Bab VII| This is Our Case : bagian 3

7 4 2
                                    

«∞»

𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎

«∞»


"Excuse me, have you seen Diez?" Tanya Ezra.

"Kamu siapa?" tanya perempuan itu masih kaget. "OMG ganteng nyaa, malaikat dari mana ini," ucapnya lirih.

Ezra tersenyum canggung pada perempuan itu. "Um, I can't speak Indonesian," ucapnya.

"Ya ampun, senyuman malaikat." Perempuan itu menggeleng cepat.

"Sorry, sorry, but who are you? Why are you here?" tanyanya beruntun.

"Oh, I'm Ezra, just arrived last night with Diez," jawab Ezra sedikit menjelaskan kedatangannya.

"Are you Diez's friend?" tanya perempuan itu lagi.

"We are cousins," jawab Ezra.

Perempuan itu menutupi mulutnya. "OMG! Berarti dia sepupuku juga dong, gila!" ucapannya lirih.

"Why?" tanya Ezra karena ia sedikit mendengar ucapan perempuan itu, ia juga tidak paham.

Lagi-lagi perempuan itu menggelengkan kepalanya cepat. "Sorry, it's nothing. Diez has been going out since this morning, he said he wanted to help my mother," ucapnya memberi tahu Ezra sembari mengarahkan jari telunjuknya ke pintu.

"Oh, okay thank you," ucap Ezra lalu pergi keluar.

Perempuan itu segera berlari memasuki kamar di sebelah kamar yang ditempati Ezra dan Diez. Ia menutup pintunya dengan rapat, begitu pula dengan wajahnya yang terlihat memerah.

"Ya ampun! Abang Diez nggak bilang kalo kita punya sepupu seganteng itu! Abang Diez ganteng sih, tapi gantengan dia! Siapa tadi ya namanya?!"

Perempuan itu merebahkan dirinya di kasur. "Gila! Cakep banget!" Ia menghela nafasnya dan memeluk bantal di sampingnya.

"Eh, tapi berarti yang semalam teriak-teriak nggak mau dia dong! Diapain dia sama Abang?!"

Ezra celingukan mencari Diez di depan rumah, ia benar-benar tidak menemukan Diez, ia malah melihat ibu-ibu yang sedang berkumpul membeli sayur keliling, atau kakek-kakek dan bapak-bapak yang ngopi di warung tetangga, dan anak-anak kecil yang bermain sepeda berlarian kesana-kemari.

Sebelum menjadi pusat perhatian, ia segera masuk kembali kedalam kamar dan mengutak-atik ponselnya, ia juga mengeluarkan sebuah laptop dan memulai sesuatu dengan itu, entah apa aku juga tidak tahu.

Cukup lama, sampai ia mendengar sebuah suara yang sangat familiar, itu suara perutnya yang lapar, daripada ia mencari makanan di rumah ini yang dia tidak tahu apa-apa lebih baik ia tetap di dalam kamar dan memilih untuk menelpon Diez saja.

"Halo,"  suara itu terdengar dari balik telepon.

"Hi, Diez, where are you?" tanya Ezra langsung.

"Aah Ezra, You're awake apparently, I'm in the market, helping aunt. You stay at home, okay? Don't run away!" Ucap Diez memperingati Ezra.

"Well, I hope you bring me something, I'm hungry," ucap Ezra.

"What do you want to eat?" Tanya Diez.

"Anything, like bread with jam, or bread and eggs," Jawab Ezra.

"Okay." Diez terlebih dahulu menutup panggilan karena ia akan membeli apa yang Ezra mau sebelum tantenya datang, iya wanita gemuk itu sedang berbelanja dan Diez yang mengantarnya ke pasar.

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang