PART 15 | I've Never Been So High

6.5K 1.1K 1.2K
                                    

Halo, Youniverse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, Youniverse. Mohon dukungannya untuk Caiden ya. Aku hanya minta vote dan ramaikan kolom komentar. Semoga di part ini bisa ada 800 komentar ya. Mohon juga kerjasamanya dalam kelangsungan story ini.

So, enjoy it!

*



Nara melirik ke arah Jimin. Si pemuda Park masih meneliti Hasa yang kini duduk angkuh di depannya. Gadis itu seolah tidak melakukan kesalahan apa pun. Matanya justru membalas tatapan Jimin tak kalah tajam. Jauh lebih menusuk. Seolah gadis itu dapat menemukan celah dari manapun dia ingin menyerang Park Jimin dan Kim Nara.

"Kau menggunakan morphine?" tanya Jimin.

Sudut bibir Hasa naik. Gadis itu memicingkan matanya lalu menghela napas dan menyisipkan anak-anak rambutnya ke belakang telinga.

"Tidak," jawabnya.

"Lalu kenapa ada alat-alat dan benda itu di kamar mandimu?"

"Aku tidak menggunakannya. Bagaimana bisa aku menggunakannya?"

"Hasa. Mohon kerjasamanya. Aku bisa membantumu agar tidak—"

"Kecanduan?" potong Hasa pada perkataan Nara.

Si gadis Kim nampak gemetar. Baru kali ini dia merasakan takut saat berbicara dengan seseorang. Bahkan ketika dia harus melapor pada sosok Papa yang merupakan petinggi Caiden, tidak seperti ini. Apa-apaan seorang Han Sarang? pikirnya.

"Aku tidak menggunakan obat-obatan yang membuat candu. Aku tidak bisa menggunakannya."

"God! Demi Tuhan manapun, seriuslah, Hasa!" bentak Jimin.

Si gadis Han menutup kedua matanya. Dia menyandarkan kepala di sofa lalu menghela
napas lagi. Kali ini jauh lebih berat.

"Seseorang yang sedang mengandung tidak baik menggunakan morphine," jawabnya.

"Apa?" tanya Jimin dan Nara bersamaan.

"Anak Jungkook akan menjadi sosok yang sehat dan kuat. Aku bukan orang gila yang tidak berpikir dua kali. Morphine itu bukan milikku. Itu milik Bohyun, dia kerap kali datang kemari, dia memaksaku memakainya tapi aku membuangnya di sana dan hari ini lupa membawa benda itu keluar dari apartmentku."

Jimin mengusap wajahnya. Dia memukul meja di ruang tengah hingga kacanya retak.

"Kau tidak bohong, kan?"

CAIDEN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang