is this real?🖤

90 8 1
                                    

안녕하세요여러분...

Kuyy dibaca?!

Jangan lupa tinggalkan jejak😊

Yuk isi semua paragraf dengan komentar kalian❤

Happy Reading...

°°°

°°

°





         Lama menunggu Johanes datang dari toilet, aku pun berniat menyusulnya kesana. Aku pikir Johanes berniat meninggalkan ku sendiri disini, tapi ternyata pikiran buruk ku terpatahkan ketika aku melihat Johanes berjalan menuju ke arah ku.

“Kenapa?” tanya Johanes sambil menarik kursi nya. Aku menggeleng menandakan kalau tidak terjadi apa-apa.

“Makanannya sudah datang?”

Aku menggeleng, “sepertinya aku tidak lapar lagi. Aku mau pulang,” ucap ku sedikit takut akan reaksi Johanes.

Johanes terdiam sejenak, lalu dia menuruti permintaan ku dan segera bangkit dari kursi nya dan mengulurkan tangannya ke arah ku agar dapat aku sentuh.

“Ayo kita pulang,” ajak nya.

Aku meraih tangannya dengan ragu-ragu. “Kamu nggak marah?”

“Kenapa mesti marah? Kalau kamu mau pulang, maka kita akan pulang sekarang. Yang penting kamu senang, saya akan lakukan semuanya.”

“Tapi makanannya? Nanti siapa yang bayar semua itu?” Aku menatap manik mata nya, Johanes malah tersenyum kepada ku.

“Ini Restauran saya, jadi kamu tidak perlu cemas. Soal makanan yang sudah kamu pesan, nanti saya akan mengatakan pada manager nya untuk membagikan semua makanan itu pada orang yang membutuhkannya,” jelas Johanes.

Aku mengangguk, lalu kami segera keluar dari Restauran tersebut. Di dalam perjalanan, entah kenapa aku merasa mual dan merasa ingin muntah. Melihat ku seperti itu, tanpa mengatakan apapun Johanes segera menepikan mobil nya dan membiarkan aku turun. Tapi ternyata Johanes juga turun dari mobil dan menyusul ku.

Hoekk.”

Aku terus saja muntah hingga aku kehilangan tenaga. Tapi Johanes terus mengurut lembut tengkuk leher ku. Tidak sampai disitu saja, disaat aku lemas tidak mampu berjalan, Johanes dengan inisiatif menggendong ku ala bridal style dan membawa ku masuk ke dalam mobil.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya nya cemas. Aku menggeleng lemah.

“Jo, aku mau cotton candy,” rengek ku manja.

Johanes menatap ku sejenak, dia menaikkan satu alis nya bingung. “Cotton candy?”

Aku mengangguk antusias. “Yah, aku kepingin makan yang manis-manis. Sudah lama aku nggak memakan itu. Dulu sewaktu aku kecil, Angga selalu membawakan nya kepada ku, lalu setelah dewasa Reynald, hmm mantan ku selalu membelikan ku cotton candy!” aku terdiam sejenak mengenang masa-masa dulu.

The Secret Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang