21

14.1K 1.5K 4
                                    

pohon rindang menemani langkahmu
bayanganmu akan menuntunmu didepan
lihatlah ke arah matahari
dan kau akan temukan kuncinya

Kalimat itu terus bergema di kepala Nara. Tidak ada yang berniat membuka suara, mereka fokus pada pikiran masing-masing.

"aku hanya tau yang di maksud pohon rindang menemani langkah mu adalah hutan, lokasinya pasti di hutan" jelas Lio

"bukan hanya satu hutan yang ada di wilayah utara Lio" tutur Eros

"t-tapi aku yakin hutan ini"

"itu mungkin saja. Dibanding hutan lain, hutan ini adalah yang paling luas, banyak binatang yang dapat mengancam nyawa didalamnya. Cocok sekali untuk menyembunyikan sebuah kristal" jelas Nara

Nara meringis "tidak bisa di percaya penginapan kita berada di dekat hutan yang berbahaya"

"nonaa, apa kau akan membantu menemukan kristal itu?" tanya Eros hati-hati

jujur rasanya Nara malas, bahkan matahari belum sepenuhnya terbit. Diana lah yang membuatnya terbangun sepagi ini. Ia terjatuh saat ingin beranjak ke kamar mandi, menimbulkan suara yang membuat Nara kaget.

Bagi Diana bangun sepagi ini sudah menjadi rutinitas. Jadi bisa di simpulkan itulah alasan Eros bisa melihatnya keluar tadi, ia pasti sudah terbiasa bangun sepagi ini

"entah lah" jawab Nara acuh

"tak apa, aku yakin aku pasti akan menemukannya" ucap Lio menguatkan diri, mengingat Nara pada dirinya dulu

lagi-lagi perasaan kaya gini yang selalu bikin gue repot

"baiklah, akan kubantu" ucap Nara terpaksa yang membuat Lio tersenyum lebar

"terimakasih.. kak" Lio tulus. Eros yang melihatnya hanya mengacak surai berantakan milik Lio

"tapi kita belum menyelesaikan petunjuk itu nona" peringat Eros

lagi-lagi keheningan melanda mereka, hanya kicauan burung yang mengisi kekosongan di halaman belakang penginapan

"bayanganmu akan menuntunmu di depan" gumam Nara mengulang kalimat itu

"pada saat seperti apa bayangan kita berada di depan?" tanya Nara

"saat kita membelakangi cahaya" jawab Eros

"ku rasa kita harus memecahkan kalimat ke selanjutnya agar mengerti makna dari kalimat ke dua" ucap Nara

"karena artinya terlalu banyak. Kita bisa membelakangi cahaya dan berjalan ke arah barat saat pagi hari, tapi ketika sore hari kita harus berbalik dan berjalan ke arah yang sebaliknya"

Eros hanya mengangguk setuju

"mungkinkah yang dimaksud kunci ada hubungannya dengan perkamen ke dua yang kosong?" duga Lio

"bisa aku lihat perkamen itu?" Eros menerima perkamen yang disodorkan Lio, merabanya dan mengamati dengan seksama

"apa perkamen ini pernah basah?" tanya Eros

"aku tidak tau, saat kutemukan sudah seperti itu"

"apa ada yang aneh" tanya Nara

"kertas ini lebih tebal dari yang satunya, mungkin kah..." Eros menggantungkan kalimatnya

Eros berdiri dari termpatnya dan berjalan beberapa meter kedepan

Ia menganggkat perkamen itu ke arah matahari dan sebuah peta muncul diatasnya

"menakjubkan" ucap Lio terperanga

"bagai mana bisa?" tanya Lio saat Eros sudah kembali ke tempatnya

"saat ku pegang, perkamen ini memang lebih tebal dari yang satunya, perkamen juga cenderung transparan dan tipis jadi aku berpikir mengapa orang yang membuatnya memilih bahan ini"

"inikah kemampuan anak seorang pengusaha" ucap Nara yang membuat Eros berdehem canggung untuk mengusir rasa malu

"saat aku amati sepertinya perkamen ini pernah basah, karena teksturnya akan berubah, jadi kita tidak perlu selalu melihat ke arah matahari untuk melihat petunjuk. Jika dugaanku benar saat kertas ini basah, petanya akan tercetak jelas di atasnya" jelas Eros panjang lebar

"kalian sangat pintar" puji Lio, sepertinya ia menemukan titik terang untuk menyembuhkan ibunya

"tunggu apa lagi, ayo berangkat" ajak Lio semangat

"kau mau mati?" tanya Nara

"dihutan sangat berbahaya, kita tidak bisa pergi tanpa persiapan" tutur Eros

"aku akan mengambil senjata pribadi ku, dan kau" Nara menunjuk Eros

"kalian berdua pergi ke dapur dan curi makanan disana" titah Nara

"e-eh tapi non-"

"sarapan masih beberapa jam lagi, aku tidak mau mati dijalan karena lapar" tanpa menunggu pergerakan dari Eros dan Lio, Nara melesat menuju kamarnya

"Eldine, dari mana saja?" sapa Diana yang tidak dipedulikan Nara

Nara menuju tasnya yang sudah ia kemas, mencari busur dan anak panahnya lalu mengalungkannya

"Diana dengar!" ucap Nara memegang kedua pundak Diana

"saat yang lain menanyakan keberadaanku bilang saja aku sedang berjalan-jalan dengan Eros mengerti?, jangan pernah bilang siapapun aku membawa senjata" titah Nara

"t-tapi anda mau kemana?" tanya Diana

"hutan" jawab Nara singkat, Diana hanya mengangguk patuh

"jaga diri anda" ucap Diana saat Nara beranjak keluar dari kamar.

Nara tidak mengganti pakaian nya karena Nara memang tidak membawa pakaian lain selain seragam, gaun tidur dan satu gaun pesta. Nara tetap pada pakaian tidur dan jubahnya, serta sepatu boots putih agar memudahkannya bergerak.

saat melewati kamar Eros dan Daniel, Nara memutuskan untuk mengendap-endap masuk.

Nara bisa melihat Daniel sedang terlelap di kasurnya

"Eros bisa kau tutup jendelanya, ini dingin" ucap Daniel tanpa membuka matanya membuat Nara tersentak kaget dan menahan napas

Tanpa menunggu Nara menutup jendela yang sempat Eros buka agar Daniel tidak curiga dan bangun. Mendapat pelatihan di militer memang membuatnya sangat waspada dan peka terhadap kondisi.

Nara berjalan pelan menuju sudut raungan dimana Daniel meletakan pedang pribadinya yang selalu ia bawa

setelah mendapatkannya Nara mengendap pelan ke luar, setelah berhasil menutup pintu dengan amat sangat pelan barulah ia dapat bernapas lega

Nara bergegas berjalan menghampiri Eros dan Lio di halaman belakang

"kak, kenapa lama sekali" ucap Lio

"aku baru saja masuk ke kandang harimau" ucap Nara asal lalu melemparkan pedang Daniel ke arah Eros yang langsung ditangkapnya

"gunakan itu"

"ini kan..apa tidak apa apa?" tanya Eros, ia mengenali pedang yang ada ditangannya

"pastikan saja kau mengembalikannya ketempat semula" ucap Nara

untuk ke sekian kalinya dia di repotkan oleh rasa kasihan yang dapat membahayakan dirinya.

sungguh amat sangat merepotkan









tbc

ANTAGONIS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang