❥48. IF I

1.1K 166 74
                                    

Setelah menjadi makhluk tak kasat mata, selama 1 jam penuh. Akhirnya Vernon memutuskan untuk bertindak cepat. Dia tak bisa membiarkan Seungkwan berbincang lama dengan Moonbin. Apalagi saat kupingnya yang tajam, mendengar jika Moonbin ingin mengatakan sesuatu pada Seungkwan. Vernon curiga, jika kelinci bulan itu akan sampai pada garis finish lebih awal.

Demi Seungkwan, Vernon yang lambat dan suka bersantai-santai itu ... mulai berubah menjadi kelinci cepat. "Seungkwan, ikut gue sebentar."

Dalam satu tarikan saja, tangan Seungkwan di tarik Vernon menjauhi Moonbin. Itu membuat alis Seungkwan mengernyit, merasakan genggaman erat tangan Vernon. Seolah pemuda bule itu tak mau melepasnya. Dia sebenarnya tak enak hati, meninggalkan Moonbin begitu saja. Seungkwan berbalik ke belakang, melihat Moonbin mengangguk tanda dia mengizinkan Seungkwan pergi.

"Gue suka sama lo. Gue sayang sama lo. Gue cinta sama lo. Gue pengen lo balas perasaan gue. Gue juga pengen ngejalin hubungan serius sama lo," ungkap Vernon cepat, seperti sedang melakukan Rap.

Kalimat yang begitu menggelikan itu masuk tanpa permisi ke kuping Seungkwan. Jika biasanya Seungkwan bergidik ngeri, kini dia malah mematung tak bisa berkata apa-apa. Bibirnya seperti dikunci oleh gembok yang sangat kuat. Padahal dia biasanya sangat gemar berbicara.

Tubuh Vernon jatuh ke bawah, dengan kedua lutut yang menjadi tumpuan. Dia mendongak melihat wajah Seungkwan dari bawah. Sementara kedua tangannya dia satukan."Gue tau ... Lo pasti masih kecewa sama kelakuan gue di masa lalu. Jujur, waktu itu ... gue gak bisa bantuin lo ... karena gue pikir, masalahnya gak serius. Gue yakin, kalo cctv sekolah pasti bisa bantuin lo. Tap--- tapi yang terjadi malah---"

Seungkwan menundukkan tubuhnya, menggapai samping kiri dan kanan pundah Vernon. Dia tersenyum tipis, sembari menggeleng kepala,"Gue juga salah, karena terlalu ngarepin lo nolongin gue. Ini bukan salah lo kok."

Ucapan Seungkwan baru saja, malah membuat Vernon semakin merasa bersalah. "Seungkwan---"

"Makasih karena dulu ... lo gak mau ngulurin tangan pas gue butuh bantuan. Berkat lo ... gue jadi bisa kuat ngadepin masalah gue sendiri, tanpa ngarepin bantuan orang lain. Hidup itu gak gampang, pasti ada masalah yang bakal gue jalanin."

Seungkwan tersenyum kecut, dia menyambung,"Tapi akhir-akhir ini, di saat gue udah mulai kuat ... dan mulai nyari jalan keluar buat masalah gue sendiri. Lo malah dateng, ngulurin tangan lo buat bantuin gue."

Satu tetes cairan bening keluar dari mata Seungkwan. Gadis berpipi tembam itu langsung mengusapnya. Dia tak bisa membiarkan Vernon melihatnya rapuh lagi.
"Gue sebenernya seneng, karena lo berubah dan bilang kalo lo suka sama gue. dan sialnya, gue juga suka sama lo," ungkap Seungkwan.

Senyum Vernon merekah, mendengar ucapan Seungkwan.

"Tapi gue gak pantes buat lo. Jadi pacar pura-pura aja, udah terlalu berlebihan menurut gue."

"Iya emang gak pantes," goda Vernon.

Bibir Seungkwan langsung mengerucut, dia membalik tubuhnya ke belakang. Sebelum, Vernon membalik tubuhnya ke arahnya lagi.

"Lo gak pantes di jadiin pacar pura-pura ataupun pacar asli gue. Mendingan jadi baby kesayangan gue aja?"

Ctak!

Satu sentilan penuh emosi mengenai kepala Vernon. "Sembarangan kalo ngomong!"

"Maksud gue, lo jadi istri gue aja. Biar bisa gue cium sepuas---"

Plak

Tamparan di pipi Vernon. Pemuda ini memang gemar membuat emosi Seungkwan menyulut.

"Sorry. Pokoknya gue serius sama lo Kwan! Kalo lo mau, gue bisa datengin rumah orang tua lo! Hari ini juga!!" ungkap Vernon sok yakin.

🌼CHAN COMBLANG |Svt Gs|[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang