Haloha, Youniverse. Senang sekali ternyata kita masih bertemu di sini. Mohon untuk dukungannya di saat-saat terakhir Caiden. Semoga bisa ada 800 komentar di sini yaa.
So, enjoy it!
*
Jungkook membuka pintu penthouse, mengabaikan perkataan Soohyun yang entah apa. Pendengarannya mengudara. Begitu pula dengan pikirannya. Tubuhnya lebih ringan di bandingkan sebelumnya, karena terlampau ringan, rasanya dia ingin jatuh di setiap langkah atau gerakan kecil yang dilakukannya, termasuk untuk menghirup udara dan mengedipkan mata.
Kakinya membawa tubuh pria itu yang berantakan, berlumur darah dari tangannya sendiri dan mungkin juga tercampur oleh darah beberapa polisi yang kembali dihajarnya habis-habisan.
Ada sebuah ruangan rahasia, atau lebih tepatnya ruangan yang sangat-sangat pribadi di penthousenya ini. Ruangan itu berada di dalam ruang membaca, dekat tangga.
Jungkook masuk ke dalam sana. Dia mengeluarkan kunci dari salah satu buku yang dalamnya seperti kotak penyimpanan.
Setelah pintu itu terbuka, Jungkook menyalakan penerangan. Ruangan yang tidak begitu luas tersebut memiliki arsitektur jauh lebih sederhana dari seluruh ruangan yang ada di penthouse, tapi memiliki isi paling istimewa.
Wajah Jungkook mendengar, ada air mata di pelupuknya. Pucuk hidung pria itu memerah sempurna, lantas dia mendekat ke arah sebuah bingkai foto yang selalu terawat.
Foto pernikahannya dengan Hasa. Gadis itu tidak tersenyum di mana, sementara Jungkook juga dengan ekspresi yang sama. Pria itu menunduk. Kembali terisak. Dia ingin ... mengulang sesi foto pernikahan.
Hasa tidak pernah masuk kemari, gadis itu pun tidak tau jika ada ruangan ini. Jungkook mengedarkan pandangannya. Semua foto-foto Hasa yang dulu menari indah dengan dress merah dan mahkota bunga ada di ruangan itu. Termasuk foto kedua orangtuanya—Jungkook, saat masih hidup.
Tubuh Jungkook mulai merendah dan dia duduk di lantai. Seharusnya, ruangan ini bisa dimasuki siapapun. Dia sudah merencanakan semuanya, seharusnya juga beberapa bulan lagi, dirinya dan Hasa sudah tidak memikirkan apa pun kecuali keluarga mereka saja.
Seharusnya. Itu semua kini hanya seharusnya. Jungkook berteriak sekencang yang dia bisa. Hal itu dia lakukan sampai setidaknya ada rasa perih di tenggorokannya.
Tidak lama, dirinya terkapar di lantai. Meringkuk di dalam dingin. Darah di tangannya yang mengepal membasahi lantai. Kakinya yang terdapat banyak luka karena menginjak serpihan kaca pun sama nasibnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAIDEN ✓
Fanfiction[Be Wise: Mature] "Aku melihatnya di ujung mataku. Seorang gadis yang keadaannya buruk, namun sorot matanya begitu kuat sampai tubuhku terkadang terdistraksi. Hasa, bagaimana caranya untuk selalu membuatmu bungkam di ranjangku? Mungkin lain kali das...