"Mas kalo boleh tau, mas udah punya pacar?"
🍃🍃🍃
Jun menunggu, matanya menatap rambu lalu lintas yang masih menunjukan warna merah. Ia bahkan sekali-kali mengetuk-ngetuk jari nya ke kemudi stir, mengusir rasa bosan.
Handphone nya berdering, Jun sudah menyangka dari siapa telpon itu berasal. Dengan santai ia meraih Handphone nya dan tersenyum tatkala matanya lebih jelas melihat siapa yang menelpon.
Nama Danny tertera disana, cepat-cepat jarinya menggeser ikon hijau di layar handphone dan tidak lupa untuk membesarkan suaranya.
"WOI! LO DIMANA!?"
Jun sedikit menjauhkan keberadaan Handphone nya, Danny kalau sudah teriak memang terdengar menakutkan.
"Di mobil."
"SANTAI BANGET YA LO! BURUAN KESINI! GREY UDAH SAMPE DULUAN DAN DIA NUNGGUIN LO UDAH DARI BEBERAPA JAM YANG LALU!"
"Iya-iya santai kali ah, lebai banget beberapa jam. Baru jam 11 juga."
Jun mengacak rambutnya, ia terlambat bangun tadi pagi.
"TERSERAH LO KUDA! YANG PENTING GECE KESINI. GUE GAK MAU TAI EH TAU!"
TUT.. TUT.. TUT..
Jun melongo, lalu kembali menaruh Handphone nya di saku. Jun menggeleng-gelengkan kepala, sebegitu ngomelnya Danny, "Dasar bawel."
Tapi Jun tidak peduli, keterlambatan bangun pagi tadi bukan salah Jun sepenuhnya, salahkan Zalfa juga karena tadi malam Zalfa tiba-tiba masuk ke dalam mimpinya.
Jun senyum sendiri sekarang, dia kembali mengingat apa yang di alaminya dalam mimpi. Zalfa terlihat begitu cantik, duduk di taman masa kecil mereka. Tersenyum menatap Jun dengan tatapan yang teduh.
Jun sudah merencanakan, hari ini dia tidak akan mengabari Zalfa dan akan membuat kejutan besok. Jun akan langsung menemui Zalfa, saat Zalfa pulang dari restoran.
"TID DIID TID TID!"
Jun tersadar, banyak suara klakson mobil lainnya yang sepertinya ter arah ke mobil Jun.
"WOI CEPET WOI! UDAH IJO TUH!"
Jun menyalakan mesin mobil nya, dengan wajah yang julid, "Santai kali, heran. Hari ini orang pada suka bener ngegas."
***
"Eh lo ngapain disini?"
Jun terkejut, melihat Grey yang ternyata stay di depan halaman perusahaan. Seperti menunggu kedatangan seseorang.
Grey yang melihat Jun tersenyum, "Saya kan nunggu Mas."
Jun tertawa receh, "Ngapain? Gue bukan anak kecil kali."
Grey hanya menanggapi perkataan Jun dengan tertawa juga. Jun meneliti Grey dari atas sampai bawah, penampilannya terlihat lebih baik sekarang. Tidak ada baju yang ketat seperti kemarin, sekarang Jun tidak perlu enek lagi.
"Gue suka penampilan lo, cantik."
Sekali-kali, Jun memperlihatkan rasa menghargai nya pada Sekretaris baru nya itu. Sebagai balasan karena Grey sudah menuruti apa yang Jun perintahkan.
Grey yang di puji tersenyum malu, entah kenapa baru kali ini Grey merasakan sesuatu yang berbeda dari Jun. Sebelumnya dia juga sering mendapatkan pujian seperti itu, namun pujian dari Jun mampu membuat hatinya serasa terbang.
"Yaudah gas masuk, atau mau diem aja disini?"
Jun mulai melangkahkan kaki, begitu juga dengan Grey. Hari ini, Grey memakai High Heels yang lebih tinggi dari biasanya. Disebabkan Grey ingin High Heels nya cocok dengan pakaian yang di pakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beda
FanfictionPertemuan itu, entah memang disengaja atau justru sudah menjadi takdirnya? Zalfa tidak tau apa rencana Sang Pencipta dibalik itu semua. Tuhan memang lebih tau apa yang terbaik untuk Ciptaan-Nya, namun kalau-kalau semua sudah terjadi dan melewati bat...