54. Berita

20.5K 3.6K 360
                                    

Ramaikan lewat komen ya gengs
.
.
.
.

Bagi Okis yang tidak pernah mendapat kasih sayang keluarga, Rimay adalah orang yang mengajarinya arti kasih sayang. Hatinya yang dingin bisa menjadi hangat hanya dengan bersama Rimay. Sosoknya begitu dalam tertanam di hati. Terukir sebagai salah satu orang yang sangat berharga.

Perpisahan antara Rimay dan kakaknya tidak hanya menjadi luka bagi dua orang itu. Tapi juga untuknya. Hidupnya kembali seperti dulu, makan berdua dengan Ravin tanpa ada kata. Sepi. Ada sesuatu yang hilang.

Ia melihat kursi kosong di depannya, seharusnya itu milik Rimay. Sudah dua minggu tidak bertemu, apa kabar mantan kakak iparnya itu? Dia menoleh ke jendela, sinar matahari muncul dari arah sana.

Okis berharap, di manapun Rimay, ia akan baik-baik saja. Sampai mereka bisa berkumpul kembali, meskipun ntah itu kapan.

"Makan," ucap Ravin. Sadar bahwa pikiran adiknya di tempat lain.

Pengumuman perpisahan mereka menjadi trending topik beberapa hari yang lalu, kabar pernikahan Ravin dan Valerie akan diumumkan awal bulan depan.

Okis khawatir dengan Rimay, hati mantan kakak iparnya itu pasti sangat terluka. Apakah bisa bertahan di situasi ini? Meskipun terlihat kuat, ia tahu bahwa Rimay gadis yang rapuh. Hatinya mudah terluka dan lembut.

"Apa kakak nggak khawatir sama Mbak Rimay?"

"Dia baik-baik saja," jawab Ravin. "Dari pada memikirkan Rimay, lebih baik kamu bersikap baik sama Aqila, Mama menelpon kemarin, katanya sedih karena kamu memperlakukan Aqila dengan buruk sampai dia trauma ke sekolah."

Ah, Okis lupa tentang itu. Adik perempuannya pasti trauma, wajar saja, dia dan teman-temannya sudah keterlaluan mengerjai. Waktu itu dia tidak tahu kenyataan tentang Aqila. Menganggap bahwa kehadiran gadis itu membuat Mamanya pergi bersama pria lain. Meninggalkan dia dan kakaknya.

Ravin berdiri, membenarkan jasnya dan berjalan keluar rumah. Berangkat ke kantor seperti biasa, pulang tengah malam dan terkadang tidak pulang. Jauh berbeda ketika masih ada Rimay di antara mereka.

Jika ada Rimay, pasti kakaknya itu pulang lebih awal bahkan sebelum jam kantor selesai. Bermesraan di mana saja hingga membuatnya jengah melihat orang bucin. Sekarang semuanya berubah.

Kakaknya itu melampiaskan rasa kesepian dan sakitnya pada pekerjaan, supaya lupa bahwa Rimay tidak bersama mereka lagi.

"Ah, padahal mereka yang pisah, tapi kenapa gue yang sakit hati?"

Okis meraih tasnya, berangkat ke sekolah mengendarai motor. Dia sudah memiliki KTP dan SIM beberapa bulan yang lalu. Ulang tahun ke 17 dirayakan ketika masih ada Rimay. Menjadi kenangan terakhir yang diabadikan dengan foto indah. Bertiga. Seperti keluarga.

Motor melaju dengan kecepatan sedang, pikirannya melayang tak tentu arah. Beban pikiran anak SMA itu tidak sebatas mengerjakan PR. Melainkan mencari cara membobol data Keluarga Siluet dengan aman.

"Kis, dari kemarin lo dicariin Kirana." Kenzi menghampirinya ketika sedang melepas helm di parkiran.

"Ngapain Ran nyariin gue?"

"Mana gue tahu," jawab Kenzi mengangkat bahu.

Okis mengacak rambutnya sendiri, turun dari motor dan berjalan masuk ke area sekolah. Melewati lapangan dan ruang guru. Cukup jauh karena sekolah yang luas. Jika tidak saling mencari maka ia dan Ran tidak akan bertemu.

"Loh, mau kemana? Kelas Ran ada di sana " tanya Kenzi mengikuti Okis dari belakang.

Remaja laki-laki dengan postur tinggi itu tidak menoleh, ia terus berjalan ke kelas 1. Tempatnya Aqila.

Ada Apa Dengan Presdir? ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang