HAPPY READING!!
SORRY FOR TYPO!!
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
Setelah pembicaraan kemarin, aku sedikit merasa gelisah. Jujur saja aku masih kefikiran tentang pengakuan Melvin malam itu, walaupun saat itu Melvin mau berjanji padaku tapi tetap saja aku masih tak tenang jika Melvin mendapatkan wanita pujaan hatinya.
Dari aku kecil hingga aku seperti sekarang, Melvin selalu ada untukku bahkan Melvin bisa dianggap sebagai setengah jiwa dalam hidupku. Bagiku dia itu sudah kuanggap sebagai saudaraku, terkadang aku merasa dia seperti sosok pelindung dan sosok penghiburku. Aku tak akan munafik, aku sangat menyayanginya dan tak ingin kehilangannya.
Beberapa hari ini aku sudah mulai kembali bersekolah setelah aku menemani Melvin menuntaskan hukumannya, kini aku sudah belajar seperti biasa.
Seiring berjalannya waktu, keadaan disekolah mulai kondusif dan beberapa orang sudah melupakan masalah Elvon.
Pernah aku dengar bahwa keluarga Elvon masih tengah menyelidikinya kasus pembunuhan itu, aku kira mereka akan mengangkatku sebagai tersangka tapi ternyata hal itu tak pernah terjadi.
Aku mulai bisa menghela nafas lega saat masalahku sedikit berkurang, sedangkan soal orangtuaku aku sudah mulai tak terlalu mengharapkan keberadaan mereka lagi dan mencoba untuk hidup mandiri dengan bantuan Melvin dan Bunda.
Sore ini aku tengah berjalan santai untuk tiba dimini market karena aku ingin membeli cemilan, beberapa hari ini aku sudah mulai menjauhi apa yang aku tak suka seperti makan apa yang sudah dijauhi sejak dulu.
"Sore, tetangga. " sapa seseorang dari belakang, mendengar itu akupun menoleh kebelakang.
"Oh sore juga, Om. " sapaku balik, namanya adalah Om Lofie sang penghuni rumah yang blok nya bersebelahan dengan blok rumahku.
Aku sedikit mengenalnya meski tak jauh dari sebatas nama, Om Lofie adalah pria berstatus duda yang baik dan ramah menurutku jadi setiap aku melewatinya aku selalu berusaha untuk membalas keramah-tamahannya.
"Mau kemana, Rin? "
"Mau ke depan, beli cemilan. "
"Kebetulan, Om juga mau beli perlengkapan sabun disana. Ayo bareng aja naik motor. "
"Ahh gak usah Om, aku bisa jalan aja sekalian olah raga. "
"Yaudah kalau gitu Om juga jalan aja deh, biar bisa bareng sama kamu. "
Ingin sekali aku menolak dan melarang dia untuk tak ikut karena aku sangat tak nyaman jika terlalu lama dengan Om Lofie tapi apa daya, aku tak bisa menolaknya karena tak enak apalagi senyumnya yang tak pernah surut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]
Teen FictionNama lengkapnya adalah Ananda Melvin Pramayoga, biasanya aku memanggilnya Melvin dan dia adalah sahabatku. Menurut orang lain, Melvin itu lucu dan menggemaskan meski aku tak bisa menampik itu tetapi bagiku dia sangatlah menjengkelkan. Tapi ada sua...