Bukan Akhir | Kasus ditutup

15 4 25
                                    

«∞»

𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎

«∞»

09.00

Anggota inti EGH tengah berkemas untuk keberangkatan mereka menuju markas besar EGH, ada kasus arthur yang sudah menunggu mereka di sana.

David dan Archer tengah menyiapkan koper mereka yang' tak kunjung selesai karena obrolan dan candaan yang begitu tidak berguna, sementara itu Ezra nampak tengah berbincang dengan Ilona di samping pintu sedikit menjauh dari yang lainnya.

Ezra berdeham pelan, memegang bahu kanan Ilona agar ia lebih menepi. Ezra memang banyak berubah akhir-akhir ini soal dirinya yang anti sosial.

"Ilona, tidak bisakah kau tangani sendiri kasus Arthur? Aku tahu Arthur sudah menyerahkan dirinya sendiri dan mengakui bahwa dirinya melakukan kesalahan, EGH pasti sedang kacau sekarang. Tapi ada hal lain yang ingin aku kerjakan disini, bisakah?" tanyanya berhati-hati, dirinya sendiri masih cukup takut dengan sifat Ilona yang senang sekali marah padanya.

Ilona mengangkat kedua alisnya. "Aku bisa saja menyelesaikannya sendiri, aku punya hak penuh di EGH pusat, tetapi apa kau yakin menyelesaikan hal itu sendiri?" tanyanya balik, ia sendiri masih menganggap Ezra yang memiliki kesulitan untuk bersosialisasi.

Belum sempat Ezra menjawabnya, Ilona kembali bicara. "Biar aku ingatkan kau Ezra, kau sudah menjadi salah satu dari inti EGH, dan kau baru saja mewarisi apa yang ditinggalkan Mr. Ace termasuk Snake Gangster.

Aku tidak yakin Hans akan membiarkanmu pergi begitu saja meninggalkan Snake Gangster yang belum terarah, atau jika Hans haus kekuasaan maka ia akan mengambil alih hak mu," ucapnya.

Ezra mengangguk cepat dan sedikit menggigit bibir bawahnya. "Ya, aku tahu soal itu. Papa sudah menitipkan padaku semua kemungkinan yang akan menjadi milikku, aku hanya menunggu Hans untuk berbicara soal itu.

Lagian aku tidak ingin terlibat dengan Snake Gangster lagi apalagi jika sampai aku menjadi bos baru mereka," ucap Ezra, secara tidak langsung ia memang sudah dicap sebagai bos Snake Gangster selanjutnya sebagai pewaris Ace yang merupakan papa kandungnya.

Ilona memiringkan sedikit kepalanya dan memanyunkan bibir bawahnya. "Itu terserah kau saja, jika ada masalah yang terjadi kau selalu punya kami untuk membantumu," ucap Ilona. Tangannya sontak menepuk bahu Ezra memberi kepercayaan.

Ezra mengangguk, ia melepaskan pegangannya dari bahu Ilona, sedikit mengulum senyumannya merasa masih ada orang baik yang dapat ia percaya disini.

"Em, memangnya hal apa yang membuatmu ingin berada di sini?" tanya Ilona lagi.

Ezra menelan ludahnya berdecak pelan. "Ini soal Diez. Aku sudah bicara pada Budi, dan setelah semalam Diez tiba-tiba menghilang kurasa aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Aku sempat kembali ke gedung itu tadi pagi, aku hanya menemukan bungkus dan tongkat permen lolipop yang selalu ia makan.

Aku juga tidak dapat menghubunginya sama sekali, sepertinya ponsel Diez tidak aktif jadi tidak dapat dilacak," jelas Ezra soal masalahnya.

Mulut Ilona membentuk huruf O sembari mengangkat kedua alisnya. "Sepupu mu itu ya? Coba kau minta bantuan Adira untuk melacaknya," saran Ilona.

Ezra mengangkat kedua pundaknya. "Ya, aku ingin, tapi belum melihatnya sedari tadi," ucapnya sembari memutar bola matanya.

Ilona tersenyum miring. "Telpon saja, anak itu memang suka sekali keluyuran kemana-mana," ucapnya.

"Ah, iya juga," ucap Ezra. Ia lantas mengeluarkan ponselnya untuk mengirimkan pesan pada Adira.

Budi berada diluar bersama Lili dan Aliyah, mereka bertiga justru nampak begitu gelisah karena 'tak biasanya Diez menghilang begitu lama.

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang