Bab I | Ular Rumah Tangga : bagian 4

27 19 10
                                    

«∞»
𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎
«∞»


"Dengar, aku tidak suka ini. Jika kau tidak berhenti, aku tidak segan-segan mematahkan kedua tanganmu. Dasar menjijikkan!" ucapku tepat di samping telinganya.

Tapi David agak kasar, dia menarik bahu Lisa dan membawanya keluar, melemparnya dari ruang interogasi, dan menyuruh para petugas membawanya.

David kembali menatapku. "Kenapa kau diam saja, Ezra?! Secara tidak langsung ia sedikit melecehkanmu! Menyentuh tubuhmu! Apa yang Kau pikirkan?!" David terlihat sangat marah padaku.

"Diamlah David! Aku hampir saja mematahkan lengannya tadi! Dia akan menuntut jika aku berbuat melebihi batas! Aku sudah memperlihatkannya, agar ia segera pergi dengan cara baik-baik."

Baru kali ini aku berani bicara dengan terus terang, pada seseorang, siapapun itu. Aku tidak pernah mengungkapkan apa yang kurasakan.

"Ezra ..." Suara David kini me-melan, tatapannya begitu dalam.

Ia perlahan mencondongkan badannya mendekat ke arahku, aku tak bisa berpikir apa-apa sampai David membuatku terkejut dengan pelukannya, yang begitu erat. Dan ... kecupan di pipi kiri ku. Apakah David terkejut dengan apa yang kukatakan?

"Aku hanya mengkhawatirkanmu, Ezra. Maaf, aku tidak bermaksud marah. Aku hanya ingin melindungimu dari bahaya, itu saja." ucapan David membuatku terkejut dua kali lipat, bukan, kurasa tiga kali lipat.

Lima menit ini masih berlangsung, membuatku senam jantung, dan aku tak paham apa maksudnya!

"Ezra, David?! Kalian di dalam?!"
Sebuah suara terdengar dari luar. Aku tak yakin itu siapa, terdengar seperti Bu kepala.

David pun melepaskan pelukannya, menata bajunya yang agak kusut dengan cepat, dan membuka pintu.

"Sedang apa kalian di dalam?!"

Aku masih mematung ditempat, tapi terlihat jelas kalau itu Bu kepala.

"Ee ... kami hanya mendiskusikan tentang kasus ini, Helia. Ada apa?!" ucap David.

Aku mulai menyadarkan diri dan melangkah mendekati mereka. "Ehem ... i- iya, David benar, Bu kepala. Kami baru saja akan keluar dari sini ...."

«∞»

Saat hendak berbelok masuk kantor aku ingat, telah memberikan foto itu pada Lorens, mungkin saja ada petunjuk tersembunyi disana.

"Ya ... Ezra! Aku membutuhkan bantuan James tadi. Dan disimpulkan bahwa ini bisa saja dari si pembunuh. Fotonya memang foto Lisa bersama tn. Tommy Lenover, tapi tulisannya bukan dari Lisa, kau pasti mengira itu Lisa, dan ada, sedikit lendir atau apalah, dan aku bisa memastikan bahwa pembunuhnya bermata hijau."

"Jika bukan Lisa, lalu siapa?" tanyaku bingung.

"Kurasa kita harus mencari beberapa petunjuk lagi." David menaruh lengannya melingkar di leherku dan menarikku keluar.

Ruang autopsi _

Aku hampir lupa, bahwa aku belum mendengarkan hasil otopsinya.

"Kau kembali ternyata. Mungkin kau sudah mengetahui banyak hal. Bahwa korban diracuni dari makanan, dan diracuni bisa ular. Sebelumnya korban sempat dipukul dengan benda tumpul di bagian kepala. Membuatnya 'tak sadarkan diri. Butuh tenaga ekstra untuk memukulnya. Kemungkinan pembunuhnya sering berolahraga."

"Ok, kita kembali ke TKP awal, sayang ... Ayo cepat!"

Tak berlama-lama, di sana aku menemukan sebuah tongkat bisbol yang terselip di antara pot-pot bunga.
Ada darah di ujung tongkatnya, aku segera mengambil sampel dan mengajak David kembali ke laboratorium, Lorens.

«∞»

Satu jam kami menunggu, sesekali kami merundingkan tentang profil-profil tersangka.

"Semua tersangka memiliki alasan yang kuat untuk membunuh korban! Bagaimana menurutmu?" Aku meminta pendapat David.

"Ya ... Tn. Lenover bisa saja membunuh istrinya karena selingkuh dan tidak memperhatikan anak mereka. Lalu apa mungkin, kalau Emil membunuh korban hanya karena ... em, kurasa Emil tidak bersalah, bukti padanya juga kurang kuat. Oh, iya ada tn. Greg Bennett, tapi mana mungkin ia membunuh hanya karena ditolak tidur bersama. Lalu Lisa, dia juga bisa membunuh korban karna, ya ... kesal mungkin?!"
"Kurasa yang paling cocok adalah tn. Lenover dan Lisa, kira-kira siapa?!"

Tok tok tok ...

"Masuk!"

Wajah Hanna nampak dari balik pintu, senyuman manisnya terukir di wajahnya.

"Maaf mengganggu kawan, Lorens memanggil kalian!"

"Ah ... Terimakasih Hanna, kami akan segera ke sana!" ucap David, dan Hanna segera menghilang di balik pintu.

Aku berdiri mengikuti David, oh, lebih tepatnya berjalan di sampingnya.

***

"Nah, jadi katakan, apa yang kau dapatkan, Lorens?!" ucapan David membuat Lorens tersenyum dan segera berkata.

"Ya ... Itu tidak cocok dengan darah korban, jadi kemungkinan itu darah pembunuhnya. Aku sudah bertanya pada Grace, tongkat bisbol itu memang yang digunakan oleh pembunuhnya. Dan bisa disimpulkan bahwa pembunuhnya memiliki golongan darah -A!"

Saatnya menangkap pembunuhnya. Aku sudah membandingkan berkali-kali profil tersangka dan pembunuhnya. Dan tak disangka itu adalah suaminya sendiri.

«∞»

"Tn. Lenover, anda ditangkap, atas pembunuhan yang anda lakukan terhadap istri anda sendiri!"

"Kalian TIDAK BISA menangkapku! ORANG ITU PANTAS mendapatkan yang SETIMPAL!!!"

"Semua alasan anda, bisa anda gunakan untuk melawan di pengadilan, tapi aku yakin Hakim akan membuat keputusan yang tepat!"

Kami membawanya ke pengadilan, aku tak mengerti, sempat sekali orang ini menyewa pengacara, bahkan Lisa dan Andrew datang ke sana.

Author POV _

Suasana disana begitu menegangkan, walau ini bukan pertama kalinya Ezra datang kemari, ia berkeringat dingin karena gugup.

"Tn. Tommy Lenover, anda dituduh telah membunuh Jane Lenover, istri anda sendiri? Apa pembelaan, anda?" Suara hakim menggema di sekitar sana.

"Bersalah yang mulia, tapi Jane mendapatkan balasan yang SETIMPAL, atas semua yang ia LAKUKAN TERHADAP AKU DAN ANAKKU!!" tn. Lenover begitu marah.

"Tolong biarkan pengacara anda yang berbicara!" Hakim itu kembali bicara.
Tn. Lenover kembali duduk dan pengacaranya berdiri untuk bicara.

"Kami mengaku bahwa telah membunuh, Jane. Tapi Jane bukan hanya berselingkuh dengan satu pria seperti yang anda ketahui, sebagian besar pria di kota ini pernah menjadi selingkuhannya! Ia terus menguras harta, Tomy Lenover, dan tidak peduli terhadap anak kandungnya sendiri! Ia bahkan memperlakukan Lisa Rosalina seperti asisten pribadi, padahal Lisa hanya pengasuh Andrew Lenover!"

"Anda memang benar, tapi pembunuhan tetap pembunuhan, hukum juga berjalan, setiap pelanggaran ada konsekuensinya, mungkin anda pernah mendengar bahwa "tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan kekerasan" jadi, hukum menetapkan, divonis penjara selama 20 tahun. Dan sidang hari ini ditutup!" ucap Hakim mengetuk palu.
Sidang pun selesai, semua orang mulai berdiri meninggalkan gedung.

Tn. Lenover dibawa pergi ke penjara, sementara aku dan David kembali ke kantor untuk membuat laporan dan sebagainya.

«∞»
𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎
«∞»


Bersambung ...

Apakah hukuman tersebut terlalu kejam? Atau memang tn. Lenover mendapatkan hukuman yang setimpal? Menurutmu?

Setelah ini selesai, apa yang terjadi? Tidak mungkin ini berakhir begitu saja kan?

Terimakasih sudah mampir untuk membaca, tinggalkan jejak bintang dan komentar sangat berharga.

Sampai jumpa di capter selanjutnya.

Salam_ Keisha Adira 😁

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang