Bab I | Ular Rumah Tangga : Bagian 1

121 26 28
                                    

«∞»
𝚆𝚎 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝙲𝚊𝚜𝚎
«∞»

POV Ezra.

Kantor Kepala Helia _

"Ezra, baru saja ada yang melapor dari daerah perumahan, telah terjadi pembunuhan disana, kuharap kau bisa menyelesaikan kasus kali ini," ucap Helia dengan tegas.

Aku hanya mengangguk dengan semangat.

"You will go with David."

Aku menengok ke belakang, tepat di balik pintu terlihat kepala David yang muncul dengan senyuman manis mengembang di wajahnya.

Ia masuk dan langsung menarik tanganku. "We're going first, Helia."

David adalah anggota kepolisian sama sepertiku, tetapi dia lebih senior. Umurnya terpaut tiga tahun lebih tiga  bulan, 21 tahun umurnya. Kami sudah saling mengenal sejak aku masuk kedalam departemen ini, karena David adalah keponakan dari Ibu Kepala, tentunya dia sering ikut selama ia tidak mengganggu.
Mobil kami sampai di TKP, tak disangka ternyata mayatnya ada di depan rumah.

"Wow, this is tragic, David! Kurasa mayatnya di cekik, iya 'kan?" aku memperhatikan bagian lehernya terlihat seperti ada guratan tali melingkar disana.

"Yeah, what do you see? Looks like there's a bite on his neck."

Gigitan dengan dua lubang itu nampak seperti gigitan ular, bisa saja wanita ini digigit ular lalu di cekik. "You're right, let's clean up this corpse."

David menatapku sebentar. "Aren't you scared?"

"Of course, not!"

David segera memalingkan muka, terlihat jelas ia menahan tawa.

"Hahaha ... You're cute when you're angry." dari wajahnya sudah jelas dia mengejekku."Oh iya, biar aku saja yang bereskan ini, tugasmu sekarang memeriksa di sekitar sini!"

Aku sedikit bingung. "Ee. ... what for?"

David terlihat gemas melihat poseku yang seperti itu. "Oh Ezra, tentu saja untuk mencari petunjuk. You should know that!"

Oh yes! Why didn't I think like that?! lousy base! Ezra payah! Aku lekas melihat-lihat sekitar, beberapa benda yang menurutku aneh kupungut dari tempatnya. Lalu bergegas mendekat kembali pada David.

"Oh, kau kembali, Ezra? What did you find, hmm?" ucapnya masih menengok layar ponsel.

"Ah ini, aku menemukan sebuah kotak dan ada sobekan kertas di dekat mayatnya tadi." Aku mengatakan semua temanku padanya.

"All right, great! Tugasmu sekarang membongkar kotak yang kamu temukan, dan jangan lupa satukan kertas itu, ya. Kalau kamu butuh selotip atau lainya ada di mobil. Dan tugasku adalah mengatur pekerjaanmu selanjutnya, see?"

"Eh hey, are you not helping me?"

David masuk ke mobil, bukankah dia harus membantuku.

"Aku sudah membantu bukan? Tapi kau harus kerjakan bagian itu, karena yang itu sudah tugasmu!"

Huh baiklah.

We Have Case ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang