Part 28 [ Succumb ]

1.3K 256 36
                                    


Pagi semua..
Oiya, udh lama gak pernah double up. Kalian mau gak? Kalau mau kuy kalahin jumlah komen sebelumnya!

Ditunggu sampe nanti malam oke!

HAPPY READING!!
SORRY FOR TYPO!!

HAPPY READING!! SORRY FOR TYPO!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








______________________







Aku merasa kacau, fikiranku kalut seperti benang yang sudah kusut dan tak menemukan cara untuk meluruskannya. Saat ini aku sendirian, aku meminta Melvin untuk membiarkanku sendiri disini dengan berjanji aku tak akan pergi menemui Fathan. Aku butuh ketenangan dan mencari jalan keluar masalah yang sebenarnya aku tak tahu itu.

Jika kalian bertanya kemana perginya Melvin, jawabannya aku tak tahu. Memang aku yang memintanya pergi dan menjauhiku beberapa saat setelah dia bungkam tanpa menjawab pertanyaanku, sekarang aku tak tahu kemana dia pergi.

Saat ini aku sudah tak lagi ada kediaman Melvin, aku juga sedang tak berada dikamarku melainkan sebuah kamar yang dari dulu kuanggap gudang. Jika bukan Bunda yang memberi tahu, mungkin aku tak akan pernah tahu rupa dari sosok Ibu kandungku. Ya, ruangan ini adalah kamar tidur Ibuku semasa hidup.

"Beri aku kekuatan, Ibu. " gumamku dengan mata yang menatap sebuah lukisan indah didepanku.

Minggu depan aku harus pergi ke Jepang untuk lomba, jadi selama seminggu ini aku akan absen disekolah untuk menyiapkan semuanya. Pelatihku ingin aku berlatih bersamanya, sehingga mau tak mau aku harus kembali ke kelas baletku untuk menyiapkan penampilanku.

Aku tak tahu dalam kondisi seperti ini apa aku akan berhasil atau tidak, belum lagi hubungan antara aku dan Melvin yang belum membaik dan mendapatkan jawaban membuat fikiranku terbelah.

Merasa cukup aku berdiam diri menenangkan fikiran dikamar Ibuku, akupun beranjak dari sana dan keluar untuk bersiap pergi berlatih bersama pelatihku.

Namun pergerakkanku terhenti saat penglihatanku melihat sebuah punggung tegap tengah duduk membelakangiku disofa ruang tengah, itu adalah Melvin.

"Mel.. " Panggilku dan dia langsung menolehkan kepalanya padaku.

Niatku yang hendak bersiap pergi aku urungkan, aku memilih untuk membereskan semua masalahku dengan Melvin saat ini juga agar aku bisa fokus untuk lomba.

"Lo udah mau berangkat? "

"Heem.. Seminggu ini pelatih gue mau gue nginep disana, jadi gue gak akan pulang buat beberapa minggu kedepan. "

"Ya, gue ngerti. " balas Melvin dengan wajah muramnya.

"Mel. "

"Ya? "

𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang