❥13. Come to Me

1.7K 247 95
                                    

Boo Seungkwan, gadis berpipi tembam yang mempunyai pita suara emas. Gadis itu lahir di keluarga sederhana, sang ayah seorang karyawan kantoran biasa, sementara sang ibu adalah ibu rumah tangga. Seungkwan bahagia dengan keluarganya ini. Itu sebelum dia mendapatkan beasiswa untuk sekolah di sekolah elit.

Tanpa ragu, gadis itu masuk ke sekolah itu. Seungkwan berusaha keras untuk beradaptasi di sekolah barunya, meski tak ada yang mau berteman dengan Seungkwan. Alasannya ya ... karena mereka rata-rata anak dari golongan kelas atas.

Karena sendirian itu tak enak, dan Seungkwan tak suka itu. Akhirnya Seungkwan memutuskan untuk berteman dengan bule tampan di kelas barunya ---Choi Hansol--- dia tak punya teman. Orangnya dingin, irit bicara, dan tak memedulikan sekitar. Vernon bahkan tak pernah memedulikan gosipan anak-anak di kelasnya. Itulah yang membuat Seungkwan tiba-tiba menyukai Vernon. Dia pikir Vernon tak 'kan memedulikan status sosialnya.

"Hi! Good morning?" Seungkwan menyapa Vernon. Dia awalnya berpikir Vernon tak kunjung bicara, karena dia tak bisa berkomunikasi dengan bahasa selain inggris. Jadi, Seungkwan mencoba untuk berkomunikasi dengan bahasa inggris abal-abalnya.

Awalnya memang, Vernon tak kunjung menyahuti Seungkwan. Seungkwan bercerita panjang lebar menggunakan google translate sementara Vernon? Bule itu sok sibuk dengan tugas sekolahnya. Tapi, Seungkwan tersenyum tipis, meskipun Vernon tak kunjung menyahutinya ... setidaknya Vernon tak mengusir atau bahkan mengatai Seungkwan. Dia hanya diam, tak peduli.

"Harusnya Good afternoon. Sekarang udah siang," balas Vernon untuk pertama kalinya, setelah Seungkwan bercerita panjang lebar tanpa balasan.

Sudut bibir Seungkwan terangkat ke atas, menunjukkan senyuman lebar. Nyatanya, Vernon tak hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa inggris. Fakta itu jelas membuat Seungkwan senang. Dia semakin dekat dengan Vernon, meski Vernon hanya membalas singkat semua ucapannya.

Meski dia dijauhi semua orang, setidaknya ada Vernon ... es beku berjalan yang selalu betah ditempeli Seungkwan. Sebelum ...

"Pak!! Boo Seungkwan yang nyuri dompet  Kak Rose!!" tuduh gadis berambut sebahu teman sekelas Seungkwan.

Para murid, mengerumi kelas Seungkwan. Di sana berdiri Seungkwan yang terisak, mencoba membela diri. dan juga teman sekelas yang menyudutkan dirinya.

"Nggak Pak! Saya gak pernah nyuri!" bela Seungkwan. Air mata mengalir deras menuju pipi tembamnya. Seungkwan benar-benar berkata jujur, dia tak mungkin mencuri.

"Kalo bukan lo pencurinya, terus siapa? Kenapa coba dompetnya ada di jaket lo hah?! Padahal tadi jelas-jelas masih ada di loker Kak Rose! Gak mungkin juga dia masukin dompetnya ke jaket murahan lo itu!" tuding sang gadis.

Kepala Seungkwan bergeleng, dia bahkan tak tahu di mana loker kakak kelasnya itu berada. Seungkwan memang hidup serba kekurangan, tapi dia tak kan pernah melakukan hal serendah itu.

"Pak! Dari tadi saya ada di perpustakaan ngerjain tugas bareng Vernon! Bapak bahkan udah nerima tugas saya lengkap kan? Gak mungkin saya punya waktu buat nyuri dompet ke kelas kak Rose yang jaraknya jauh dari sini, apalagi sampai ngerusak cctv!!!!" Seungkwan bersusah payah membela diri.

Sayangnya, tak ada orang yang percaya. Pencurian tak pernah terjadi sebelumnya, ini baru pertama kali terjadi saat Seungkwan ada. Ini jelas adalah fitnah, Seungkwan tahu bahwa cara murahan ini dilakukan untuk mengeluarkan dirinya dari sekolah.

"Ck, pencuri sekolah ke sekolah elit, bukannya belajar dia malah maling!" cicit para siswa.

Wajah Seungkwan memerah malu. Sang guru tampak ragu, dia sebenarnya tahu jika Seungkwan difitnah, sayangnya anak yang memfitnah Seungkwan itu adalah anak orang yang paling berkuasa di kota. Jadinya dia tak punya pilihan lain selain ikut menyudutkan Seungkwan.

🌼CHAN COMBLANG |Svt Gs|[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang