PROLOGUE Season 2 | I'M OBSESSED

8K 1.2K 1.1K
                                    

Haloha, Youniverse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloha, Youniverse. Selamat datang di Season 2. Terima kasih banyak atas dukungannya selama ini hingga Caiden berjalan jauh sekali. Semoga di part ini bisa ada 800 komentar yaa..

So, enjoy it!

*



Beberapa helai rambut terjatuh ke lantai membentuk gumpalan-gumpalan yang tidak beraturan layaknya jerami berserakan. Seorang gadis tengah memegang gunting di tangannya—sedang mencoba gaya rambut baru namun mulai urung setelah ragu akan hasilnya.

Suara bel pintu flatnya tidak membuat sang gadis menoleh ataupun berniat membukakan pintu. Dia hanya duduk diam memandang wajahnya di cermin kecil yang sengaja ditaruh di depan.

Pintu flat terbuka dan ditutup kasar. Langkah kaki berisik mendekat seiring dengan napas Hasa yang memberat. Si gadis Han menoleh saat sebuah paper bag dilempar ke sofa.

"Sepertinya seorang preman jalanan tengah mengunjungiku," sarkas Hasa dengan wajah yang dibuat seramah mungkin.

"Sampai kapan kau ingin bersembunyi?!" bentak Yera kesal. Dia ikut membanting diri di sofa—menatap tajam Hasa yang duduk di lantai beralas karpet tipis.

Hidup sahabatnya itu benar-benar monoton sejak dia bercerita bahwa surat permintaan untuk pisah telah dikirim untuk Jeon Jungkook—kalau tidak salah itu sudah dua bulan yang lalu.

Hasa hampir tidak pernah keluar dari flat. Jikalau gadis itu keluar pun paling jauh hanya berjalan lima belas meter—ada minimarket sejenis sevel.

"Aku butuh uang," kata Hasa mengabaikan pertanyaan Yera sebelumnya.

"Berapa?"

Bibir Hasa tersenyum dia melemparkan ponselnya ke arah sang sahabat dan ditangkap dengan baik. Yera melotot dan berteriak histeris.

"Kau gila?!" katanya—respon gadis itu sesuai dengan ekspetasi Hasa beberapa hari sebelumnya.

"Kalau begitu biarkan aku menghubungi 'dia', orang itu tidak akan sibuk di pagi hari" ujar Hasa.

Yera mengerutkan kening dan Hasa tersenyum ramah—dia tau bahwa itu hanyalah senyum palsu. Hasa sering melakukannya, bodohnya adalah banyak pula yang percaya.

"Oke, pakai ponselku saja. Tangkap," kata Yera dan Hasa mengangkap ponsel gadis itu dengan satu tangan.

Dia bangkit dari posisi duduk dan berjalan menuju jendela lalu mulai bersandar di sana. Matanya menatap tajam ke arah jalanan.

CAIDEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang