impossible, i can't believe!🖤

38 6 0
                                    

안녕하세요여러분...

Kuyy dibaca?!

Jangan lupa tinggalkan jejak😊

Yuk isi semua paragraf dengan komentar kalian❤

Happy Reading...

°°°

°°

°





       Sebuah pistol mengarah tepat di kening Maya Sabrina Allister, istri dari Gerald Prameswara Allister.

“Hentikan!” teriak Gerald yang sudah terbaring di tanah dengan tak berdaya.

Hans berdecak, bibirnya tersungging bahagia melihat musuhnya tak berdaya sama sekali karenanya.

“Hentikan? Tapi untuk apa? Bukankah kalau kalian mati bersama kalian akan bahagia? Sepertinya akan sangat seru kalau kalian akan bertemu kembali di surga,” Hans tersenyum sinis. Dengan lihai tangannya memainkan pistol dan menyentuh wajah Maya dengan pistol nya.

“Hans, om mohon jangan sakiti istri om. Dia tidak salah sama sekali,” ucap Gerald mengemis di bawah kaki Hans sambil memegang kedua kalinya.

Bugh!

Hans menendang kepala Gerald tanpa berperikemanusiaan. Membuat Gerald tersungkur jauh dari kakinya.

“Saya tidak peduli! Saya ingin anda membalas semua kesakitan yang kami alami terutama yang Mama saya alami!” sarkas Hans.

Sementara Maya hanya diam ketakutan. Melawan pun percuma. Sudah cukup, dia ikhlas sekarang. Rasanya lebih baik mati daripada harus melihat suaminya di siksa sadis di depan matanya.

“Sekarang saya tanya pada kalian, siapa yang ingin mati duluan? Anda atau istri anda tercinta?” tanya Hans bersiap-siap menarik pelatuknya.

“Hans, om mohon jangan lakukan itu! Kalau kamu mau, siksa saja om. Tapi jangan istri om. Dia tidak tau apa-apa. Dia tidak bersalah,” teriak Gerald lagi dengan penuh permohonan.

Jangan harap Hans akan luluh, dia sama sekali tidak tertarik dengan omong kosong itu!

Ck, persetan! Jangan memohon di hadapan saya, saya tidak tertarik sama sekali dengan itu semua!” sarkas Hans.

“Lebih baik, ucapkan kata-kata selamat tinggal pada dunia ini sebelum batas kesabaran saya habis,” lanjut Hans dengan penuh penekanan.

“Hans, kamu anak yang baik. Tante tau itu, karena dari kamu lahir sampai sekarang, tante ikut merawat kamu dengan penuh cinta. Tante ingin—”

Sh*t! diam kamu jalang! Saya tidak tertarik dengan ucapan kamu!” teriak Hans di depan wajah Maya seraya menjambak rambut wanita itu dengan kasar.

“Hans, lakukan sekarang! Jangan mau tergoda dengan ucapan wanita sialan itu! Ingat penderitaan Mama Hans!” teriak Tania yang menyaksikan segalanya sedari tadi.

Hans menoleh ke arah sumber suara. Dia baru sadar, ternyata Tania—kakaknya menyaksikan semua perbuatan nya.

“Tania, tolong katakan pada Hans kalau om tidak bersalah. Kamu menyaksikannya sendiri waktu itu,” Gerald berteriak sambil mencoba bangkit dari tempatnya.

The Secret Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang