EPILOGUE Season 2 | Red Thread of Fate

7.5K 1.1K 1.4K
                                    

Halohaa, Youniverse. Tidak terasa, sekarang sudah ada di penghujung Caiden. Ini Epilog. Kalian mendapat banyak sekali jawaban di sini. Lebih atau kurangnya, aku sudah berusaha yang terbaik yaa. Maaf karena kemarin aku sedang writer's block untuk Caiden di wp (keadaan buntu dalam menulis).

Jangan lupa tekan vote dan beri komentar yang ramai sekali. Aku berharap di part ini ada 1K komentar, kira-kira bisa? Ini kalau kalian mau ada -anu- hehehe, scroll sampai akhir ya, Chérie!

So, enjoy it! 🔞❗️

*

Apa arti sebuah mimpi bagi seseorang? Bunga tidur, pertanda akan suatu hal, atau rekayasa semata dari keinginan manusia itu sendiri. Ada beberapa orang di dunia ini yang dapat mengendalikan mimpinya. Itu adalah sesuatu yang terdengar tidak masuk akal, namun bukan berarti tidak ada.

Kalau bagi Jungkook sendiri, mimpi adalah saat-saat di mana dirinya dapat leluasa mengungkapkan apa yang dia rasa. Menyentuh Hasa seluasa yang dia inginkan. Dan hidup normal seperti yang dia harapkan.

Matahari di pagi hari tidak pernah mendapatkan perhatian lebih dari pria itu selama ini. Tapi sekarang, setelah matanya terbuka, dia langsung mengubah posisi menjadi duduk dan menatap ke luar jendela dari ranjangnya.

Hal itu akan Jungkook lakukan setidaknya sampai seseorang masuk ke dalam ruangannya. Entah untuk memastikan keadaannya atau mengantarkan makanan.

Rumah sakit ini selalu terdengar sunyi, begitu hening sampai Jungkook rasanya bisa mendengar jeritan hatinya sendiri.

Apa yang telah terjadi?

Dia ingin menanyakan hal itu, namun tidak ada orang yang benar-benar bisa ditanyakan perihal hal tersebut. Hari demi hari telah berlalu, orang-orang yang dia temui hanyalah suster atau dokter. Jungkook ingin bertemu sahabat-sahabatnya.

"Tuan Jeon, selamat pagi."

Jungkook mengalihkan wajahnya dari jendela ke arah pintu ruangan yang telah terbuka. Itu dokter Song.

"Mulai hari ini Anda sudah bisa pindah ruangan. Ada beberapa orang yang datang berkunjung. Anda sudah siap, Tuan Jeon?" tanyanya.

Bibir pucat Jungkook terbuka. Lantas dia kembali menutupnya dan memilih mengangkat kedua tangan lalu menggunakan bahasa isyarat sebagai medianya menyampaikan perkataan.

"Tuan Kim Taehyung, tuan Park Jimin, dan nona Kim Nara. Mereka sudah tidak sabar untuk bertemu Anda, Tuan Jeon" jawab Dokter Song.

Si pemuda Jeon tersenyum tipis, lantas dia kembali menggerakan jari dan tangannya walaupun sedikit terbata-bata atau nampak linglung.

"Kalau begitu, mohon tunggu sebentar. Saya akan mempercepat proses pemindahan Anda ke ruangan yang baru. Permisi, Tuan Jeon."

Jungkook terdiam. Pintu ruangannya tertutup. Pria itu menatap kosong, dia kembali menoleh ke arah jendela yang ada di seberang sana. Sudah berapa lama dia di sini? Jungkook merasa waktu telah membodohinya.

Dia selalu menghitung berapa lama hari yang sudah terlewati, namun semuanya hanya seputar angka satu dan sepuluh. Sementara itu, dia yakin dirinya berada di sini lebih dari satu bulan.

Jungkook memperhatikan jemarinya yang terdapat begitu banyak bekas luka yang telah mengering. Lalu dia menyentuh keningnya, ada luka memanjang di sana yang tidak begitu dalam.

Dari mana asal luka ini?

Lalu ... kenapa ada perasaan lain yang selalu ingin mendobrak keluar dari dalam dirinya. Tentang seseorang yang Jungkook yakini begitu berharga.

CAIDEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang