Gigi lagi sibuk, bikin vlog. Berharap tidak ada panggilan keramat dari ibu. Jumi, tuh anak lagi sibuk bantuin bapaknya ada acara kantor. Gigi yang males ini, mana mau di ajak Jumi. Tim rebahan nyimak aja.
"Gi."
"Kenapa Bu ?"
"Ada Acong di depan." Hari ini bintang tamunya Acong, mau di duitin dia. Lumayan teman kayak Acong, bisa jadi cuan. Matre? Realistis bro. Lalu Gigi beranjak ke depan lihat manusia setengah bunglon yang lagi asik ngobrol sama si Badrul. Kan, benar feeling Gigi. Ini manusia setengah bunglon malah asik main.
"Cong."
"Wait!" Yailah biasa makan ikan asin juga, pake bahasa inggris segala. "Bentar Gi, ini kucing bapak lo gemesin."
"Anjir. Gue undang lo, buat jadi bintang tamu. Bukan jadi pengasuh si Badrul. Buruan Acong."
"Kadang gue sedih sama orangtua lo." Perasaan Gigi mulai nggak enak. "Bisa ya, dua manuisa menikah karena cinta, punya anak modelan kayak lo. Gaberakhlak."
"Berani lo di komplek gue?" Acong nyengir lalu melepaskan si Badrul, menarik tangan Gigi meninggalkan ruang tamu.
"Jadi gue mesti ngapain? Riview? Prank? Mukbang? Atau jitak pala lo, seratus kali."
"Mau lo, kuya." Acong terbahak. Gigi bikin vlog nggak di kamar, tenang aja. Kamar itu privasi. "Chelenge makan indomie cabenya lima puluh biji."
"Lo kalau mau mati, jangan ngajak gue bego. Gue belum juga kawin."
"Lagian lo pikun." Acong menatap Gigi, emang sepertinya pikun ini anak. "Kan, kemaren gue udah kasih tau kontennya. Dandanin lo kayak cowok."
"Lah?" Gigi ketawa ngakak. Ya ampun Cong, andai bisa liat wajah kemayunya, pasti jijik sendiri. "Jangan bego."
"Lo yang bego. Niat baik gue ini."
"Yaudah cepetan. Gue ada janji."
"Nah lho. Cewek mana yang mau ketemuan sama, lo?"
"Ke rumah abang gue."
"Oke." Gigi mulai beraksi mengeluarkan bakatnya yang selama ini terpendam. Lumayan lah, dulu Gigi pernah dandanin mang Sueb yang mau nikah. Tidak sia-sia 2 jam lumayan keliatan hasilnya. Bahkan semua pangling melihat mang Sueb. Rambutnya di keriting. Bedak putih. Pake soflen. Membagongkan sekali. Satu komplek demo pada Gigi. Pasalnya para ibu-ibu yang biyayain nikah mang Sueb. Gigi yang suka rela menawarkan diri untuk merias pengantin. Setelah 2 jam lamanya, para ibu-ibu ngomel. Alhasi Ayahnya turun tangan sewa tukang make over. Ya tetap yang bayar Gigi.
"Bangsul!!" Gigi yang sejak tadi melamun, mengingat peristiwa mang Sueb di kagetkan suara Acong.
"Paan pea!?"
"Bibir gue, lo apain?" Gigi melihatnya, tidak ada yang aneh dengan bibir Acong.
"Bibir lo, aman."
"Aman dari mana, bego?" Sekali lagi Gigi menatap wajah Acong. Menurutnya aman-aman aja. "Ini bibir gue udah kayak kena tawon, merah amat kayak banci."
"Fashion itu namanya."
"Mana ada fashion bibir jontor." Gigi tertawa kencang sehingga Badrul yang berniat akan menghampiri mereka, terjengit kaget. Akhirnya Badrul memilih ke dapur. Badrul memang selalu di abaikan Gigi, tak pernah di anggap. Malangnya nasib kucing orens kesayangan ayahnya. Gigi mau mengusap saja, Badrul sudah senang kok. Apalah daya Gigi selalu marahin Badrul. Nasib kucing orens masih di pegang Bardul.
"Udah diem aja, ngapa!?" Dengan kesal Acong mengeplak bahu Gigi. Acong coba meyakinkan diri, semoga setelah buka mata bibirnya kembali normal. Tolong selamatkan Acong dari coba-mencoba make over Gigi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGI MAHARANI
HumorAnggi Maharani yang di kenal ceria dengan gaya cablaknya, siapa sangka harus merasakan patah hati sebelum berjuang. Menyukai atasan, adalah perjuangan yang menarik. Namun, di tengah bahagianya kala hati merasa menang, Anggi mendapatkan kenyataan yan...