44

9.4K 928 20
                                    

maaf ya baru bisa up sekarang, harusnya  hari minggu, tapi aku lupa hehehe

"Sus, pasien yang kecelakaan bareng saya ada di rumah sakit ini juga ya?" Tanya Nara

"Oh iya benar"

"Keadaannya gimana sekarang?"

"Maaf soal keadaannya saya kurang tau, tapi sampai sekarang pasien belum sadar" Tutur Suster yang sedang mengecek keadaan Nara serta mengganti perban yang melilit kepalanya

Nara bingung, sebenarnya ada apa dengannya? mengapa dia merasa penasaran dengan sosok yang menabraknya? ditambah lagi setelah mengetahui fakta bahwa orang itu adalah sahabat Rion, calon saudara tirinya

Kini kaki Nara tengah melangkah menyusuri lorong rumah sakit, ia ingin melihat siapa orang yang sudah menabraknya. Berbekal informasi yang ia dapat dari suster, kini ia melangkah menuju ruang VIP dengan papan nama di pintunya bertuliskan Devan K.

Nara tampak asing membaca nama itu. Tidak mau berlama lama lagi dengan rasa penasarannya Nara memutuskan untuk memasuki ruangan itu

Sepi. Tidak ada siapapun di sana. Hanya ada seorang laki-laki dengan berbagai alat terpasang di tubuhnya. Nara tidak bisa melihat wajahnya, karena itu Nara berjalan pelan mendekati brankar untuk melihat siapa orang yang bernama Devan ini.

"Permisi, waktu jenguk sudah habis. Silahkan keluar, karena pasien harus mendapatkan penanganan"

Nara terlonjak mendengar suara suster uang kini tengah berdiri di ambang pintu memegang data data yang tidak Nara mengerti, mungkin itu semacam cecklist.

"Baik" Nara berjalan keluar. Sesekali ia menoleh ke arah brankar rumah sakit. Terbesit perasaan aneh saat menatap ke arah sana, Nara tidak merasa ia sedang datang untuk menemui orang asing. Entah lah Nara pun tidak terlalu mengerti.

Tanpa Nara sadari saat pintu ruangan inap tersebut tertutup, seseorang baru saja mendapatkan kesadarannya kembali.

●○●

Rion dan Carel berlarian di lorong rumah sakit, mengundang perhatian banyak pasang mata. Tujuan mereka adalah ruang inap milik sang sahabat.

Bersamaan saat mereka sampai di ambang pintu, Dokter baru saja keluar dengan perawat di belakangnya.

"Gimana keadaannya?" Tanya Carel yang sudah bisa menormalkan deru napasnya

"Pasien sudah sadar, mungkin saat ini kita hanya harus menunggu proses pemulihannya saja"

"Semuanya baik kan?"

"Iya, semuanya baik baik saja. Hanya kelumpuhan alat gerak sementara karena terlalu lama tidak di gunakan, itu wajar untuk orang yang baru saja mengalami koma. Saya permisi dulu"

"Baik terinakasih"

Tanpa menunggu lagi, kedua sahabat itu langsung memasuki ruangan. Disana terbaring laki-laki yang sudah membuka matanya, dia menatap kearah Rion dan Carel dengan mata sayu dan bibir pucatnya yang melengkung keatas

"Maaf ga terima sumbangan"

"Brengsek" Umpat Rion "Harusnya waktu koma kita tarik aja selang oksigennya"

Carel berjalan mendekati Devan yang masih terbaring, membantunya untuk merubah posisinya menjadi duduk dan bersandar

"Gimana keadaan lo berdua?" tanya Devan

ANTAGONIS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang