Happy Reading!!
Sorry for Typo!!
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
Setelah hari saat Melvin yang menemuiku di makam, keadaan diantara aku dan Melvin membaik meski aku masih belum tahu apa yang menjadi bahan pembicaraannya bersama empat temannya. Selalu saja Melvin mengalihkan pembicaraan saat aku mulai membahas topik itu, aku sadar itu dan aku memilih untuk tak lagi mempedulikan.
Tapi meski begitu, aku tak akan menyerah dan tetap akan mencari tahu sendiri tanpa harus bertanya pada Melvin ataupun keempat teman kami. Sifatku yang biasanya acuh terhadap sekitar, aku mulai peduli dan peka dengan sekitar apalagi menyangkut Melvin.
Entah baru aku yang menyadari atau ada yang salah dengan sekitarku, belakangan ini aku merasa banyak mata yang mengawasi pergerakkanku. Seringkali aku memergoki pria atau wanita yang tengah menatapku dengan tatapan aneh, tapi aku merasakan aku sendirian sedangkan saat bersama Melvin aku tak merasakannya.
Seperti sore ini, aku tengah berlari santai disekitar komplek untuk berolah raga jogging namun laju lariku yang awalnya santai kini berubah menjadi cepat saat aku mendengar derap langkah yang mengikutiku dan ikut melajukan langkahnya saat aku berlari kencang dari arah belakang.
Aku tak berniat untuk menoleh karena aku takut, apalagi kawasan komplek perumahan ini sangatlah sepi karena mayoritas penghuni komplek ini keluarga sibuk dan hanya menggunakan rumah untuk tidur saja, tak seperti permukiman warga yang ramai seperti biasanya.
Sedikit lagi, setelah mencapai tikungan didepan aku akan tiba di blok rumahku dan aku akan aman sebentar lagi namun baru saja hendak belok, tubuhku terbentur sebuah tubuh kekar hingga hampir saja bokongku mencium lantai jika tak ada tangan yang menahan bahuku.
"Bep, lo gak papa? "
"Mel.. Hosh.. Hosh.. "
Rasa takut yang mengikat kuat perasaanku tadi menjadi reda melihat sosok yang aku tabrak adalah Melvin, hingga aku akhirnya memberanikan diri untuk menoleh kebelakang namun tak ada siapapun dibelakangku.
"Lo kenapa, Bep? Kayak orang panik gitu. "
"Gue.. Tadi gue ngerasa ada yang ngikutin gue Mel, gue denger suara langkahnya yang terus ada dibelakang gue. " aduku pada Melvin.
"Masa sih? Gak ada orang kok gue lihat. "
"Gue serius Mel, tadi ada yang ngikutin gue."
"Iya-iya, udah Bep. " Melvin merangkul bahuku, sepertinya dia tak mempercayai perkataanku.
"Mel, lo gak percaya sama gue? "
"Gue percaya Bep jadi sekarang kalau lo mau kemana-kemana ajak gue aja atau ajak siapa kek kalau gue berhalangan, gue gak mau lo kenapa-napa. "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]
Teen FictionNama lengkapnya adalah Ananda Melvin Pramayoga, biasanya aku memanggilnya Melvin dan dia adalah sahabatku. Menurut orang lain, Melvin itu lucu dan menggemaskan meski aku tak bisa menampik itu tetapi bagiku dia sangatlah menjengkelkan. Tapi ada sua...