Bab VII | This is Our Case : bagian 1

11 4 26
                                    

«∞»

𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎

«∞»

*Not: karena lokasi saat ini ada di Indonesia, maka dialog percakapan saat orang luar atau (anggota EGH, Snake Gangster, dll) bertemu dengan orang Indonesia, maka mereka akan mengunakan bahasa asli yaitu inggris tanpa di terjemahkan. Tetapi saat berdialog sesama anggota EGH atau Snake Gangster (orang luar) akan saya beri dialog dengan bahasa Indonesia saja untuk mempermudah. Karena sejak awal seharusnya cerita ini mengunakan bahasa inggris tetapi akan sangat susah tentunya. Jika tidak faham dengan dialog bahasa inggris bisa di translate saja, saya juga translate kok.
Untuk POV Ezra (orang luar) seharusnya memang mengunakan bahasa inggris, tetapi untuk mempermudah pembaca, Ezra memang tidak mengerti bahasa Indonesia tetapi ia berbicara dalam POV dengan bahasa Indonesia kecuali saat berdialog. Kalau nggak faham, baca aja sudah.




Indonesia, 08.27_

Ramai seperti biasanya, suara mobil dan sepeda motor yang ada dimana-mana, panas sekali. Seolah-olah lapisan ozon di atas Indonesia benar-benar menipis dan pemanasan global terjadi lebih cepat disini, tetapi untungnya masih ada beberapa pohon yang ditanam di pinggir jalan, setidaknya itu memberikan oksigen tambahan untuk dihirup oleh 273,52 juta jiwa yang tinggal di Indonesia.

Restoran penjual makanan cepat saji itu baru saja dibuka dan belum ramai pengunjung yang datang untuk membeli, hanya beberapa orang yang terlihat disana tengah menikmati sarapan paginya dengan berbincang berbagai hal, sebagian besar dari mereka adalah perempuan yang berjumlah tiga orang dan dua lainnya adalah laki-laki.

Laki-laki berambut hitam yang tampaknya sedikit di cat putih di beberapa bagiannya itu nampak sedikit marah, ia mengerutkan keningnya menatap perempuan di seberang mejanya.

"Serius? Nggak bisa gini lah, lu pikir kita ini join mau cari mati?" ucapannya.

Ia adalah Budi, badannya yang terlihat kekar jelas ia yang paling kuat di antara mereka.

Perempuan itu hanya memberi tatapan malas dan menanggapi perkataan laki-laki itu dengan santai. "Ayolah, kalian bergabung juga sudah memiliki perjanjian bukan? Kalian akan mendapatkan imbalan besar dari orang itu!" ucap perempuan berambut hitam pendek dengan mata birunya.

"Siapa orangnya?" tanya laki-laki lainnya.

Rambut hitamnya disisir rapi menyamping kebelakang, warna mata hitam kecoklatannya menatap lurus pada perempuan bermata biru itu. Nampaknya hanya ia sendiri diantara yang lain yang tidak memesan satupun makanan atau minuman, Diez namanya.

"Tentu saja Bos Gangster! Kalian tahu Snake Gangster kan?" ucap perempuan bermata biru itu, sedikit kesal karena sudah ketiga kalinya ia mengulang siapa yang menjamin bayaran mereka, mungkin tidak didengar.

Perempuan lain berpakaian tertutup itu sedikit menggebrak mejanya. "Wah anjir! Serius lu? Snake Gangster yang sempat hilang itu? Muncul lagi berandalan Amerika itu?" ucapannya begitu terkejut, ia dipanggil Lili.

Perempuan bermata biru itu memutar matanya malas. "Percayalah, mereka jauh lebih besar sekarang! Tugas kalian kan cuman untuk mengamankan pewaris tunggalnya saja," ucapnya.

Itu adalah Adira yang kita kenal.

"Wuih, pewaris tunggal! Anak tunggal kaya raya nih! Ganteng nggak? Orang asli Amerika kan? Hehe," ucap perempuan lainnya bersemangat begitu mendengar kata 'kaya'

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang