasi dengan peluru yang menimbulkan asap, terungkap bahwa memang ada yang mengalihkan perhatian para kondektur ke depan. Masalahnya nomor seri pada pistol itu hilang, dan terlalu banyak sidik jari yang bertumpuk-tumpuk, sulit untuk di ungkap."

Tasher terlihat mengangguk-angguk setuju dengan pernyataanku. "Bagaimana dengan dua orang mencurigakan yang dikatakan Feliks? Apa Anda sudah menemui mereka?" tanya Tasher.

"Belum, aku tidak sempat bertemu mereka, mereka seperti lenyap saat aku mencari kemana-mana. Jadi katakan pada Feliks bahwa aku sedang membutuhkan dia, suruh dia membawa dua orang yang mencurigakan tadi ke TKP."

"Baik, ... saya akan segera mencarinya," ucap Tasher.

Aku menepuk pundaknya pelan. "Dan apakah kau berada di gerbong-gerbong depan saat kejadian itu terjadi? Kau melihat semua kondektur ada disana?" tanyaku.
Tasher mengangguk. "Ya tentu saja, tetapi saya baru melihat Feliks saat teman wanita Anda memanggil saya, dia terlihat panik, tapi saya rasa itu normal karena semua kondektur juga sedang panik disaat seperti itu," jelas Tasher.

"Ya baiklah, terima kasih. Tolong segera cari Feliks, ya?"

"Baik, Pak. Permisi."

Tasher segera pergi, aku juga kembali pergi ke kursiku.

Feliks, ... apa mungkin dia terlibat? Jika terjadi kebetulan, itu kebetulan yang terlihat direncanakan, apakah ini pembunuhan berencana?

Asap itu pasti dari tembakan peluru, memang terlihat jelas ada beberapa lubang di beberapa pintu, ada bukti bahwa hal ini mulai terlihat direncanakan oleh seseorang atau mungkin dua hingga tiga orang lebih. Tunggu, ada yang salah dengan pelayanan dan ada yang membuat gaduh, kurasa aku harus bicara pada pelayan yang salah dan orang yang membuat gaduh.

Ezra POV end_

Adira masih duduk di sana bersama Nindy, mereka berdua hanya terdiam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Dari laptopnya, Adira terlihat sedang menunggu balasan dari sebuah pesan yang lumayan panjang darinya, tetapi itu tak kunjung dibalas setelah 30 menit yang lalu, dan ia mulai gelisah.

Nindy mengeluarkan iPadnya dari tas yang ia bawa, membuat coretan dan hitungan angka disana, ia terlihat merancang atau mempertimbangkan sesuatu agar menjadi sebuah kesimpulan penting.

"Adira, apakah menurutmu mungkin jika gerbong ini sengaja dikosongkan? Dengan itu ada banyak orang pada gerbong tempat kita duduk dan pembunuhan ini direncanakan, akan ada campur tangan seorang atau lebih kondektur yang ikut serta dalam pembunuhan ini?" tanya Nindy masih menatap layar iPadnya.

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang