Can I call you Baby?🖤

119 14 4
                                    

안녕하세요 여러분...

Kuyy dibaca?!

Jangan lupa tinggalkan jejak😊

Yuk penuhi semua paragraf dengan komentar kaliann😊

Happy Reading...

°°°

°°

°

"Hei, ini saya. Menikahlah dengan saya" ucap lelaki itu.

"Saya ingin menjadikan mu sebagai istri saya, jadi mau tidak mau, suka atau tidak suka? Kamu harus tetap menerimanya?! Tidak ada kata penolakan di hidup saya!!" ucap nya.

***

Aku menatapnya tak percaya, bisa-bisanya dia melamar ku disaat aku dan dia belum ada sebulan berkenalan. Atau mungkin, aku sama sekali tidak mengenalnya, dan tepat seminggu lalu dia melamar ku dengan suatu hal yang di bilang cukup romantis hingga aku di buatnya baper setengah mampus.

Sekarang baru hari inilah aku bisa menghabiskan waktu bersama lelaki yang melamar ku minggu lalu. Terlihat aneh, tapi entah kenapa aku mau-mau aja di ajak nikah nih orang, tanpa mengetahui sifatnya terlebih dahulu. Yah, mungkin karena aku udah terlalu nge-bucin sama nih cowok sejak pertama ku bertemu. Cowok kaku yang jarang sekali tersenyum.

Aku memandangi wajahnya sedari tadi, hingga aku lupa dengan hidangan yang telah tersedia di hadapan ku. Tapi orang yang di pandang, seperti tidak memberikan reaksi sama sekali. Iseng, aku memanggilnya dengan sebutan yang orang lain gunakan ketika mereka berpacaran.

"Babe?" panggil ku. Alih-alih mendapat balasan panggilan yang sama, lelaki di depan ku ini malah tak merespon ucapan ku sama sekali.

"Sayang?" panggil ku sekali lagi. Kali ini aku mengubah nama panggilan uwu kami. Tapi lagi-lagi dia tak merespon panggilan ku.

Kesal, ku gertakan kaki ku ke lantai dengan muka yang sudah masam karena kesal.

"Siapa sih cowok yang sedang bersama gue saat ini? Dia niat nikahin gue nggk sih? Masa iya dia nggk ada romance-romance nya sedikit pun? Gue kan mau kayak pasangan uwu lainnya" gerutu ku kesal.

Tapi dia tetap aja adem-ayem tuh! Enggak ada peka nya sama sekali. Aku kesal dan berniat meninggalkannya sendirian di sebuah Restauran tempat kami makan siang. "Di culik tante-tante tau rasa lo!!" rutuk ku.

Aku sudah mengambil ancang-ancang untuk pergi dari hadapannya. Kesal juga tau lihat cowo yang nyebelin, nggak pernah peka sama sekali!

Satu... Dua... Tiga...

Tepat di hitungan ketiga aku mendorong mundur kursi ku agar aku leluasa untuk berdiri, lalu aku mulai melangkahkan kaki ku pergi.

"Mau kemana?" tanya nya sambil menahan tangan kanan ku.

Aku tersenyum membelakangi nya, "Nah gini kek dari tadi, kan gue senang dengar nya" kekeh ku.

Tapi, aku berpura-pura mengacuhkannya kembali, berdiri dengan posisi ku semula, yaitu membelakangi nya.

The Secret Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang