Mati Rasa🖤

67 7 1
                                    

안녕하세요여러분...

Kuyy dibaca?!

Jangan lupa tinggalkan jejak😊

Yuk isi semua paragraf dengan komentar kalian❤

Happy Reading...

°°°

°°

°

Karena merasa sesak berdua bersama Johanes di dalam kamar. Aku pun memilih untuk keluar dari kamar ini dan meninggalkan Johanes.

Johanes menahan tangan ku, tanpa menoleh ke belakang, aku hanya diam sambil meneteskan air mata kesedihan ku.

“Mau kemana kamu?”

“Bukan urusan mu!” sarkas ku.

Mendengar jawaban ku seperti itu, membuat Johanes harus menghela napasnya panjang. Aku yakin sebentar lagi dia akan marah dan berteriak kepada ku karena aku tau Johanes tidak ahli dalam mengontrol emosinya.

“Mari kita bicarakan semuanya baik-baik,” ucap Johanes lembut. Aku terkejut, tidak biasanya seorang Johanes bisa berbicara lembut seperti ini apalagi kalau dia sedang marah.

“Dari mana kamu tau kalau saya yang membunuh orang tua mu?” tanya Johanes, membalikkan tubuh ku ke arahnya.

“Dari mana? Kamu masih bertanya dari mana? Dasar lelaki nggak tau malu!” umpat ku kasar. Aku memukul lengannya sedikit kuat untuk menyulut kan semua emosi ku kepadanya. “Kenapa kamu jahat Jo? Kenapa kamu begitu kejam? Kenapa kamu membunuh kedua orang tua ku dengan kejam disaat mereka tidak punya salah sama sekali!” aku menangis sesegukan di hadapannya.

“Maaf. Saya memang membunuh mereka. Tapi Gerald juga yang membunuh Papa saya. Karena kegilaan Gerald akan kekuasaan dan kedudukan, dia rela membunuh sahabatnya sendiri tanpa memikirkan dampak apa yang terjadi kepada kami waktu kehilangan Papa!” ucap Jo berusaha menahan kemarahannya.

“Kamu salah! Papa ku nggak pernah membunuh siapa-siapa. Nyatanya Gerald dan Christopher bersahabat dengan baik. Christopher meninggal karena beliau menyelamatkan Papa ku karena waktu itu Papa mu merasa banyak berutang budi ke Papa ku. Bahkan sebelum kematian Christopher, beliau menginginkan kalau kamu, putra kesayangannya di jodoh kan dengan ku, putri dari sahabat baik nya,” jelas ku panjang lebar dengan air mata yang tak bisa ku tahan.

Johanes terdiam membisu. Sejenak dia berpikir seraya menatap manik mata ku. “Karangan yang bagus! Saya rasa nilai Bahasa Indonesia mu waktu dulu sangat baik, sehingga kamu bisa menciptakan cerita yang luar biasa seperti ini!” sinis Johanes.

Emosi ku semakin memuncak. Kalau saja aku tidak mengingat dia suami ku, sudah aku cakar kulit wajah nya yang mulus itu.

“Kalau kamu tidak percaya, silahkan! Tapi ada baik nya sebelum bertindak, carilah kebenarannya terlebih dahulu,” aku menatap lirih manik mata Johanes.

“... Oh iya, kalau kamu mau bukti dari kebenaran ucapan ku, silahkan tanya sendiri pada Tania! Dia mengetahui segalanya. Dan satu lagi, apa kamu ingat dengan Novel yang aku baca? Waktu di awal pernikahan kita, aku sempat mengatakan kalau ada sebuah Novel yang sama persis dengan kehidupan nyata ku, bahkan semua nama pemeran yang ada di Novel tersebut sama persis dengan nama ku dan nama orang-orang di sekitar ku. Dulu aku pikir semua itu hanya kebetulan. Tapi sekarang, karena Novel itu aku bisa mengetahui sesuatu yang tidak pernah ku ketahui termasuk sifat buruk mu! Jika kamu mau, kamu bisa membaca Novel tersebut dan lihat betapa kejam nya kamu dalam cerita itu!” lanjut ku lalu bergegas meninggalkan Johanes sendiri di dalam kamar.

The Secret Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang