Halohaa, Youniverse. For the first time, Caiden upnya jam segini ya, sore hari. Di domisiliku panas, Caiden akan sama. Semalam aku sudah kabari di conversation, alasanku up jam segini karena nanti malam aku mau live di Instagram. Kalau ada yang mau ikut ngobrol, mampir ke sana ya.
Jangan lupa tekan vote dan beri komentar yang ramai. Caiden memang masih baru, tapi aku berharap part ini bisa ada 500 komentar. Siap, Youniverse?
So, enjoy it!
*
Hasa menjilat bibir bawahnya. Anyir. Tamparan Seoji masih terasa sakitnya. Si gadis Han mengumpat lalu mulai membuang liurnya ke dalam wastafel. Darah.
"Sialan," gumamnya.
Lalu Hasa kembali menegakkan diri dan menatap pantulan wajahnya di cermin kamar mandi. Dia menyentuh lebam di pelipis kanan. Sakit. Hasa meringis karena itu.
"Sampai kapan orang-orang ini berusaha memancingku. Seoji, kau seharusnya berterima kasih padaku sampai berlutut."
Hasa menjilat bibir. Dia menatap telapak tangannya.
"Kalau aku mau, aku bisa menghajarmu seperti aku menghajar pria hidung belang yang dulu diminta Bohyun menghabisiku."
Dia menyugar rambutnya ke belakang lalu mengambil gunting kecil yang ada di atas wastafel, Hasa merapikan ujung-ujung rambutnya yang terpotong asal. Sejak tinggal bersama Bohyun, Hasa tak pernah lagi mendapat kesempatan memotong rambut dengan rapi.
"Menikah ya," gumamnya lagi. Teringat proposal yang pernah Jungkook bahas.
"Han Sarang akan menjadi istri dari Jeon Jungkook. Hah, terdengar gila, bagaimana bisa dia terobsesi menikahiku?" monolognya.
Lalu dia memicingkan mata dan berakhir menutupnya. Hasa membuka bibir. Merasakan jantungnya berdegup kencang. Kalau mereka jadi menikah, kegilaan apa lagi yang akan Jungkook tunjukkan?
Pintu kamar mandi diketuk. Hasa menebak-nebak siapa yang masuk ke kamarnya. Dari cara mengetuk, itu pasti Soohyun. Maka Hasa memutuskan membuka pintu kamar mandi.
"Iya, Soohyun—"
Bibirnya terbungkam sesaat setelah melihat Jungkook di depannya. Tatapan pria itu beralih menuju rambut Hasa yang dirasanya sedikit lebih pendek.
Pria itu mengulurkan tangan guna menyentuhnya namun Hasa reflek menyingkir. Si pemuda Jeon tertegun. Dia menggigit bibir dan meraih wajah Hasa perlahan. Mengangkatnya ke atas guna memperhatikan luka.
"Sudah satu jam kau di dalam kamar mandi dan lukamu belum dibersihkan. Apa yang kau lakukan, Kid?" tanyanya.
Hasa menatap ke lain arah.
"Aku, aku membawakan sesuatu untuk mengobati lukamu."
"Tidak perlu, aku bisa sendiri" sahut Hasa.
Jungkook terdiam.
"Baiklah. Besok kita tetap akan pergi pagi-pagi sekali, yang jelas sebelum Seoji terbangun. Kalau begitu, selamat malam."
Si pemuda Jeon menyempatkan diri mengusap bibir Hasa dengan ibu jarinya lalu dia mencium ibu jarinya sendiri setelah itu. Jungkook berbalik, dia berjalan keluar kamar tanpa protes ataupun membentak dan meremehkan.
Hasa menelan air liur yang sedari tadi tertahan di ujung tenggorokan. Dia melirik ke arah meja nakas. Di sana ada kotak obat dan wadah kecil serta handuk kecil berwarna hitam.
Jungkook, peduli padanya.
+++
Jalanan Seoul pada pukul lima pagi benar-benar hal yang paling Hasa suka. Cenderung sepi, sejuk dan juga tenang. Dia tengah duduk di samping Jungkook yang menyetir. Keduanya tidak berbicara sejak masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAIDEN ✓
Fanfiction[Be Wise: Mature] "Aku melihatnya di ujung mataku. Seorang gadis yang keadaannya buruk, namun sorot matanya begitu kuat sampai tubuhku terkadang terdistraksi. Hasa, bagaimana caranya untuk selalu membuatmu bungkam di ranjangku? Mungkin lain kali das...