Part 21 [ Seek Out ]

1.4K 276 13
                                    


Malam semuaa..

HAPPY READING!!
SORRY FOR TYPO!!








﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏









Malam ini adalah malam yang berbeda dari malam sebelumnya, biasanya malam ini adalah malam yang kutunggu untuk menghancurkan rasa rinduku pada orangtuaku tapi malam ini berbeda karena aku akan tampil untuk Melvin, Bunda dan empat teman Melvin yang sudah aku anggap sebagai temanku sendiri.

Saat ini aku baru saja selesai make up, aku sudah tampil cantik dengan rambut yang kali ini dibiarkan tergerai curly, gaun off shoulders berwarna putih sebatas betis, stocking dan terakhir sepatu ballet ku yang berwarna pink pemberian Bunda sebagai hadiah perlombaanku bersama Melvin pekan lalu.

"Lerin, sudah waktunya. "

Mendengar itu aku yang tengah melakukan pemanasan pun langsung berhenti dan berjalan kearah samping panggung, aku melihat beberapa penari pembuka sudah menggerakkan tubuhnya begitu gemulai.

"Dalam hitungan ketiga, Rin. Satu.. Dua.. Tiga yok. "

Mengikuti aba-aba, aku langsung berjalan ketengah panggung dan seperti biasanya aku dapat mendengar sorakkan dari para penonton termasuk keempat temanku yang begitu heboh.

Setelah orkestra yang mengiringi gerakkanku habis, aku langsung memberi salam penutup bersamaan dengan pemain dibelakangku. Seperti biasa, aku akan meraih beberapa bunga yang terlempar dan melambaikan tangan untuk menyapa para penonton tapi pergerakkanku terhenti melihat sosok penonton yang duduk dipaling pojok tengah menatapku tanpa ekspresi.

Aku tak tahu kenapa dia menatapku seperti itu tapi untuk memberi kesan baik, akupun melayangkan senyumku untuk dia dan melambaikan tanganku padanya namun bukannya membalas sosok itu malah berdiri dan meninggalkan tempatnya.

Apa penampilanku tadi jelek?

Pertanyaan itu terus hinggap dikepalaku karena baru kali ini aku melihat ekspresi seperti itu dari penontonku, aku terlalu tenggelam memikirkan itu hingga saat aku bertemu Melvin dan yang lain.

"Kamu fikirin apa, Rin? " tanya Bunda membuatku kembali dalam duniaku.

"Ehh, enggak kok Bun. "

"Beneran? "

"Em.. Bun, tadi penampilan aku jelek yah? "

"Siapa bilang itu, penampilan kamu sempurna sayang bahkan sangat sempurna. "

Meski sudah mendengar itu dari mulut Bunda, aku tetap tak bisa menghilangkan perasaan ini.

"Ayoklah kita foto, gue mau pamer ke medsos nih. " seru Mahen setelah sedari tadi mencari filter terbagus di Snapchat.

𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang