Permintaan Maaf;

33 6 0
                                    

"Tapi kita salah Jun.."

🍁🍁🍁

"Kamu tuh ya, suka kebiasaan. Jangan bercanda kalau lagi di dalem tuh."

Mama menyentil telinga Jun pelan. Sementara Danny tidak segan-segan untuk mendorong kepala Jun.

Benar, kata Mama. Jun dari dulu memang kebiasaan, kebiasaan receh dan bercanda. Masih seperti anak kecil. Harusnya Jun ikut ibadah rutinan yang khusus untuk anak-anak nanti sore, agar sama tingkahnya.

David dan Yoshi yang melihat Danny mendorong kepala Jun merasa tidak ingin menya-nyiakan kesempatan untuk mrlakukan hal yang sama, namun nyatanya pandangan Jun sudah lebih dulu membuat mereka mengurungkan niatnya.

Jun, Mama, Danny, David dan Yoshi kini berjalan pelan keluar dari dalam Gereja. Ini hari Minggu, sudah menjadi rutinan bagi Jun dan keluarga untuk beribadah ke Gereja dekat-dekat rumah mereka. Menghabiskan waktu dua jam itu begitu sebentar ketika beribadah dilakukan dengan khusyu, khidmat dan tenang.

Jun agak aneh sebenarnya dengan David dan Yoshi karena tiba-tiba ingin beribadah di Gereja dekat rumah Jun, sedangkan biasanya mereka beribadah di Gereja dekat rumah mereka masing-masing.

Namun Jun menyangkalnya, sangat tidak mungkin juga kalau Jun melarang David dan Yoshi untuk beribadah. Jadi Jun membiarkannya.

Langkah pelan itu mengantar Jun, David, Yoshi, Mama dan Danny sampai menuju parkiran. Jun dan keluarga tidak bawa mobil sebenarnya karena memang jaraknya bisa dibilang dekat dari rumah. Hanya David yang bawa mobil dan Yoshi yang nebeng.

"Mama sama Danny langsung pulang ya?"

Mama menggandeng tangan Danny, anaknya. Danny mengangguki ucapan Mama. Terlebih Danny sudah agak lapar sebenarnya.

"Iya Ma, aku sama David dan Yoshi mau main dulu."

"Maen mulu."

Komentar Danny.

"Sirik aja lo Kak!"

"Iya.. jangan lupa sama makan. Tadi belom makan kan?"

Jun terkekeh sambil mengangguk. Sementara itu David dan Yoshi terlihat mencurigakan. Saling senggol menyenggol lengan dan saling menatap satu sama lain.

"Zalfa kemana? Kok gak ada?"

Bisik David. Saking kecilnya bisikan itu, Yoshi sampai hampir tidak mendengar.

Yoshi menggeleng, "Gak tau, tadi gue suruh buat tunggu disitu. Kok gak ada ya?"

"Bego lo."

"KOK NGATA-NGATAIN GUE SIH!"

Yoshi melotot, cepat menutup mulutnya refleks. Ia keceplosan. David yang melihat itu menggeleng-gelengkan kepala. Begitu juga dengan Jun, ia mengernyitkan dahi menatap Yoshi.

"Gila ya Shi?"

Tanya Danny.

Mama terkekeh melihat kelakuan anak-anak muda ini. Tidak bisa di kontrol sekalipun di tempat suci seperti ini. Memalukan memang.

"Emang gila si Yoshi mah, aneh."

Jun menatap Yoshi dengan tatapan tidak habis pikir. David yang mendengar itu mengangkat bibirnya julid, "Gila teriak gila."

"Jun."

Panggil Danny lirih. Tangannya dengan cepat menggoyang-goyangkan tangan milik Jun.

Pandangan Jun yang sebelumnya terfokus pada David dan Yoshi menoleh ke arah Danny. Ada yang aneh, raut wajah Danny terlihat membuat heran. Ada ke terkejut an yang Jun tangkap disana. Begitupun dengan tatapan Mama.

BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang