❥40. Dream (2)

1.2K 199 69
                                    

Di meja kantin sekolah, tepat saat pelajaran telah berakhir; seorang gadis bermata rusa memajukan bibir kucingnya ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di meja kantin sekolah, tepat saat pelajaran telah berakhir; seorang gadis bermata rusa memajukan bibir kucingnya ke depan. Wajahnya dia palingkan ke samping, enggan melihat orang yang ada di seberang mejanya. Alasannya? Jisoo mempunyai 3 alasan khusus, untuk mendiami Seokmin.

"Kak? Kakak kenapa sih? Lagi datang bulan? Roti jepangnya kehabisan?" tanya Seokmin dengan nada suara selembut mungkin. Tentunya, Seokmin tak mau membangunkan kucing pemarah Jisoo. Kucing pemarah? Yups! Jisoo mungkin tampak lembut dan halus, seperti malaikat baik hati. Meski, dia sedikit pemarah akhir-akhir ini. Batas kesabarannya telah ada pada batasannya. Padahal, Jisoo terkenal dengan kesabarannya. Jeonghan mengerjainya beberapa kali saja, dia tak marah.

Seokmin masih mencoba bertanya, meskipun tak dijawab bibir kucing Jisoo,"Atau ... Kakak masih marah soal kecelakaan itu?"

Ya! Pertama alasan Jisoo terus diam adalah: dia marah soal kejadian itu. Jisoo ingin menggerutu, mencakar habis wajah Seokmin. Namun mau bagaimana lagi? Ketika Jisoo ingin mengumpat, Seokmin selalu saja meredakan semua amarahnya! Hanya dengan senyuman manis kelebihan gula dan cengiran kuda!

"Kak?"

Kedua, Jisoo kesal karena Seokmin sedari tadi tak merasa cemburu! Padahal Jisoo ditempeli oleh berbagai pemuda tampan saat jam istirahat. Dengan santainya, Seokmin tak marah, ataupun merasa risi melihat pacarnya di dekati orang lain. Sedangkan Jisoo? Jisoo bahkan hampir menjambak gadis yang mencoba menggoda Seokmin. Apa perasaan mereka berbeda?

"Gue kesel! Sebenernya lo suka sama gue gak?!" tanya Jisoo, tanpa melirik ke arah Seokmin.

Seokmin tertawa kecil, mendengar pertanyaan retoris Jisoo. Dia menjawab tanpa keraguan,"Tentu aja."

"Terus kenapa lo gak marah pas ada cowok yang nempel-nempel sama gue! Lo bahkan gak keliatan cemburu, dan malah santai-santai!" omel Jisoo. Oh ya, Jisoo ingat ... Seokmin pernah cemburu pada Dino. Orang yang pernah menjadi mantan Jisoo. Apa Jisoo harus menyuruh Dino, untuk membantunya memanas-manasi Seokmin?

"Gue jelas cemburu Kak," gumam Seokmin yang berhasil masuk pada kuping Jisoo.

Mendengar jawaban itu, Jisoo masih kesal. "Lo bilang cemburu ... tapi wajahnya kek gak punya beban."

"Kenapa harus pasang wajah punya beban? Kenapa juga gue harus nunjukkin kalo gue cemburu? Ya ampun Kak, selama gue punya lo ... ngapain iri sama mereka?" tanya Seokmin heran.

"Mereka cuman deketin lo, karena tugas kelompok 'kan? Gue tahu itu. Jadi, gak usah buat-buat masalah. Gue gak mau jadi calon suami yang posesif," jawab Seokmin, yang berhasil mengusap lembut hati Jisoo.

Sial! Hati Jisoo ingin meledak rasanya. Tapi dia masih marah, karena ...

"Kak? Lo ngerti? Gue cuman, mau Kakak bebas, gak terkekang sama hubungan kita." Seokmin bertanya memastikan.

Kakak! Kakak! Kak Jisoo! Masalah ketiga, yaitu: Seokmin tak pernah memanggil Jisoo dengan panggilan romantis yang menggelikan. Pemuda berhidung mancung itu senang memanggilnya 'Kakak'.  Jisoo jadi teringat umur, apa dia salah karena menyukai adik kelasnya sendiri? Pemuda yang bahkan lebih muda 2 tahun darinya.

🌼CHAN COMBLANG |Svt Gs|[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang