Kedekatan;

52 8 0
                                    

"Lo kok kuat banget si?"

🍁🍁🍁

"Nih minum dulu."

Jun memberikan satu botol air mineral ke arah Zalfa. Zalfa yang sebelumnya tengah melamun itu tersadar, lalu menerima pemberian Jun dengan ragu-ragu.

"Yaelah, lo itu ya."

Jun duduk di samping Zalfa, lalu meminum juga air mineral yang dia beli tadi. Jun itu lelah, tadi habis menyerang Bibinya Zalfa.

Sedangkan Zalfa hanya menatap air mineral itu dengan tatapan sendu. Ia masih merasa ini semua aneh. Apa yang aneh? Tentang kedatangan Jun yang tiba-tiba itu. Bukan apa-apa, masalahnya Jun secara tidak sengaja jadi ikut campur dengan kehidupan Zalfa.

"Malah diliatin doang lagi, diminum heh. Nanti air mineral nya insecure diliatin mulu sama lo."

"Eh.. I.. iya."

Zalfa pun hanya menuruti perkataan Jun barusan. Cepat-cepat membuka tutupnya dan menenggak setengah air dari botol mineral itu. Tidak bisa dipungkiri, ternyata Zalfa pun memang begitu haus.

Mata Jun menatap arloji yang melingkar di tangannya. Disana menunjukan pukul enam lebih lima belas menit. Itu tandanya hari mulai malam dan Danny pasti sudah pulang.

"Sekarang lo tarik nafas, tahan terus buang perlahan-lahan."

Jun menatap Zalfa yang sekarang masih kebingungan dan bertanya-tanya. Jun bahkan meneliti wajah, lengan dan kaki Zalfa, takutnya ada luka-luka sehabis terjatuh di dorong oleh Bibinya.

Tadi, saat pertengkaran itu, Jun mengancam akan menjebloskan Bibi Zalfa ke penjara, mencoba melaporkan apa yang sudah Bibi Zalfa lakukan terhadap keponakannya sendiri.

Tak lupa, Jun juga akan membawa rekaman yang untungnya berhasil Jun rekam tadi sebagai barang bukti penganiayaan. Perkiraan Jun semua itu sudah jelas, jadi agak besar kemungkinan polisi akan memprosesnya.

Tapi Bibi Zalfa tentunya tidak setuju dengan itu, dia tidak mau masuk penjara. Berkali-kali memberontak bahkan menginjak kaki Jun.

Jun awalnya tidak mau memberikan pilihan kedua, namun karena dia mempunyai hati nurani, Jun dengan agak tidak ikhlas akhirnya memberikan pilihan kedua.

Pilihan keduanya yaitu dengan berjanji untuk tidak mengganggu-ganggu kehidupan Zalfa lagi. Selain itu, Jun mengaku kalau dia teman dekat Zalfa dan sering berkunjung pula ke kontrakan Zalfa.

Untuk lebih meyakinkan, Jun sampai berbohong kalau kontrakan Zalfa itu kontrakan yang paling aman dan khusus di pasangi CCTV. Bibi Zalfa pun terlihat mati kutu, dia takut dengan hukum dan dia takut dengan Jun. Maka ia lebih menyetujui pilihan kedua yang Jun berikan.

"Udah tenang?"

Zalfa mengangguk setelah itu. Suasana hatinya sekarang agak membaik, setelah melakukan apa yang di suruh oleh Jun tadi.

"Gak ada yang luka kan habis jatuh tadi?"

Tanya Jun, benar-benar takut Zalfa kenapa-napa.

"Engga Jun, aku baik-baik aja."

Jawab Zalfa sambil tersenyum ke arah Jun. Jun yang melihat Zalfa tersenyum jadi ikut senyum sambil agak deg-degan.

BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang