Mau mempertegas. Sekalipun Caiden adalah Mangata Universe, intinya tidak akan sama. Perbedaannya akan semakin jelas sekarang. Euforia-nya Caiden akan kuat sekali di sini.
Aku berharap, di part ini bisa ada 600 komentar sebelum lanjut yaa.
*Jungkook memang tidak pernah main-main. Setidaknya, itu yang Hasa ketahui. Setelah keluar dari kamar mandi, pria itu langsung pergi. Hasa menghela napas karena menemukan kamar yang kosong dan lantai bawah dalam keadaan sama.
"Aku tidak tau kalau dia mudah sekali dipancing. Pantas saja Kim Taehyung senang bukan main jika ada dia," gumam Hasa. Gadis itu kini ada di dapur penthouse Jungkook.
Di tangannya ada sebotol Champagne mahal. Dia mendudukkan diri di meja konter. Benar-benar di atas meja. Dirinya juga dalam keadaan berantakan.
Selain karena faktor tidak bisa tidur. Hasa pun memikirkan hal lain. Dan sebagian besarnya adalah pernikahan. Kalau ditanya, apa alasan terbesarnya menerima ajakan Jungkook untuk menikah.
Maka Hasa akan menjawab, karena dia suka cara yang instan untuk mendapatkan segalanya. Dan tentu saja, hal itu lebih berharga dari uang.
Dia akan mulai bergerak besok. Layaknya singa tanpa tuan. Ada beberapa rusa yang akan dia terkam. Dan Hasa bertaruh, hal itu hanya membutuhkan waktu kurang dari satu minggu.
"Shit," gumam gadis itu saat perutnya terasa panas sekali.
Pendengaran Hasa menangkap sebuah suara. Mulai dari pintu utama yang terbuka, kemudian langkah pelan namun pasti dari sebuah sepatu pantofel yang sedikit kaku. Pasti masih baru.
"Tidak ada orang di atas," teriak Hasa ketika langkah kaki itu sepertinya semakin menjauh, dugaannya adalah menuju lantai atas.
Setelah mengatakannya, orang tersebut berubah haluan menuju dapur. Hasa mempertajam penglihatan, karena sebagian lampu memang sudah mati. Dia tidak suka tempat terang. Mengganggu. Serasa jadi pusat perhatian.
"N-nona Jeon."
Seorang pria dengan pakaian formal datang menghadap. Bertubuh lebih kecil dari Jungkook namun sepertinya kekar sekali di dalam. Orang itu menjaga jarak dari Hasa, perkiraan lima meter, lalu dia memberi hormat.
"Saya—"
"Sstt," potong Hasa.
Gadis itu memperhatikannya lamat-lamat lalu menaruh botol champagne nya sedikit kasar. Sosok itu berjengit. Dia mendongak agar bisa menatap sang lawan bicara yang notabennya adalah istri dari sang atasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAIDEN ✓
Fanfiction[Be Wise: Mature] "Aku melihatnya di ujung mataku. Seorang gadis yang keadaannya buruk, namun sorot matanya begitu kuat sampai tubuhku terkadang terdistraksi. Hasa, bagaimana caranya untuk selalu membuatmu bungkam di ranjangku? Mungkin lain kali das...