Part 14 [ Unexpected Thing ]

1.5K 306 53
                                    


Selamat siangg!!
Siap buat tahu kejutan di part ini?

HAPPY READING!!
SORRY FOR TYPO!!

HAPPY READING!! SORRY FOR TYPO!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏









"Pokoknya gue gak mau tahu ya Mel, gue mau lo harus lakuin apa yang gue suruh! "

"Iya Bep, iya. "

"Jangan sampe lo buat gue malu dan kalah diperlombaan ini. "

"Tenang aja elah, gue udah hatam semua gerakkan diluar otak. "

Seminggu ini adalah hal yang paling menyebalkan bagiku, diawali saat Pak Roy yang menaksaku untuk ikut lomba dadakkan dan memintaku untuk mengambil tema romantis, yang paling parahnya orang pilihan Pak Roy untuk lawan mainku adalah sahabatku sendiri— Melvin.

Selama seminggu ini aku dan Melvin melakukan dispensasi atas izin Pak Roy, kami melakukan latihan keras seharian penuh disetiap harinya karena waktu jeda lomba hanya satu minggu.

Saat ini aku sudah berada didalam bus sekolah dengan murid lainnya yang memiliki tugas yang sama sepertiku yaitu lomba, lomba diadakan disatu sekolah bergengsi yaitu SMA Pluto dan acara diadakan selama tiga hari, yang aku tahu pihak sekolah sudah menyewa hotel untuk para murid dan guru yang ikut.

Setibanya kami di Pluto, kami semua langsung turun dengan guru kesiswaan yang memandu. Kami cukup bangga dengan seragam kami yang tak kalah keren dengan sekolah lain, disini aku percaya jika acara ini bukan acara biasa.

"Kita langsung ke aula saja, pembukaan akan dilaksanakan sepuluh menit lagi. " ucap guru kesiswaan Jupiter yang bernama Pak Eri.

Setibanya di aula aku cukup takjub melihat interior yang begitu modern dan sangat luas, bahkan sangking luasnya semua perwakilan sekolah yang hadir dapat ditampung disini.

Seorang pria yang aku yakini adalah pihak Osis mendekati kami dan Pak Eri pun pergi menuju meja absen, meninggalkan semua muridnya yang akan dipandu oleh anggota Osis itu.

Selama perjalanan ke aula hingga sampai pun aku baru sadar jika tangan Melvin sudah nakal dengan merangkulku, ingin dilepas pun percuma karena lengan berlemak Melvin itu berat. Sepertinya aku keliru tentang lemak.

Kami semua pun duduk ditengah-tengah kursi aula seperti petunjuk osis, jangan lupa Melvin yang masih betah duduk disampingku dan merangkulku.

"Mel. " panggilku dengan berbisik.

"Apa, Bep? " balas Melvin ikut berbisik, tanpa sadar kami sudah saling menatap dengan jarak yang cukup dekat.

"Lepas tangan lo! Jauh-jauh dari gue! "

𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang