idk🖤

60 12 1
                                    

안녕하세요 여러분...

Yuk penuhi semua paragraf dengan komentar kalian😊

Happy Reading...

°°°

°°

°

      

             Setelah sebulan berlalu sejak kejadian aku bertemu dengan wanita paruh baya di taman belakang itu, dan sejak itu aku memutuskan untuk meng-uninstal aplikasi bernama Wattpad tersebut.

Sejak kejadian itu juga, aku berusaha menjalankan kehidupan ku dengan sebaik mungkin tanpa adanya bayang-bayang dari cerita novel sialan itu.

“Jo, nanti malam kamu pulang cepat 'kan?” tanya ku pada Johanes yang sedang mengancingkan kemejanya.

Johanes mengangguk, melihat itu aku tersenyum bahagia. Sudah ku duga, kehidupan ku akan berjalan sesuai dengan keinginan ku. Buktinya sejak sebulan lalu, hubungan ku dengan Johanes semakin dekat. Dia selalu pulang cepat dan tidak pernah berangkat pagi-pagi buta lagi.

Sehingga setiap pagi ku, aku bisa melihat dirinya yang masih tertidur pulas.  Menyapanya setiap pagi, dan menyiapkan segala keperluan kantor nya.

“Baiklah, selamat bekerja suami ku. Aku mencintai mu” ucap ku sambil mengikatkan dasi di lehernya.

Dia tersenyum sebagai balasan akan ucapan ku. Meski terkadang aku heran, kenapa Johanes tidak pernah membalas ucapan cinta dari ku. Misalnya, ketika aku mengucapkan kata, “aku mencintai mu,” tapi Johanes beda, sejak kami menikah, seingatku dia tidak pernah mengucapkan kata-kata itu sekalipun, ataupun hanya sekedar membalas ucapan mesra ku.

Hingga pikiran-pikiran buruk hinggap di kepala ku, “apa Johanes memang mencintai ku, atau tidak sama sekali.”

Aku menggeleng kepala ku, mencoba menepis pikiran-pikiran buruk itu lagi.

“Kenapa, hem?” tanya nya. Mungkin dia penasaran kenapa aku menggeleng kepala begitu.

Aku tersenyum lebih tepatnya menyengir di hadapannya. “Tidak apa-apa kok, hehehe” ucap ku garing.

Johanes mengangguk, “kalau gitu, saya berangkat dulu, sampai jumpa” ucapnya segera pergi.

Aku menahan tangannya, memasang wajah cemberut dengan bibir yang di majukan beberapa centi yang di buat-buat.

“Kamu nggak mau sarapan dulu? Padahal aku udah masak pagi-pagi buta loh?” tanya ku.

Dia menggeleng, lalu mengelus rambut ku. “Mungkin lain kali, hari ini saya harus buru-buru ke kantor” jelasnya lembut.

“Oke baiklah, Hati-hati di jalan” balas ku lalu Johanes segera pergi keluar dari kamar kami.

Setelah Johanes pergi, aku juga pergi keluar dari kamar kami. Aku berjalan santai menuju taman belakang.

Tap... Tap...

Sambil mengendap-endap, aku melihat kanan dan kiri ku seperti seorang pencuri. Bukannya apa, aku hanya takut seseorang melihat ku ke arah taman belakang dan akan melaporkan kan ku pada  Johanes lagi. Ketakutan ku bukan tanpa alasan , waktu itu entah siapa yang mengadukan aku pada Johanes, dan hasilnya kalian tau apa? Johanes sangat marah pada ku, bahkan tangannya hampir saja menyentuh pipi ku.

The Secret Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang