❥28. Who

1.6K 232 96
                                    

Cup!

Hanya kecupan di bibir, tak sampai lumat melumat. Karena apa? karena Seungcheol tiba-tiba menjauhkan bibirnya. Dia sebenarnya ingin merasakan permukaan lembut itu lebih lama lagi. Tapi Seungcheol ingat batasannya, dia sudah tak sopan mengecup bibir gadis itu tanpa izin. Segera saja, Seungcheol beranjak dari duduknya berniat pergi.

Ketika Seungcheol merasa bersalah, Jeonghan masih mematung tak percaya. Jantungnya juga masih berdebar kencang tak tahu malu. Dia perlahan menyentuh bibirnya, sementara tangan satunya lagi menyentuh dada. Padahal hanya kecupan tidak lebih, dan jantungnya hampir copot dari tempatnya.

"Jantung gue kok deg-deg-an terus ya," gumam Jeonghan. Volumenya mungkin kecil, tapi Seungcheol masih bisa mendengarnya. Pemuda berlesung pipi itu tersenyum kecil, kemudian segera menurunkan bibirnya memasang wajah sok cool.

"Itu tandanya lo suka sama gue," balasnya.

"Iya kah?" tanya Jeonghan, masih bisa merasakan debaran di jantungnya.

"Kata bocil di Tk gue sih gitu," jawab Seungcheol kemudian pergi lebih dulu ke parkiran, meninggalkan Jeonghan.

"Lha? Gue gak mungkin suka sama si Babi!! Dia itu rival abadi gue!!!!" gerutu Jeonghan pada dirinya sendiri. Dia mengacak-acak rambut frustrasi. Begitu juga dengan Seungcheol, yang diam-diam mempercepat langkahnya malu.

 Begitu juga dengan Seungcheol, yang diam-diam mempercepat langkahnya malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu saat ini tengah berada di kursi samping ranjang Wonwoo. Tepatnya dia berada di kamar Jeon Wonwoo! Rumah Jeon Wonwoo! Kelurahan Jeon Wonwoo! Memikirkannya, Mingyu jadi tersenyum sendiri seperti orang gila.

Sebenarnya, Jihoon dan Mingyu berniat membawa Wonwoo ke rumah sakit, tapi Wonwoo berkata jika dia mempunyai dokter pribadi di rumahnya. Jadilah mereka mengganti arah tujuannya.

Setelah diperiksa dokter, orang itu hanya berkata jika Wonwoo kecapean. Jadinya sang hidung nakal, mengeluarkan darah. Mingyu bernapas lega, setidaknya Wonwoo ternyata baik-baik saja?

Pertanyaan satu persatu muncul di pikiran Wonwoo. "Lo itu ... siapanya gue?" tanya Wonwoo pada Mingyu. Mereka berdua di kamar ini, tanpa Jihoon. Karena gadis itu tengah mengutak-atik ponselnya, menolak semua panggilan Soonyoung.

"Gue orang yang pernah lo tolongin," tutur Mingyu.

Wonwoo tersenyum kecut, dia tiba-tiba membaringkan tubuhnya, kemudian menarik selimut hingga dada."Orang yang gue tolongin itu banyak."

Kepala Mingyu mengangguk, Wonwoo memang pahlawan semua orang. Terkadang Mingyu pernah berpikir, kenapa orang sebaik Wonwoo selalu terkena masalah.

"Gue bukan orang baik, jadi ... lo gak usah sok baik sama gue," kata Wonwoo pada Mingyu. Wonwoo tahu, jika Mingyu selalu berusaha mendekati dan menolongnya. Dia tak pernah bilang, Mingyu mengganggunya. Hanya saja, Wonwoo tak suka merepotkan orang lain.

"Tapi ... makasih karena lo selalu bantuin orang gak guna kayak gue," kata Wonwoo.

Awalnya Mingyu senang, mendengar ucapan terima kasih Wonwoo. Namun, begitu Wonwoo mengatakan dirinya tak berguna. Kepala Mingyu bergeleng, mengelak semua ucapan Wonwoo."Asal lo tau kak, kalo bukan karena lo. Gak akan ada Mingyu yang saat ini lo liat ...

🌼CHAN COMBLANG |Svt Gs|[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang