Part 43 [ Hard Decision ]

1.2K 250 153
                                    


Siap buat kejutannya?
Inget ya, gak boleh emosi wkwk..
Boleh menyalurkan emosi kalian lewat komen, karena bentar lagi cerita end!

Happy Reading!!
Sorry for Typo!!









_____________________







Kemarahan Dad sepertinya sudah pada puncaknya, bahkan aku bisa melihat raut wajah yang biasanya terlihat easy kini menjadi tegang bahkan alisnya saja menyatu membuktikan bahwa dia sangat marah. Tapi meski begitu Dad tidak melampiaskan amarahnya padaku bahkan eratan tangannya padaku tetap hangat dan lembut meski urat lehernya sudah tegang dan menonjol, karena kemarahannya itu menimbulkan aku tak mampu menolak keputusannya.

Kini kami berada di perjalanan menuju bandara, Dad bilang kami akan pergi ke Australia. Awalnya aku terkejut dan menolak keinginannya tapi aku tak kuasa, jadi kini aku hanya bisa pasrah.

Sebelumnya Dad memberiku waktu untuk mengunjungi rumah dan makam Mama untuk memberi salam perpisahan, aku juga sempat pamitan ke Bunda karena Melvin sedang tak ada dirumah. Mau bagaimana pun, Bunda adalah orang yang paling aku sayangi meski aku tak memiliki darah yang sama dengannya. Dad pun mengerti dan mengizinkan, meski aku tak boleh memberitahu kepergianku kepada Bunda.

Seharian yang aku lalui hari ini begitu banyak yang terjadi, bahkan besok aku sudah tak ada disini lagi untuk memulai hidup baru bersama Dad menyimpan kenangan yang sudah aku lalui selama ini.

"Dad.. Kenapa jalanannya begitu sepi? " Tanyaku akhirnya, kulihat mobil kami melewati hutan.

"Kita melewati jalan yang memutar agar mereka tak bisa menemui kita, perjalanannya masih panjang jadi kamu tidur saja. "

"Aku tidak mengantuk, Dad. "

Ckitt!!

Tiba-tiba tubuhku terdorong kedepan saat supir menginjak pedal rem dengan kencang, beruntung Dad menahan tubuhku yang tidak memakai seatbelt.

"Apa ini?! " Bentak Dad mengeluarkan amarahnya.

"Ada mobil yang mencegat kita, Tuan. "

"Bukankah kalian sudah memastikan jika mereka masuk perangkap?! "

"Maaf, Tuan. Mobil ini datang dari depan dan tidak menggunakan pencahayaan, kemungkinan besar ini plan B mereka. "

"Kalau begitu, kita gunakan plan C. " Ucap Dad telak.

"Apa itu plan C? "

"Dengan membunuh mereka. "

"Apa?! Dad.. Jangan lakukan itu.. " Aku tidak bisa membiarkan itu, bagaimana pun juga pasti diantara mobil dihadapan kami terdaat Melvin salah satunya.

𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang