❥08. 24/7

1.8K 272 103
                                    

"Eumm Hi? How are you? My name is Seungkwan? and you? Nice to meet you! Can you introduce myself? Eh? Harusnya yourself!"

"Hehe, maaf ya ... bahasa inggrisku masih kurang, harus banyak belajar."

"Kamu ngerti apa yang aku omongin barusan? Apa aku harus ngomong pake bahasa inggris? Nggak papa kah? Kalo inggrisnya abal-abal?"

"Wahhh!!!! Hansol kita satu kelompok! untungnya rumah kita deket!"

"Hansol! bantuin aku kerjain ini, aku gak ngerti."

"Ayo dong kasih tau gimana caranya! jangan diem mulu!"

"Kamu bisu? apa kamu belum gosok gigi? jadi takut aku nyium bau mulut kamu gitu?"

"Hansol!!! pliss bantuin aku! Aku gak salah! sumpah!"

"Hiks ... hiks ... Hansol cuman kamu yang bisa nolong aku saat ini! Tolong! kasih tahu mereka, kalo aku bukan pelakunya! Kamu tahu 'kan dari kemarin kita ngerjain tugas bareng!"

"Hiks ... hiks ... Han ... sol?"

"Bodo."

"Lo nyari Seungkwan kelas 9 A ? Ck, cewek gak selevel sama kita itu, udah keluar dari sekolah! Oh bukan cuman keluar, gue denger dia bahkan pindah rumah!"

"Lagian pencuri, sekolah ke sekolah elit. Bukannya belajar, yang ada dia malah maling."

Perkataan itu terngiang-ngiang di kuping Vernon. Dia saat ini tengah duduk di cabang pohon, sembari mengintip gadis berpipi tembam yang sedang menangis.

Gadis itu duduk bersandar di tembok belakang ruang osis. Dia juga menekuk kaki, kemudian melingkarkan tangan di kakinya. Seungkwan menangis, kepalanya menunduk menyembunyikan wajah.

"Tiap hari gue liat lo senyum, dan tiap hari juga gue liat lo nangis." Vernon memutar otaknya, dia tak tahu alasan Seungkwan sering menangis. Gadis itu tertawa lebar di hadapan teman-temannya, tapi jika dia sendiri ... dia akan menghabiskan waktu untuk menangis.

Tangisan Seungkwan masih tetap mengalir deras. Sedangkan Vernon masih tetap setia mengintip. Vernon memang sudah seperti penguntit sejak masuk sma. Dia tersenyum senang, saat melihat teman smpnya, satu sekolah lagi dengannya.
Suka? tidak hanya suka, Vernon bahkan menaruh hati pada Seungkwan.

"Sebenernya lo kena---" Vernon melirik ke tangannya yang berbegangan pada batang pohon. Di punggung tangannya itu, dia merasakan makhluk berbulu berjalan di kulitnya. Jelas saja, mata Vernon membulat lebar. Ulat bulu berwarna hijau, itu maju menuju pergelangan tangan.

Vernon kaget, dia berteriak tanpa suara. Sembari menggerak-gerakkan tangannya, berusaha membuang si ulat bulu itu jatuh. Memang jatuh, si ulat jatuh bersamaan dengan jatuhnya bule tampan. Fallin' bule?

Fallin' Fallin' Fallin' yeah ...

bruk ...

"Aw ... " Vernon jatuh, dengan posisi duduk di atas tanah. Bokongnya dia usap-usap, berharap anggota tubuh itu baik-baik saja.

Seungkwan tiba-tiba mengangkat kepalanya, tapi itu tak bisa ... Karena Vernon tiba-tiba berlari ke arahnya, kemudian menundukan kepalanya kembali. "Ssttt, Jeonghan lagi ngintipin lo. Jangan ngangkat kepala, nanti lo ketahuan nangis."

"Lo ngapain di sana?! LO MAU NGINTIPIN GUE?!" Suara itu menerpa indera pendengaran Seungkwan. Seungkwan menurut, dia sebenarnya tak suka jika masalah pribadinya diketahui orang lain.

Bruk ...

Seungkwan sedikit mengangkat kepala, menoleh ke arah mata Vernon yang juga sedang mengamatinya. Mereka tebak, jika Jeonghan baru saja terjatuh. Langsung saja, Vernon menarik tangan Seungkwan. Untuk berpindah tempat.

🌼CHAN COMBLANG |Svt Gs|[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang