DUA

1.9K 186 6
                                    

Mandiin anak udah.

Nyuapin udah.

Tinggal ngapain?

Nunggu mereka di jemput dong. Nggak mungkin seorang Gigi 24 jam urus mereka. Kalau bikin vlog urus mereka 24 jam, ya lumayan kali ya, dapat uang. Tapi nggak segala sesuatu di jadikan konten. Bisa di cekik Gigi sama bang Raihan.

"Gi, tolong buka pintu, ada bell." Yailah malam begini sape sih yang namu? Atau paket? Tapi Gigi nggak lagi nunggu paketan. Abangnya nggak mungkin pencet bell. Apalagi si Jumi, dia kayak kucing, langsung masuk aja. Eh tapi siapa tau warga sini mau ketemu ayah.

"Maaf, bapak cari siapa?"

"Jemput Asheen." Bentar, dia mau jemput Shena. Supirnya? Oh bapaknya kali, ya. Ini ganteng banget asli. Ya Tuhan, Gigi nggak ikhlas dia bapaknya Shena. Patah hati dah. Kenapa suami orang lebih ganteng? Astagfirullah, Gigi berdosa nih muji suami orang.

Maklum jomblo.

"Dengan siapa?"

"Arshaka."

"Oh bang Shaka? Mas Shaka? Kak Shaka? Om? Pak? Haduh mon maaf, takutnya nggak sopan nih, saya pangil kakak aja, ya."

"Abang."

"Oh, oke. Mari masuk bang Shaka."

Gigi ikut jalan dari belakang. Punggungnya pelukable banget. Gilaaaa!! Gagah banget. Haduh jiwa jomblo Gigi sepertinya meronta ini.

"Oh Shaka?" Lah? Masa ibunya udah kenal? Gigi sama ibu satu rumah, otomatis kalau bang Shaka ini main ke rumah, mestinya ketemu Gigi juga dong. Ini malah baru ketemu.

"Papa!!" Shena lari dari arah ruang tv. Keliatan sayang banget bang Shaka. Ampe di ciumin tuh anaknya. Bener kan bibit bobot bagus. Anaknya aja cakep. Belum istrinya. Pasti istri bang Shaka tuh kayak bidadari deh. Keluarga bagus untuk keturunan. Semoga aja Gigi cepat nikah, terus Gigi pepet tuh bang Shaka buat jadi besanan. Biar anaknya dapat keturunan bagus.

"Gigi."

"Ah ya? Maaf, kenapa Bu?"

"Itu Shaka pamitan sama kamu." Gigi melirik ke arah Shaka. Tatapan matanya seksi sekali. Duh nasib Gigi gini amat. Nggak dosa kan ya, Gigi tatapan sama suami orang. Kalau dosa, maaf ya untuk istrinya bang Shaka.

"Oh." Gigi mencoba tersenyum, ya walaupun nggak di respon. "Ayok bang, saya antar ke depan."

Gigi bantuin buka gerbangnya. Lalu bantuin buka mobilnya. Kayaknya Shena tuh kangen berat sama papanya.

"Makasi Gigi."

"Ah ya? Oh, iya bang."

Anjir Gigi ketauan gugupnya. Tengsin banget ini seorang Gigi sampe gugup. Plis tatapannya itu lho, bikin hati jedag-jedug. Mantap betul abangnya punya teman cakep.

"Mingkem kali."

"Gila Jum, tuh tadi laki ganteng parah."

"Sikaaaaattt Gi!!"

"Suami orang tapi."

"Bangke!!" Gigi di toyor sama teman nggak ada akhlak. "Awas aja lo turun jabatan jadi pelakor, rumah lo, gue bakar."

"Iya elah." Mereka berdua langsung duduk di depan rumah. Ya, gini emang kelakuan Gigi sama si Jumi. "Besok gue mulai masuk kerja, Jum."

"Bagus dong. Kasian gue sama ibu lo, punya anak nganggur."

"Enak aja." Nggak terima nih Gigi di bilang ngangur. "Gue di rumahkan. Kerja sambil ngonten. Lo pan kameramennya."

"Bangga nggak lo, punya teman jadi kameramen?."

ANGGI MAHARANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang