TIGA

1.4K 183 9
                                    

Kantin adalah surga duniawi bagi semua orang. Ini menurut Gigi. Liat cowo ganteng. Liat yang pacaran. Udah khatam Gigi. Dan selalu di suguhi yang uwu. Ya Allah kapan Gigi di berikan jodoh.

"Pesen apaan lo, Gi?" Gigi lirik Dimas si manusia yang senang banget kalau di suruh. Terlihat sekali Gigi sedang memilih makanan apa yang akan menemani Gigi.

"Samaan aja dah." Daripada Gigi pusing, mending samaan aja sama Dimas menu makannya. Yang penting kenyang. Bentar, mata Gigi nggak katarak. Gigi juga nggak kena minus. Itu Shaka ngapain ada di area sini? Mana pake baju polos doang. Mungkin main kali di sini, atau ketemu temannya? Mata Gigi hampir saja copot melihat senyumannya. Maafkan Gigi plis yang demen sama suami orang. Demen, bukan naksir ya teman-teman.

"Gigi."

"Ya?" Mata Gigi nggak kedip. Ini asli Gigi di panggil Shaka? Kayaknya Gigi nggak punya hutang deh.

"Kerja di sini?" Tau-tau udah duduk aja depan mata Gigi. Gila! Liat dengan jelas mah makin jelas gantengnya. Woy rugi woy!!

"Iya bang." Dimas nyodorin pesenan Gigi, lalu tanpa peduli pada siapapun, Gigi sambut makanannya ke dalam mulut yang tipis. "Dim, minumnya mana?"

Dimas cuma diem sambil nyodorin teh manis. Pada kenapa ini manusia-manusia. Biasanya nistain Gigi. Apa mereka sariawan jamaah?

"Udah lama kerja di sini?"

"Udah."

"Berapa?"

"Enam bulan." Suara batuk yang terdengar dari arah Shaka. Lirik Sarah dan Dimas nahan tawa. Acong udah ngakak. Apa sih yang salah? Kan emang 6 bulan tuh lama.

"Enam bulan di bilang lama. Anak baru songong." Kata Acong yang pengen banget mukanya di tampol.

"Gue paling lama biasanya dua minggu gaes." Dengan bangganya Gigi tersenyum manis.

"SERIUS LO!?" Sarah langsung tutup mulut dan minta maaf. Lah? Biasanya ini anak bar-bar, pake minta maaf segala. Tapi emang suara Sarah barusan agak berlebihan sih. Gigi kasian aja sama para karyawan yang lagi pada makan pas denger suara Sarah.

"Dua rius. Kalau serius mah kayak hubungan mau menuju pernikahaan dong."

"Gi," Astagfirullah sepertinya Gigi lupa masih ada Shaka. Keasikan makan, lupa dunia lain. "Saya tinggal ya."

"Oke." Gigi cuma acungin jempol lalu lanjut makan. "Pada kenapa kalian?"

Aneh ya ini 3 manusia. Tadi ada Shaka diem aja. Pas pergi, langsung nimbrung.

"Lo kenal sama pak Arsha ?" Haduh siapa lagi Arsha. Ini si Acong kadang emang nggak jelas kalau nanya. Udah tau daya ingat Gigi minim. "Maksud gue pak Shaka."

"Teman abang gue. Napa emang?"

"Lo nggak tau?" Tanya Dimas yang keliatan geregetan sama Gigi. Tau apa coba? Gigi taunya gado-gado mantep banget deh. Emang Dimas tau banget selera temannya.

"Pak Shaka --- maksud gue orang yang barusan lo panggil abang itu, Direktur perusahan." Kata Sarah yang secara gamblang bikin ginjal Gigi meronta. Andai Ginjalnya made in indonesia, bayangkan saja.

Sendok kayaknya kena macet di mulut Gigi. Ludah susah payah di telen. Kalau udah keluar dari mulut Sarah, nggak bakal ada kata bohong.

PRANK !!!

Sangat Gigi harapakan perkataan itu. Nyatanya apaan? Ini info nyata maemunah!? Dari tadi Gigi nggak sadar banyak yang liatin. Ya, Gigi pikir mereka liat cuma sekedar liat. 6 bulan jadi karyawan, Gigi ngapain aja sampe nggak tau bos sendiri?

ANGGI MAHARANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang