42. Gegana

49.8K 6.6K 419
                                    

Ramaikan dengan komen ya gengs.
.
.
.

Perasaan bahagia itu hadir, terasa memenuhi lubang di hati. Menutup sebagaian rasa sakit hingga tak muncul ke permukaan. Jika ini mimpi kuharap akan tidur selamanya.

Selimut menghalau tubuh tanpa busana, rasa cinta yang mengalir lembut sampai pada titik di mana aku merasa sangat bahagia.

Aku mendongak ke atas, ke wajah pria yang sedang kupeluk. Lalu semakin menenggelamkan kepala di dadanya yang bidang.

Jika ditanya siapakah wanita jahat di kisah cinta ini? Maka jawabannya adalah aku. Mengambil tunangan orang lain untuk kunikahi. Dengan egoisnya aku bertahan di sisinya dan hendak merebut sepenuhnya dari wanita yang selama ini mendukung dia.

Tapi, walaupun tahu bahwa perbuatan ini jahat aku tidak bisa mundur. Aku mencintai Presdir. Berharap dia lebih lama lagi berada di sisiku. Terus memelukku dengan cinta dan membuat perasaanku hangat seperti sekarang.

Usapan lembut tangan di rambutku, Presdir memeluk semakin erat.

"Kenapa sudah bangun? Ini belum pagi."

"Karena aku bahagia," jawabku balas memeluk semakin erat.

Rasa hangat yang dia berikan mengubur mimpi buruk dan menggantinya dengan impian indah. Apapun yang terjadi nanti, aku harap kami akan terus bertahan seperti ini.

Di perjalanan pulang pesan dari Dokter Valerie masuk, menanyakan apa yang terjadi sampai Presdir mau menyanyi di panggung. Aku mengabaikannya. Tak membalas pesan itu.

Walaupun saat ini ucapan dokter Valerie terus terngiang.

"Sejak lulus SMA di umur 17 tahun kami tunangan, dia orang yang berharga bagiku selama sepuluh tahun ini." Senyum Dokter Valerie ketika itu, sembari menunjukkan cincin pertunangan yang cantik.

Biarkan aku egois, siapa pun berhak bahagia termasuk aku. Presdir dan dokter Valerie hanya tidak jodoh, Pria ini milikku.

Usapan lembut dan detak jantung Presdir kurasakan sangat hangat, selama sepuluh tahun mereka bersama. Tapi bukankah aku wanita pertama yang mengucap janji sehidup semati dengannya? Aku lebih berhak.

"Mas, apa pendapatmu tentang Dokter Valerie? Bukankah kalian tunangan sejak lama."

Pertanyaan yang keluar tanpa berani menatap matanya, takut jawaban tertebak dari sana.

"Dia ... Upil menyebalkan yang selalu menempel padaku. Kenapa tiba-tiba bertanya? Apa dia mengganggumu?"

Aku menenggeleng dan menjawab, "nggak kok, cuma tanya aja. Lalu kenapa Mas mau tunangan sama dia?"

Presdir diam, tak menjawab hingga beberapa saat. "Tidurlah lagi, aku harus ke kamar mandi."

Dia melepas pelukanku, beranjak ke kamar mandi. Menghindari pertanyaan. Selama sepuluh tahun apa yang terjadi antara mereka? Tentu banyak hal. Apalagi mereka saling mengenal sejak kecil. Sangat berbeda denganku yang baru mengenalnya beberapa bulan.

Apakah ikatan di antara kami sekuat mereka? Rasanya sangat ragu. Apapun itu boleh kah aku egois bertahan di sisinya dan membuat Dokter Valerie menghilang? Demi kebahagiaanku, demi hidupku. Persis seperti Mama yang aku jebloskan ke penjara walaupun dia sudah memohon.

Ah, rasanya aku sangat malu menyandang gelar gadis baik hati dan mbak solusi. Membantu banyak orang dan selalu dipuji, tak ada yang tahu bahwa aku seegois ini. Sebaik apapun diriku, tetap saja hanya manusia biasa yang ingin kebahagiaan.

Ujian semester 6 datang, membuatku sibuk belajar. Sejak Presdir tak ikut ke kampus semua berjalan normal. Beberapa kali mengunjungi Rumah berbagi dan kerja sosial. Acara belajar bersama Vio juga menyenangkan seperti biasanya. Walaupun rasanya semua dibatasi.

Ada Apa Dengan Presdir? ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang