heart attack mulu🖤

67 10 0
                                    

안녕하세요 여러분...

Yuk penuhi semua paragraf dengan komentar kalian😊

Happy Reading...

°°°

°°

°

“Mbok, Zindy bantu yah?” ucap ku ketika tiba di dapur.

Aku mengambil ahli pisau dan talenan dari tangan Mbok Minah.

“Jangan nak, ini tugasnya si Mbok” balasnya sambil menarik pisau yang ada di tangan ku.

Tapi aku adalah orang yang keras kepala. Aku tak bisa langsung menyerah jika Mbok Minah melarang ku ikut memasak bersamanya. Aku tau di rumah ini banyak sekali asisten rumah tangga, sehingga aku bisa saja makan tidur di rumah ini. Tapi aku bukanlah orang seperti itu, aku tidak bisa tenang jika harus menghabiskan waktu ku hanya untuk berdiam diri di dalam kamar.

Dengan cekatan, aku mengiris bawang yang telah disediakan, hingga tanpa sadar air mata ku terjatuh karena mata ku terasa perih.

Hikss...

“Nak, kamu baik-baik saja?” tanya Mbok Minah.

Aku mengangguk, tanpa menjawab aku terus saja mengiris semua bawang-bawang itu.

“Nak, kamu yakin baik-baik saja?” tanya nya sekali lagi.

Aku mengangguk mantap, “Aku nggak pa-pa kok Mbok. Mata ku hanya perih karena bawang-bawang ini” alasan ku.

Sebenarnya, aku menangis bukan karena mata ku perih mengiris bawang. Tapi karena hati ku memang sedang tidak baik-baik saja setelah mengingat kajadian yang telah terjadi pada ku.

Selesai mengiris bawang, aku kembali mengambil semua bahan-bahan dapur untuk aku iris atau potong-potong sesuai kebutuhan. Tapi Mbok Minah ngotot melarang ku. Dia memarahi ku karena aku tak mendengarkan ucapannya.

“Kalau sedang tidak baik, jangan berpura-pura sedang baik-baik saja. Mbok tidak suka melihat ini, kalau kamu masih keras kepala untuk melakukan semua ini, silahkan. Tapi setelah ini, jangan pernah bicara lagi sama si Mbok” ucap nya.

Aku menatap matanya lekat. Bibir ku mengerucut, sebentar lagi pasti air mata ku turun deras.

Hikss...

Aku memeluknya, menangis di pelukannya. Hanya Mbok Minah yang ku punya disini. Hanya dia yang bisa ku ajak bicara dan memenangkan hati ku.

“Mbok, Zindy capek. Aku nggak tau kenapa ini bisa terjadi. Aku pikir, aku beruntung menikahinya, tapi ternyata kata beruntung tidak pernah hadir di hidup ku Mbok” adu ku padanya sudah seperti anak kecil yang mengadu pada ibunya.

Mbok Minah mengelus punggung ku lembut. Dia tidak berkata apa-apa, namun perilakunya mampu membuat ku merasa tenang berada di pelukannya.

“Sudah yah? Tuan muda itu orangnya sangat baik kok. Mungkin dia kemarin lelah, tenang saja dia pasti akan mencintai mu cepat atau lambat. Atau bahkan sudah mencintai mu sejak pertama kali bertemu” ucapnya yang membuat ku tersenyum miris.

The Secret Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang