23

13K 1.5K 13
                                    

happy reading sayang

"eldine.." gumam Nara mengetahui gadis anggun yang berdiri di depannya

pemilik tubuh asli yang Nara tempati

"dimana kita?" tanya Nara

"ini adalah alam bawah sadar kita" jawab Eldine

"kita?"

"ya, kita ada dalam raga yang sama. Semua yang kau alami  juga aku
alami" jelas Eldine dengan senyum menawannya

Nara mengangguk paham. Seperti kepribadian ganda, hanya saja Eldine dan Nara adalah dua jiwa yang berbeda

Nara terdiam, dia berpikir apa Eldine mengetahui akhir untuk dirinya

"Nara.." panggil Eldine

"ibuku pernah berkata padaku dan Rael, semua yang kita dapat adalah hasil dari apa yang kita perbuat" tutur Eldine

"apa maksud mu?" tanya Nara

Eldine hanya tersenyum "kita tidak punya banyak waktu, lakukan apa yang menurutmu benar Nara"

"Tap-"

"NONA ELDINEE!!"  triak Eros

Nara mengerjap. Ia mendapati Eros yang memegang kedua bahunya dengan pandangan khawatir

"apa?" tanya Nara bingung

"apa anda tidak apa-apa? saya berkali-kali memanggil anda tapi anda tidak merespon nya" jelas Eros

Nara mengamati kristal ungu di tangannya bergelut dengan pikirannya sendiri

"apa ada sesuatu nona?" tanya Eros

"tidak ada apa-apa" jawab Nara lalu mengantongi kristal itu di sakunya

"ayo pergi" ajak Nara yang diangguki Eros

saat mereka ingin beranjak pergi menuju lorong, permukaan tanah terasa bergetar di susul langit lorong yang ambruk

mereka terjebak di dalam gua, tidak ada jalan keluar dari sana

"sial" ucap Nara

"saya akan mencoba mencari jalan keluar nona" ucap Eros lalu menyusuri sekeliling mulut gua yang pintunya tertutup batu besar

selain lorong itu, tidak ada lagi jalan keluar dari gua kecuali mereka bisa menggeser batu setinggi tiga meter itu

Nara berjalan mendekati Eros yang masih berusaha menggeser batu walau tidak ada pergerakan

"cukup" titah Nara lalu terduduk dengan punggung menyandar pada batu besar itu di ikuti Eros di sebelahnya

"tidak ada jalan keluar dari sini" ucap Nara pelan

Eros mendesah tidak tau harus menanggapi seperti apa

"aku yakin kita bisa keluar dari sini" ucap Eros pada akhirnya

Nara hanya tersenyum samar "apa kau selalu berfikir positif?" tanya Nara

"atau hanya bentuk penguatan diri?" lanjutnya

Eros tampak berfikir, lalu menunduk "aku tidak tau, aku hanya berpikir bahwa kita yakin dan percaya, apaun bisa terjadi" ucapnya

"kalimat itu hanya membuat orang terlihat bodoh. Jika memang benar seperti itu, tidak akan ada orang yang menderita di dunia ini" tutur Nara

"semua memerlukan usaha, tetapi sayangnya tidak ada yang bisa kita usahakan di sini" lanjutnya

"pasti ada jalan keluar untuk semua masalah" ucap Eros yakin

"eros.." panggil Nara yang membuat Eros menatapnya

"apa kau percaya dengan perpindahan jiwa? dan dengan takdir yang sudah di gariskan? apa kau percaya dengan hal seperti itu?" tanya Nara

Eros tampak menimang jawaban yang akan dia berikan "aku percaya. Tetapi untuk sesuatu yang sudah di gariskan, aku tidak menyetujuinya" tutur Eros

"semua hal di masa depan tergantung dengan apa yang kita perbuat sebelumnya, aku percaya dengan adanya hukum timbal balik" jelasnya

"begitukah" ucap Nara mendapat anggukan dari eros

hanya ada keheningan diantara Nara dan Eros, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing

Nara mengamati sekitar mulut gua, melihat dinding-dinding gua yang tampak di penuhi tumbuhan liar yang menjalar

tunggu, bagai mana Nara bisa melupakan lubang di langit gua. Itu yang membuat cahaya matahari dapat masuk ke dalam gua dan menerangi mulut gua

Nara bangkit dari duduknya lalu dengan tergesa menuju tepat di bawah lubang yang cukup untuk satu orang keluar dari sana

"bagai mana caranya kita naik kesana?" tanya Eros yang mengerti rencana Nara

Nara mengambil anak panah dan busur yang sedari awal bertengger manis di punggung nya

"berdoa saja agar bocah ingusan itu melihatnya"

Nara menembakan beberapa panahnya keluar dari lubang kecil itu

Nara mendesah pelan "sepertinya memang mustahil" ucapnya lalu kembali mengalungkan busurnya di punggung

"jika mustahil lalu apa itu?"

Nara melihat ke arah yang di maksud oleh Eros

sebuah tali dari kulit pohon menjuntai dari lubang di langit gua

"apa cukup panjang?!" triak Lio dari atas, menampilkan wajah sumringah nya

Nara tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya, iya tersenyum ke arah Lio

"iyaa"

°°°°°°

semuanya sudah berkumpul di meja makan untuk makan siang, acara penutupan akan diadakan nanti malam dengan pesta yang akan di gelar di aula

"sudah jam makan siang apa Eldine dan Eros belum kembali?" tanya Roger pada Diana

Diana hanya menggeleng menutupi rasa gugupnya

"si Eros itu mencuri pedang kesayangan ku" ucap Daniel kesal

"sebenarnya kemana mereka?" tanya Justin

"entahlah" jawab Daniel

"mungkinkah mereka sedang berkencan?" duga Evangeline yang mendapat anggukan setuju dari Victoria

"kulihat mereka cukup dekat" ucap Victoria dengan tujuan mengejek

"begitukah? kulihat Eldine memang dekat dengan semuanya" Edo mulai tertarik dengan pembicaraan itu

"tidak juga" ucap Carlos

"kurasa itu urusan pribadinya" ucap Dave  menyudahi topik pembicaraan

Rael dan Justin yang cukup peka dengan sikap Dave hanya berdehem dan mengangguk

"pastikan mereka kembali sebelum acara nanti malam" ucap Roger

setelah itu meja makan hanya di isi oleh dentingan sendok, mereka semua fokus pada makan siang masing-masing







tbc

ANTAGONIS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang