20

15K 1.6K 12
                                    

Pagi hari di hebohkan oleh berita mengenai gudang penyimpanan senjata yang terbakar, oleh karena itu pertandingan perburuan dibatalkan karena sulit mendapatkan busur dan panah dalam jumlah banyak di waktu yang singkat

Count Kalio dan count Conner mengadakan rapat mendadak antara para kepala sekolah yang hadir dalam acara, berniat memperpanjang acara hingga esok namun ditolak karena tidak sesuai dengan agenda awal yang tertera dalam undangan.

Sesuai dengan agenda yang mengharuskan mereka berburu diganti dengan waktu kosong yang dapat digunakan semua murid untuk mengemas barang bawaan mereka, nanti malam akan diadakan pesta makan malam untuk menutup acara dan besok pagi semua peserta akan kembali ke wilayah masing-masing

Nara mendudukan dirinya di samping jendela kamarnya menunggu gilirannya untuk membersihkan diri. Menunggu Diana keluar dari dalam kamar mandi membuatnya bosan

Nara menghirup sebanyak banyaknya udara segar yang ia dapat di Nortwill. Besok ia sudah tidak akan bisa mendapatkan udara seperti ini di wilayah pusat kerajaan

tiba-tiba matanya menangkap sosok mungil yang keluar dari semak-semak

"siapa yang bawa bocah ke sini sih?!!" Nara menggosok matanya memastikan penglihatannya

anak laki-laki dengan lutut dan siku berdarah terduduk di bawah pohon dekat semak-semak tempatnya keluar

Nara mengambil jubahnya untuk menutupi gaun tidur yang ia kenakan lalu berlari kecil menuju anak itu, entah mengapa ada dorongan pada dirinya untuk menyelamatkannya.

mungkin dorongan dari pemilik asli tubuh yang Nara tempati.

Berjalan pelan menuju tempat anak kecil itu berada samar samar Nara bisa mendengar ringisan darinya

"kau bisa menangis jika ingin" ucap Nara spontan

anak kecil itu tersentak kaget, ia mengusap butiran air yang sempat jatuh di pipinya

"aku tidak menangis!!!" triaknya dengan wajah yang memerah

Nara membalikan badannya "aku tidak melihat apapun"

tidak lama Nara bisa mendengar isakan dari sosok mungil di belakangnya

"Nona E-" Nara mengisyaratkan Eros yang menghampirinya dengan tergesa untuk diam. Sedikit menggeser tubuhnya agar Eros dapat melihat anak kecil di belakangnya.

Eros mengangguk mengerti lalu masuk ke penginapan untuk mengambil kotak obat.

sedangkan Nara mendudukan dirinya di sebelah anak laki-laki yang baru selesai menangis

"sudah?" tanya Nara yang di jawab anggukan kikuk

Nara memindai penampilan anak di sebelahnya "kau terlihat menyedihkan bocah"

"aku bukan bocah!!" ucapnya kesal

"ya terserah" saut Nara tidak peduli, anak itu hanya menggembungkan pipinya kesal

Eros datang dengan kotak obat di tangannya, ia memposisikan dirinya di sebelah anak laki-laki itu guna membantu mengobati lukanya

"a-aku bisa sendiri" ucapnya menahan tangan Eros yang akan mengobatinya

"aku akan membantumu, akan sulit mengobati luka dengan tangan kirimu" jelas Eros membuat anak itu membiarkan Eros mengobatinya

"siapa namamu?" tanya Eros

"untuk apa kau mau tau?"

"kalau begitu kau tidak bisa melarangku memanggilmu bocah" ucap Nara datar

Anak itu mendelik kesal "panggil aku Lio"

Eros tertawa kecil melihatnya, sepertinya umur Lio beberapa tahun lebih tua dari adiknya

"kenapa kau bisa kesini?" tanya Nara

"aku..a-aku.."

"kau bisa percaya pada kami" ucap Eros menenangkan

"aku mencari kristal Evris" ucapnya dalam satu tarikan napas

"kristal apa?" tanya Nara

"Evris nona, kristal itu dipercaya memiliki kekuatan penyembuh" jelas Eros

mata Nara membulat "ada yang seperti itu disini?" tanya Nara yang di jawab anggukan oleh Eros

"namun keberadaannya entah dimana bahkan bagi beberapa orang hanya menganggap itu sebuah rumor"

"lalu kau akan mencarinya?" tanya Nara tidak percaya pada bocah di sebelahnya

Lio mengangguk antusias "aku membutuhkannya untuk menyembuhkan ibuku"

"sangat membuang waktu" ucap Nara

"untuk orang lain mungkin iya, tapi tidak untukku" ucap Lio

Nara mengangkat sebelah alisnya "sepertinya kau tau sesuatu bocah"

"aku bukan bocahh!!!!"

Nara merotasikan matanya "apa adikmu seperti ini?" tanya Nara pada Eros yang hanya dijawab ringisan

"keluargaku adalah kunci hidup menuju kristal Evris" ucap Lio

Eros sedikit kaget "jadi itu nyata?"

Lio mengangguk lalu menjelaskan mengenai keluarganya dan ibunya yang sakit parah. Ia menemukan perkamen tua di ruang bawah tanah rumahnya dan mengetahui fakta bahwa keluarganya adalah penjaga kristal Evris.

"aku harus mencarinya untuk menyembuhkan ibuku" tutur Lio

"biar ku tebak, ibu mu tidak tau kau mengambil perkamennya bukan?" ucap Nara yang sukses membuat Lio menunduk

"itu bukan hal yang bagus, kita tidak tau apa yang akan terjadi nantinya" jelas Eros

"t-tapi aku su-sudah mempelajari semuanya" Lio mengeluarkan perkamen yang dia selipkan di dalam bajunya, tertahan oleh ikat pinggang yang ia kenakan.

Ia berniat mengeluarkannya namun tangannya ditahan oleh Nara, seketika ia mengingat pesan Dave

Bahkan tembok dan pepohonanpun memiliki telinga

"apapun itu, jangan pernah katakan hal ini pada siapapun!" tegas Nara yang diangguki Lio

"ikut aku"

Mereka berjalan menuju halaman belakang dimana Nara dan Eros pernah bicara sebelumnya

"nah jelaskan" titah Nara

Lio mengeluarkan perkamen dari dalam bajunya lalu menyerahkan dua lembar perkamen

"itu adalah potongan petunjuk, terdapat kata hutan utara karena itu aku kesini" tutur Lio

"kau bahkan belum memecahkan teka-tekinya dan sudah mau mencarinya?" tanya Eros

Lio hanya menggaruk pelipisnya "b-begitulah"

Nara terus memperhatikan perkamen itu di kedua tangannya

perkamen pertama kosong, hanya tampak seperti kertas lecek yang sudah menguning

sedangkan perkamen satunya berisi bait

pohon rindang menemani langkahmu
bayanganmu akan menuntunmu didepan
lihatlah ke arah matahari
dan kau akan temukan kuncinya

apa maksudnya?









tbc

ANTAGONIS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang