Kata ibu, hari ini mau ada Sheena. Nah, kesempatan emas bagi Gigi buat ganjen sama bapaknya. Setelah kejadian di mana Gigi jemput Sheena, nggak ada hasil. Kali saja hari ini ada hasilnya.
"Napa tuh gigi lo, nyengir mulu. Kering nanti."
"Diem Jum."
"Lah ?"
Gigi mengabaikan Jumi ketika melihat mobil berhenti depan gerbang. Tuhan, ciptaanmu begitu memukau. Andai aja dia suami Gigi, udah lari terus peluk deh. Pamerin depan Jumi. Khayalan terus.
"Bang Shaka." Jiwa kecentilan Gigi meronta-ronta, rasanya pengen peluk nih duren. Kenapa rasanya Gigi jahat banget ketika tau kalau pak Shaka duda. Seseneng ini hati Gigi kala tau setatus bosnya tersebut.
"Kenapa Gi ?" Kepala geleng-geleng, tangan muterin baju. Gigi adalah perempuan yang jauh dari kata anggun. Lalu sisirin rambut yang sebahu ini. Berhubunglebih suka rambut pendek, jadi pamerin depan Shaka.
"Hmm bang Shaka ke sini, ada keperluan ?"
"Nggak, habis dari rumah sodara mampir ke sini."
"Oh, oke." Ambyar deh udah dengar kejujuran Shaka. Bisa kagak sih dia tuh jangan terlalu jujur gitu lho. Malah nyelonong ke dalam, mungkin mau ketemu ibu sama Ayah.
GAGAL TOTAL !!
Nggak papa manteman cuma mampir. Siapa tau besok-besok mampir ngapel. Haduh Gigi ngayal terus.
"Ngapa muka lo ?" Jumi nyamperin Gigi yang masih setia berdiri di samping gerbang.
"Kenapa emang ?"
"Kayak salah tingkah."
"Tampol ya, Jumi."
"Lagian." Jumi lagi bahagia bisa jailin seorang Gigi kayaknya. "Lo, so cewek banget pake nyisirin rambut. Biasanya juga tuh rambut acak adul."
"Diem dulu mahluk."
Gereget pengen nampol Jumi. Tapi cuma bisa ngedumel dengan tangan yang tidak tau aturannya, main acak-acakin rambut. Jodoh depan mata, kenapa nggak lirik sih !? Kalau nggak jodoh ya Allah, jodohkan lah. Maksa nih.
"Kamu kutuan ?"
"Allahuakbar !!" Tau-tau Shaka sudah di belakang, mana Gigi keasikan garukin rambut. Jumi udah ngakak sendirian. Ini moment paling memalukan. Ada ember, pengen sembunyi.
"Udah ketemu ibunya ?" Shaka naikin alis satu, karena mungkin jawaban yang kagak nyambung. Kalau jawab ada ketombe, nanti Shaka ilfil sama Gigi. Gagal lagi deketin doi.
"Udah." Alhamdulillah, kagak bahas rambut. "Saya pulang."
Gigi ngangguk dengan senyuman, Jumi masih ketawa dengan sejuta nyebelinnya. Dan ternyata Sheena tidak ikut Shaka. Intinya doi ke sini sengaja mau ketemu ayah dan ibu. Nelangsa banget hidup Gigi.
"Gi." Lalu Gigi menghampiri Shaka yang sudah berada di dalam mobil.
"Ya, bang ?"
"Anak teman saya punya obat kutu."
Gigi cuma bisa melongo nggak tau harus jawab apa. Dia nyebelin asli, tapi ganteng. Bisa gak, hari ini menghilang tanpa jejak. Ini amat memalukan. Bisa-bisanya dia rekomendasi obat kutu. Gigi kutuan juga dulu, pasa jaman SD. Kerjaan Gigi pan mandi di sungai, jadi temenan sama kutu. Sekarang mah, perawatan. Masa yutuber kutuan.
"Makanya Gi, jangan garuk pala mulu. Kebiasaan sih." Jumi datang dengan tawanya. Nyawa belum kumpul, kalau udah full, pengen bacok si Jumi pake sendok.
"Pedes ya omongannya jodoh gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGI MAHARANI
HumorAnggi Maharani yang di kenal ceria dengan gaya cablaknya, siapa sangka harus merasakan patah hati sebelum berjuang. Menyukai atasan, adalah perjuangan yang menarik. Namun, di tengah bahagianya kala hati merasa menang, Anggi mendapatkan kenyataan yan...