Dave mengepalkan tangannya saat mengetahui bahwa penjaga yang ia kerahkan kehilangan jejak para penculik.
"bagaimana bisa?" Mata Dave berkilat marah
"maaf yang mulia, tetapi kami menemukan beberapa penjaga yang pingsan di tempat"
"cari putri duke dan pelayannya sekarang! kerahkan semua orang yang tersisa. Beritahu tentang ini pada Rael dan bersiaplah agar dia tidak memenggal kepalamu" titah Dave
"salahku karena percaya kepada orang bodoh seperti kalian" Dave menaiki Herix dan memacunya menuju lokasi dimana terakhir kali gadis itu terlihat
Ia memacu kudanya membelah jalan yang dipenuhi orang-orang yang merayakan festival lampion, membuat semua orang seketika menyingkir dan membuka jalan untuknya
Berhenti di kursi panjang yang sebelumnya di duduki oleh Nara. Ia mengamati sekitar berharap menemukan sesuatu, namun nihil. Tidak ada tanda-tanda apapun. Ia hanya bisa berharap pada seluruh pengawal istana yang ia kerahkan.
Dave menatap gelang merah di tangannya "kalau ini benar-benar berhasil, tolong bawa aku padanya" gumam Dave seraya menggenggam pergelangan tangannya
🕸🕸🕸
Lorong bawah tanah terdengar sunyi walau banyak orang yang terkurung di dalamnya. Semuanya terlalu sibuk berdoa dan berharap agar bisa keluar dengan selamat dari sana.
Nara merapalkan beberapa doa serta umpatan yang ditujukan pada tiga penculik yang memasukannya kedalam kurungan paling ujung, berdua dengan anak laki-laki ringkih yang berdiam diri di sudut ruangan. Walaupun malas berinteraksi tetapi dia bersyukur ada orang yang bisa mendengar semua umpatan yang dia keluarkan.
Sekarang dia harus bisa keluar dari kurungan yang terkunci ini lalu menemukan Marie. Tetapi Nara tidak melihat tanda-tanda adanya orang yang berjaga disini.
"hey, apa tidak ada yang berjaga?" Tanya Nara pada anak laki-laki ringkih itu
anak lelaki itu menoleh dan menatap Nara sedikit takut "m-me-mereka a-akan datang sebentar lagi s-saat memberi makan"
"sudah berapa lama kau disini?"
"tiga hari" jawabnya pelan hampir seperti bisikan. Namun Nara dapat mendengarnya dengan jelas karena jarak mereka yang tidak terlalu jauh
"apa kau mau keluar dari sini?" Nara menyandarkan punggungnya pada dinding ruangan dan menatap lurus ke arah anak laki-laki itu
"apa bisa?"
"itu sebabnya otak lebih penting dari pada uang. Wajar kau miskin, ternyata kau bodoh" ucap Nara enteng membuat anak laki-laki itu menunduk dalam
"tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk belajar di akademi, bahkan untuk makan saja sulit!"
"semua orang bisa belajar, yang kurang hanyalan kemauan. Apa menurutmu belajar hanya soal mendapatkan materi di akademi lalu pulang ke rumah? sempit sekali pikiran mu" Nara menatap sinis
Nara tau betul apa yang dia katakan, karena di kehidupan sebelumnya pun Nara harus bekerja untuk dapat meneruskan sekolahnya tanpa bantuan orang tuanya.
Samar-samar Nara mendengar suara langkah kaki, sepertinya itu adalah orang yang akan memberikan mereka makan. Dan benar, seorang pria tengah berjalan lurus sambil melemparkan sepotong roti kedalam kurungan dari ujung hingga tiba di depan kurungan yang ditempati oleh Nara
"apa ini? terlihat seperti makanan babi" Nara mencoba menarik perhatian pria dengan tato naga di lengannya
"apa kau sudah mencuci tanganmu? ini menjadi terlihat lebih menjijikan karena kau memegangnya"
Anak laki-laki ringkih yang sejak tadi memperhatikan dari sudut ruangan membuka matanya kaget
"hei nona, sepertinya kau tidak menyayangi dirimu sendiri" pria bertato itu terkekeh. Namun semua orang dapat tau bahwa dia sedang mengancam Nara
"kapan terakhir kali kau mandi?" Nara mengibas ngibaskan tangannya di depan hidung
"jaga ucapanmu selagi aku bersikap baik"
Nara tertawa "kau terlihat sangat tertekan"
soal membuat orang lain emosi dan sakit hati kemampuan Nara memang tidak bisa di ragukan. Terbukti dengan tangan pria itu yang sudah mulai terkepal, menunjukan urat urat yang menonjol di sana
"jangan menunjukan sikap seakan akan kau bisa membunuhku kapan saja, konyol"
"cukup!! apa kau tau sedang berhadapan dengan siapa?"
"aku tidak peduli" Nara melipat tangannya di dada menatap lurus pria bertato naga yang tengah mencengkram pintu kurungan nya
"jangan berpikir karena kau adalah seorang pelayan di kediaman duke Mergas aku akan membiarkanmu. Dimanapun kau berada, kau tetaplah hanya seorang pelayan"
"haahhh...ternyata dia tidak punya otak" Nara menghela napas dan berbicara kepada bocah ringkih di sudut ruangan. Bocah itu hanya menunduk takut tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada Nara selanjutnya
"hei bocah, apa kau tidak memberitahu apa konsekuensi yang kalian dapat saat berani melawan kami?"
"m-maafkan dia, d-dia baru sa-saja datang tadi. Aku a-akan memberi tahunya" anak laki laki ringkih yang sejak tadi berdiam di sudut ruangan menundukan kepalanya ke tanah membuat Nara merotasikan bola matanya
"kenapa kau menunduk pada boneka sawah sepertinya? itu memalukan"
"CUKUP!! kau membuat kesabaranku habis" pria bertato itu mengeluarkan kunci dari sakunya dan membuka gembok yang tersemat di sana
Nara tersenyum puas, rencananya berhasil
Pria itu berjalan mendekat ke arah Nara dan menarik rambutnya tinggi "akan kuberi kau pelajaran" ucapnya membuat Nara terkekeh
"aku sudah cukup pintar"
Dengan gesit Nara mencolok kedua mata pria itu dan memutar posisinya membuat pria itu terhuyung ke depan. Tidak memberikan jeda, Nara langsung memberikan beberapa pukulan pada wajah dan juga tubuhnya. Kejadian seperti ini sudah ia perkirakan, oleh karena itu ia tidak mengenakan petticoat
agar memudahkannya bergerak dengan lincah"selamat tidur" ucap Nara lalu menghentakan sikunya pada leher pria bertato dan seketika membuatnya tidak sadarkan diri
Nana menepuk kedua tangannya untuk membersihkan kotoran yang menempel disana lalu melangkah keluar dari kurungan sempit dan berbau apek membiarkan bocah laki-laki yang sejak tadi terperanga di tempatnya
"kau mau ikut tidak?" tawar Nara dari luar kurungan yang langsung mendapat anggukan cepat darinya
Nara berjalan menyusuri sel diikuti bocah laki-laki di belakangnya "te-terimakasih"
"aku tidak butuh terimakasih mu" ucap Nara sambil terus fokus memperhatikan isi kurungan satu persatu mencari keberadaan Marie "bantu aku mencari gadis dengan pakaian sepertiku" titahnya
anak laki laki itu mengangguk dan segera berjalan menuju kurungan lain untuk memeriksanya
"t-tolong selamatkan aku" Nara menoleh kedalam kurungan yang berisi seorang gadis yang tampak seumuran dengannya. Hanya saja dia tampak lebih lusuh darinya
"kumohon" Nara membenci dirinya yang selalu lemah ketika melihat orang lain memohon padanya
"akan kupastikan kalian semua keluar dari tempat bau ini, bersabarlah"
"KAK DISINI!!" panggil anak laki-laki yang bersama Nara. Nara segera bergegas menghampirinya yang tengah berdiri di depan kurungan yang tidak jauh darinya
"Marie!!"
tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/274152230-288-k484975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS?
Fantasy▪︎fiction series-2 "SIALAN GUE GAMAU MATI DUA KALI" Penulis brengsek. Kalau gue balik kedunia normal, gue bunuh lo. Itupun kalau gue engga keburu mati digantung ARRGHHHH gue pengen hidup # 1 - duchess 30/06/21 # 1 - bangsawan 06-31/07/21 # 4 - Vill...