Real or Fake?🖤

44 5 0
                                    

안녕하세요여러분...

Kuyy dibaca?!

Jangan lupa tinggalkan jejak😊

Yuk isi semua paragraf dengan komentar kalian❤

Happy Reading...

°°°

°°

°


Setelah mendapatkan pesan masuk dari Johanes. Aku benar-benar tidak sabar untuk segera pulang ke Indonesia dan bertemu dengan nya. Bertemu dengan Johanes, orang yang sangat aku rindukan beberapa hari belakangan ini.

“Jo, aku pulang!” teriak ku ketika aku sudah berdiri di depan gerbang Rumah kami.

Dengan langkah kaki yang lebar, aku berlari masuk ke dalam Rumah karena tidak sabar untuk bertemu dengan Johanes. Karena sakin rindunya, ingin rasanya aku memeluk dirinya dan menceritakan segala rindu ku pada nya.

Ceklek!

Ku bukakan pintu dengan lebar. Ku arahkan pandangan ku ke seluruh penjuru sudut Rumah untuk mencari keberadaan Johanes.

“Jo? Aku pulang,” teriak ku.

Tak ada sambutan sama sekali dari Johanes, bahkan tidak ada juga sambutan dari orang-orang yang berada dalam Rumah ini. Entah kemana perginya mereka. Tidak biasanya Rumah ini sepi tak berpenghuni seperti ini.

“Jo? Mbok Minah? Kemana kalian?” teriak ku sedikit panik karena tak ku temukan keberadaan mereka.

Dengan pikiran yang berkecamuk, aku berlari ke lantai atas dimana kamar aku dan Johanes berada.

“Jo? Are you there?”

Ku langkahkan kaki ku satu persatu ke anak tangga. Hingga ketika kaki ku mencapai salah satu anak tangga, aku merasa tangan kanan ku di tarik oleh seseorang dari belakang. Dengan reflek, aku menoleh ke arah belakang dengan segera.

“Ma—”

Plakk!

Awwhss—” ringis ku. Ku pegang pipi ku yang memanas akibat tamparan dari Sarah.

“Apa yang kamu lakukan disini?” cerca Sarah.

Aku mengernyit, “inikan juga Rumah Zindy Ma.”

“Rumah? Masih nggak tau malu kamu mengatakan ini Rumah kamu setelah kamu meninggalkan Rumah ini selama dua minggu?” Sarah memandang rendah tubuh ku.

Dengan tatapan jijik dia menscan seluruh tubuh ku dari atas hingga ujung kaki ku.

“Ma-maaf Ma, Zindy ada urusan kemarin makanya Zindy nggak pulang,” ucap ku mencari pembelaan ke diri ku sendiri.

Plakk!

“Urusan tidur berdua dengan lelaki lain? Itu maksud kamu, huh?” teriak Sarah kembali menampar sebelah pipi ku.

The Secret Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang