Part 23 [ Compassion ]

1.3K 283 81
                                    

Pagi semua...

Tadinya mau up tadi malem, ehh malah error wattpad saya. Maaf yaa..

Happy Reading!!
Sorry for Typo!!

Happy Reading!! Sorry for Typo!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏


"Lo jangan bodoh, mereka udah buat penderitaan di hidup lo dan sekarang lo mau nawarin mereka buat tinggal bareng lo? Jangan gila Rin! "

"Tapi Mel, cuma mereka keluarga yang gue punya. "

"Apa mereka pernah nganggep lo keluarga? Enggak Rin, mereka benci sama lo. "

"Naya gak benci gue Mel, dia udah nganggep gue jadi sepupunya. "

"Rin! Lo lupa kalau selama di sekolah cuma lo yang sering coba deketin dia sedangkan dia? Dia lebih pilih sama yang lain. "

"Tapi Mel—"

"Apa lo pernah lihat dia senyum buat lo? Apa dia pernah ketawa bareng sama lo? Paling mudah, apa dia pernah mulai pembicaraan sama lo? "

Sakit rasanya saat aku telah menutup lukaku dengan pasir dan seseorang dengan mudah meniupnya hingga luka itu terpampang jelas mengingatkanku, Melvin berhasil melakukan itu.

"Gue tahu itu Mel tapi kalaupun gue mau coba buat benci mereka itu susah, gue gak bisa Mel. " lirihku dengan nada bergetar, lagi dan lagi aku memperlihatkan kerapuhanku pada Melvin.

Tangisku pecah saat Melvin menarik tubuhku kedalam dekapan hangatnya, beruntung kawasan perumahan kami selalu sepi.

"Gue ngomong gini bukan mau buat lo melakukan hal yang salah, gue gak mau lo terlihat lemah dan bodoh dihadapan orang yang benci sama lo. " bisik Melvin semakin mengeratkan pelukkannya.

Sebelumnya tadi setelah aku melihat Naya bersama ayahnya yang terlihat menyedihkan tengah berjalan melewati warung yang kami singgahi, aku hendak mengikuti langkah mereka untuk melihat kemana mereka pergi namun saat aku baru saja hendak menemui mereka, tanganku langsung dicekal oleh Melvin yang langsung membawa paksaku ke tempat motornya terparkir hingga disinilah kami berada.

Jujur saja aku sangat terkejut saat mengetahui jika Ayah— Ralat! Pamanku mengalami kebangkrutan yang sangat parah hingga menyebabkan dia terusir dari kediamannya, belum lagi aku baru saja mengetahui jika Ayah dari Naya itu masih terlilit hutang dari beberapa bank.

"Mel. " panggilku, saat ini kami sudah duduk disofa rumah Melvin dengan aku yang masih menyandarkan kepala pada bahu Melvin sedangkan tangan Melvin yang masih merangkul bahuku.

"Hm? "

"Lo setuju gak kalau gue kasih rumah didepan buat mereka. "

"Lo gila?! Terus lo mau tinggal dimana? " aku merasakan jika Melvin keberatan dengan apa yang aku katakan.

𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang