❥27. Falling Down

1.5K 244 134
                                    

Tangan Minghao melayang sempurna, hampir mengenai pipi mulus Mingming. Kelopak mata Mingming terpejam, mempersilakan gadis itu untuk menamparnya. Namun, setelah beberapa detik menutup mata ... Minghao tak kunjung menamparnya. Mendadak, kepalan tangan Minghao melonggar. Hembusan napas pasrah, mulai terasa di wajah Mingming. Kenyataannya, tangan Minghao malah terulur ke bawah ... menuju saku celana Mingming.

"Dapat!" seru Minghao dengan senyuman lebar. Tanpa permisi, tangan gadis itu masuk menyeledup ke dalam saku celana Mingming. Dia mengambil dompet dan kunci motor pemuda itu.

Merasakan wajah Minghao yang sangat dekat dengan wajahnya Mingming perlahan membuka mata. Dia terheran-heran dengan apa yang akan Minghao lakukan?

"Mingming~ uang jajan Hao abis. Jadinya, Hao minta uang ya~" pinta Minghao. Matanya berbinar-binar mencoba merayu Mingming.

Mingming berdecih dia mengangguk setuju. Lagi pula, Mingming itu kaya ... uang sedikit yang Minghao ambil, jelas tak mengurangi hartanya.

"Ck, ternyata selain cupu ... lo juga matre," sindir gadis yang saat ini tengah mengapit lengan Mingming.

Sudut bibir Minghao masih terangkat ke atas. Dia terkekeh kecil, mendengar sindiran itu. Dia berniat pergi, tapi
Minghao kembali berbalik ke belakang, melihat Mingming dan pacarnya."Hao akuin Hao emang cupu, polos, dan gampang dibeg*in ... tapi seenggaknya ... Hao bukan b*tch kayak lo," ledek Minghao dengan jari telunjuk yang menuju ke arah pacar Mingming.

"Apa lo bilangg!!!" gadis itu beranjak dari duduknya. Tapi Mingming sebisa mungkin mencegahnya, berhadapan dengan Minghao. Bisa gawat jika Minghao marah dan mengadukan perbuatannya pada Sang Mama.

"Yang Hao omongin itu fakta b*tch. Mau sekolah apa ngel*nte? Kalo mau ngel*nte roknya kepanjangan. Hao saranin, pendekin lagi roknya," kata Minghao kemudian naik ke motor Mingming.

"Heh! Lo mau ngapain?!" kata Mingming bingung.

Minghao melirik ke arah tunangannya, dengan memasang wajah sok polos. "Hao mau pulang duluan ... Mingming jalan kaki aja ya~ Hao gak bisa nungguin Mingming beres apel sama selingkuhan Mingming. Nanti kalo hati Hao sakit gimana?" tanyanya.

Mingming membulatkan matanya. Tidak bisa! Dia tak bisa pulang dengan berjalan kaki! Jarak sekolah dan rumahnya itu lumayan jauh. Mingming segera beranjak dari duduknya, Namun pacarnya menahan lengannya.

"Oh ya, tenang aja ... nanti Hao gak akan aduin Mingming ke Mama Yao kok. Palingan cuman, Hao bakal bilang ke Nenek Yao; Kalo Mingming gak pulang bareng Hao ... karena Mingming lagi mesra-mesraan sama selingkuhannya."

Minghao menutup mulutnya, sok tak percaya, kepalanya bergeleng kemudian berkata,"Wah ... Nenek pasti coret nama Mingming, dari surat warisan keluarga Yao! Cup cup cup kasihan."

"Awas lo! kalo berani ngadu dikit aja!" ancam Mingming. Dia sudah tak tahan dengan celotehan Minghao. tapi tangannya terus-terusan ditahan.

"Ngadu? Hao gak ngadu! Hao cuman ngasih tahu info penting!" sambung Minghao dengan cengiran lebar. Dia kemudian merapikan helaian rambut dan mulai memasangkan ---helm Mingming--- pada kepalanya.

Minghao menyeringai lebar, dibalik helmnya. "Dino, buku lo gue beli. Makasih udah mau ngumpulin kelakuan bej*t tunangan gue tercinta~ Tenang aja, gue pasti bayar jasa lo. Kirim aja nomor rekening lo," pesan Minghao, sebelum pergi membawa motor tunangannya, dengan kecepatan super kencang.

Mingming mematung, matanya berkedip-kedip tak percaya. Ini bahkan lebih buruk dari menerima tamparan di pipi. Selain Mingming harus berjalan kaki pulang ke rumahnya, dia juga pasti dicoret pada surat warisan Sang kakek. Atau lebih buruknya lagi, Mamanya pasti akan mencoreng namanya dari kartu keluarga, kemudian mengusirnya dari mansion megahnya.

🌼CHAN COMBLANG |Svt Gs|[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang