Sudah berjam jam Nara Eros dan Lio menyusuri hutan, hanya berbekalkan peta yang digambar ulang di selembar kertas.
sesekali mereka dihadapkan dengan binatang liar seperti beruang dan juga ular. Semoga saja tidak ada serigala lapar yang menghampiri mereka
"dilihat dari posisinya kita beruntung letaknya tidak terlalu jauh" ucap Eros
"berdoa saja kita bisa pulang sebelum gelap, jika tidak mungkin kita akan dinyatakan hilang ditelan hewan buas" Nara santai membuat Lio bergidik ngeri
Mereka menyusuri hutan lebat dengan hanya berbekalkan cahaya matahari siang yang masuk melewati celah-celah pohon
"kita sampai" ucap Eros
mereka berdiri di hadapan mulut gua yang tertutup batu besar, gua ini terletak di tengah hutan persis di bawah tebing. Lokasinya cukup terkena cahaya matahari membuat tanahnya agak kering dan di tumbuhi rumput liar, berbeda dengan bagian dalam hutan yang lembab.
"apa kita bisa menggeser batu ini" tanya Lio menatap batu besar di depannya
"tunggu" ucap Nara tiba-tiba saat melihat Lio ingin berjalan mendekati batu besar itu, membuat Eros dan Lio menatapnya
"ada apa?" tanya Lio
"aku merasa aneh" Nara menatap batu besar di depannya
"ada apa nona?" tanya Eros
"bukankah ini terlalu mudah?" ucap Nara
"jika kristal itu adalah benda berharga bukankah ini terlalu mudah untuk di tempuh?" tuturnya
"kita harus masuk untuk membuktikannya" ucap Lio
"lalu apa rencanamu untuk menggeser batu ini?" tanya Nara membuat Lio diam
"aku rasa ini bukan satu satunya jalan masuk, jika batu sebesar ini ada di mulut gua mustahil bagi penjaga kristal Evris memasukinya" ucap Eros yang diangguki Nara
"ku pikir begitu, bahkan batu ini mustahil di geser oleh tiga orang" Nara mendekati sisi gua mengamati dinding batu yang terdapat retakan memanjang. Tangannya menyentuk permukaan retakan yang kecil namun cukup dalam
Nara mengamati retakan itu, matanya menyusuri kemana arah retakan itu berujung. Ia berjongkok dan menyibak dedaunan yang menutupi permukaan tanah tempatnya berpijak
"apa anda menemukan sesuatu nona?" tanya Eros
"kurasa retakan ini tidak alami"
retakan itu memanjang sampai beberapa meter menjauh dari mulut gua menuju pohon yang berdiri tegak di bawah sinar matahari. Berbeda dari pohon hidup yang ada di sekitarnya, pohon itu kering dan mati, tidak ada daun yang menghiasi rantingnya
Nara berjalan mendekati pohon itu, disusul Lio dan Eros
"Lio" panggil Nara "singkirkan semua daun kering ini!" titahnya
"e-eh..baik" ucapnya
"jika dugaanku benar-"
"ada pintu masuk disini!!" ucap Lio menjelaskan kalimat yang akan Nara katakan
Dibawah pohon terdapat pintu bundar berwarna hitam menutupi lubang yang cukup untuk seseorang masuk ataupun keluar
"Eros" panggil Nara
Eros yang mengerti dengan sigap mendekati pintu dan membukanya
"saya akan masuk lebih dulu" ucap Eros lalu melompat masuk kedalam
"bagaimana kak?!" triak Lio
"tidak terlalu dalam, hanya saja lembab, dan gelap. Kalian bisa turun, akan kubantu dari sini" ucap Eros dari bawah
Eros mengamati sekelilingnya, hanya terdapat lorong buatan dengan dinding batu serta penyangga-penyangga dari kayu agar langit lorong tidak ambruk
sangat berbahaya berada di bawah. Jika terdapat getaran kuat sewaktu-waktu lorong ini akan rubuh dengan sendirinya
Nara memegang kedua bahu Lio "Lio apa kau bisa tunggu disini? selagi kami pergi kau buatlah tali dari kulit pohon itu, kau mengerti?"
"tapi aku ingin membantu" ucapnya
"kau hanya akan menjadi beban, lakukan saja perintahku" Lio hanya mengangguk lesu
"tangkap aku!" Nara melompat masuk ke dalam menyusul Eros
Eros dengan sigap menangkap tubuh mungil Nara, menahan sisi pinggang ramping Nara.
Entah mengapa pipinya memanas dan jantungnya berdegup kencang ketika menghirup aroma tubuh nona muda di gendongannya
"turunkan aku" pinta Nara datar membuat Eros kembali pada kesadarannya dan menurunkan Nara
bersyukur keadaan remang sehingga dapat menutupi rona merah pada kedua pipi Eros
Mereka berdua berjalan menyusuri lorong sampai tiba di mulut gua. Terdapat meja batu dengan peti kayu di atasnya
Nara berjalan maju mendekati peti itu. Tangannya terulur untuk membukanya. Terdapat kristal ungu seukuran kurang dari kepalan tangan bersinar terang diterpa cahaya matahari yang masuk melalui lubang di langit gua
Saat Nara ingin menyentuhnya, tangan Eros lebih dulu menahannya
"hati hati nona" peringat Eros
Nara melepaskan tangan Eros dari pergelangan tangannya "tenang, aku yakin ini tidak berbahaya"
Entah mengapa Nara mengatakan itu, ia hanya yakin kristal ini tidak berbahaya
saat Nara menyentuh kristal itu cahaya ungu menjalar dan menutupi tubuhnya, Nara menutup matanya merasakan kehangatan dan kenyamanan yang di salurkan oleh kristal Evris
saat Nara membuka mata, semua keadaan berubah menjadi putih
"ini adalah alam bawah sadarmu"
Nara menoleh ke arah sumber suara, berdiri sosok wanita tersenyum ramah kearahnya
"Eldine.."
tbc
sukurin lu pada gua gantung sksksksk
![](https://img.wattpad.com/cover/274152230-288-k484975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS?
Фэнтези▪︎fiction series-2 "SIALAN GUE GAMAU MATI DUA KALI" Penulis brengsek. Kalau gue balik kedunia normal, gue bunuh lo. Itupun kalau gue engga keburu mati digantung ARRGHHHH gue pengen hidup # 1 - duchess 30/06/21 # 1 - bangsawan 06-31/07/21 # 4 - Vill...