Part 32 [ Love Advice ]

1.2K 255 21
                                    

Happy Reading!!
Sorry for typo!!

Happy Reading!! Sorry for typo!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________

Plak!!

Setelah memberi tanda tangan di pipi Melvin, aku langsung pergi beranjak dari kamarnya dan pergi setelah memutar kunci yang beruntungnya Melvin biarkan ditempatnya.

Pertemuan yang tak pernah aku duga, realita pertemuanku dengan Melvin sungguh berbanding dengan ekspetasi yang aku bayangkan selama ini.

"Lerin, mau kemana? " tanya Bunda menginterupsi langkahku yang akan keluar dari rumah ini.

"Lerin mau langsung pulang Bunda, Lerin kangen sama rumah. " jawabku tanpa mengubah posisiku.

"Oh oke, makan siang nanti kamu dateng kerumah yah. "

"Iya Bunda. "

Setelah itu aku kembali melanjutkan langkahku, namun kembali tersendat kala melihat empat teman Melvin yang tengah berbincang dengan beberapa pengawal dihalaman rumah.

"Lerin.. " Rayan memanggilku, kulihat tatapannya tertuju pada leherku, segera aku mengalihkan tatapannya dari mereka dan merapikan rambutku kedepan.

"Leher lo ken—"

Tak ingin mendengar pertanyaan Mahen, aku langsung berlari meninggalkan mereka dan memasuki rumah, tak lupa ku mengunci dan menggembok pintu pagar rumah agar tak ada siapapun yang bisa masuk.

Setelah itu aku kembali berlari memasuki rumah dan kembali menguncinya, saat ini aku benar-benar ingin sendiri. Namun baru saja aku tiba dikamar milikku, suara deringan ponsel terdengar dikeheningan.

Aku mengikuti arah sumber suara dan ternyata ponsel itu ada didalam laci meja belajarku, rasanya aneh sekali karena setelah kecelakaan kemarin ponsel yang aku punya menghilang. Namun setelah aku ingat perkataan Dad, dengan segera aku mengangkat panggilan itu.

"Dad? " sapaku dengan ragu, aku takut jika realita yang aku bayangkan ternyata salah.

"Dad sangat menyesal karena telah membiarkanmu pergi. "

Mendengar balasan itu, air mata yang aku bendung sedari tadi pecah dan isakkan pun tak bisa aku tahan.

"Kita pergi saja, Belle. " Mendengar itu aku langsung menggelengkan kepala dan langsung menghentikan isakkanku.

"Tidak Dad, belum waktunya. Aku mohon beri satu kesempatan. "

"Dad tidak mau kamu merasakan sakit lebih dalam lagi, Belle. "

"Tidak, Dad. Aku baik-baik saja, buktinya aku masih bisa menahan Melvin tadi. "

"Tapi sampai kapan kamu bisa menahan pria gila itu? "

𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang