38

9.5K 1K 11
                                    

Nara terbangun, seraya memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Matahari menerpa masuk melalui tirai jendela yang sedikit terbuka, Nara tau ini adalah suasana pagi hari yang artinya dia cukup lama tidak sadarkan diri. Dengan sekuat tenaganya Nara bangkit dari tempat tidurnya, ia tau betul bahwa sekarang ini ia tengah berada di dalam kamar Rael

Bertumpu pada kedua kakinya yang terasa lemas ia berjalan menuju kamarnya, tempat dimana duke Raymond berada

Dari jarak beberapa meter Nara mendengar suara dokter Charles, dan juga ibunya yang tengah terisak. Mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka Nara dapat melihat ibunya, duchess Elleanor tengah menangis lirih di dalam pelukan Rael

"Racun dari tanaman odelia akan sangat fatal jika sampai masuk kedalam sistem pencernaan, namun tetap saja berbahaya karena racunnya dapat menyebar melalui aliran darah" jelas dokter Charles

"Tolong sembuhkan suami ku, aku tau kau pasti bisa melakukannya bukan? tolong buatkan aku penawarnya" duchess Elleanor masih terus terisak, memohon kepada dokter Charles

"Tenanglah ibu" Rael mencoba menenangkan. Bisa terlihat di matanya bahwa ia sedang menahan kesedihannya

"Racun odelia berasal dari bunganya yang berwarna biru, dan penawarnya terletak pada daunnya. Kita memiliki waktu dua hari sebelum racunnya menyebar ke seluruh tubuh, untunglah duke memiliki fisik yang kuat"

Nara kembali menitikan air matanya mendengar penuturan dokter Charles. Dua hari adalah waktu yang tidak mungkin untuk mencari daun odelia yang tumbuh di wilayah utara.

"Tenanglah Elleanor, aku akan mencoba menghentikan penyebaran racunnya, Reymond tidak selemah itu" ucap dokter Charles

Hanya satu nama yang terlintas di pikiran Nara sekarang, Ia berdiri seraya menghapus air mata yang yang ada di pipinya. Tanpa permisi Nara merangsek masuk ke dalam kamarnya

"Edie kau sudah sadar, kemarilah biarkan dokter charles juga memeriksamu" ucap Rael

Dengan cepat Nara meraih jubah hitam favorit nya yang selalu tergantung di dekat pintu dan belari menuruni tangga mengabaikan teriakan Rael yang memanggil namanya serta para pelayannya yang tengah kebingungan

"Edie, apa yang ter–"

"Sampai jumpa" Nara terus berlari mengabaikan Carlos yang kebingungan menatapnya, tujuannya sekarang adalah Reamus—kudanya

Tanpa memerdulikan Mike yang berlari menghampirinya, Nara memacu kudanya membelah jalan Vanterheaven menuju istana. Mengabaikan sumpah serapah orang-orang yang hampir ia tabrak Nara terus memacu Reamus secepat yang ia bisa

"Aku ingin bertemu dengan Putra Mahkota" ucap Nara saat ia sampai di pintu masuk kerajaan. Ia di sambut baik oleh pelayan istana. Mereka semua sudah cukup mengenalnya, oleh karena itu tidak sulit baginya untuk memasuki kawasan istana yang memiliki penjagaan ketat

Nara berjalan kearah ruang temu yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk utama bersama dengan kepala pelayan yang memakai seragam khas, tidak sulit untuk mengetahui jabatannya lebih tinggi dibandingkan yang lain.

"Edie, apa terjadi sesuatu?" Daniel berjalan masuk dengan tergesa

"Dimana Dave?"

"Dia sedang memiliki urusan penting, sejak kemarin lusa"

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Daniel mulai khawatir melihat raut wajah temannya yang mulai berubah

"Oh tuhan apa yang harus aku lakukan" Nara berkata lirih

Daniel memegang kedua pundak Nara, menatap lurus ke arahnya "Aku tidak tau apa yang terjadi, tapi ku mohon beri tahu aku jika kau membutuhkan sesuatu" ucapnya tulus

"Beritanya akan menyebar, sebentar lagi kau akan mengetahuinya" Nara melangkahkan kakinya menuju pintu keluar

"Ed, aku tidak tau apa ini akan berguna. Tetapi Dave ingin memberikan ini padamu, hanya saja ia memiliki tugas yang sangat penting sehingga belum bisa memberikannya sebelum pergi" Daniel menyerahkan kantung beludru berwarna biru, didalamnya terdapat pin dengan lambang keluarga. Pin yang mirip seperti yang dikenakan oleh para pelayannya di rumah, hanya saja dengan lambang keluarga yang berbeda.

"Apa itu?" tanya Daniel yang ikut melihat pin di tangan kiri Nara

"Pangeran sepertimu tidak akan tahu benda apa ini" cibir Nara

"Aku memang tidak tau apa itu, tetapi aku bisa pastikan bahwa itu adalah lambang keluarga Philip" Daniel cukup yakin dengan apa yang ia ucapkan, mengikuti berbagai acara resmi membuat ia harus menghafal lambang keluarga yang cukup berpengaruh di kerajaan

"Keluarga Philip?" tanya Nara memastikan

"Iya, di Vanterheaven hampir tidak ada yang memiliki simbol keluarga yang sama, dan aku yakin ular putih adalah lambang keluarga marquees Philip"

Mata Nara membulat, sekarang ia mengerti karena semuanya cukup masuk akal. Ia tahu kenapa Dave ingin memberikan pin itu padanya. Di malam itu Nara mengirimkan surat pada Dave untuk mencari tahu tentang tumbuhan odelia yang tumbuh di utara melalui Vivi.

Memang tidak mungkin bagi Nara untuk mencari tahunya seorang diri, tetapi tidak dengan Dave, dia adalah seorang Putra Mahkota kerajaan Vanterheaven.

Dengan tergesa ia berlari keluar istana lalu menaiki Reamus. Nara kembali memacu Reamus dengan kecepatan penuh, dirinya di liputi emosi

"Sial"

Saat Reamus berpacu di kawasan perumahan penduduk Nara hampir saja menabrak anak kecil yang menyebabkan dirinya oleng dan terjatuh dari kuda putihnya. Badannya terasa sakit, ia memejamkan matanya berusaha menormalkan nafasnya yang sedikit sesak. Namun ia tetap masih bisa mendengar ketika suara laki-laki yang ia kenali memanggil namanya berulang kali

Eros











tbc

Team Eldine Eros mana suaranya?

ANTAGONIS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang